chapter 4:Turnamen Kelas

Kelas Alri mengadakan tes kekuatan sihir untuk menentukan siapa ketua kelas dan beberapa jabatan kelas lainnya. Tentu tes kekuatan ini akan menjadi langkah pertama Alri untuk memperkuat diri dan juga "Ability" yang dia miliki, mereka pergi ke arena sihir.

"Baiklah, kali ini kalian akan bertarung 1 lawan 1 hingga menemukan sang pemenang, siapapun yang menang akan mendapatkan jabatan ketua kelas." Ujar sang wali kelas yang bernama Tio.

"Ada 3 peraturan yang harus kalian, pertama kalian dilarang saling membunuh, kedua kalian boleh menggunakan seluruh energi sihir kalian, tapi jika kalian kehabisan energi maka kalian akan dinyatakan gugur, dan yang ketiga adalah silahkan menggunakan segala cara, tidak peduli cara kotor atau bukan, paham?" Jelas sang wali kelas

Seluruh siswa-siswi mengangguk paham dengan penjelasan dari wali kelas mereka.

"Baiklah kalau begitu, Ronde pertama, Erick melawan Burwen, silahkan maju"

"Wah, aku ada di ronde pertama, aku harap aku melawanmu, Alri." Ucap Erick sambil berjalan ke depan. Dia siap menghadapi Burwen.

"Erick Thorjin, penguasa elemen angin dan es, kurasa ini akan seru," ucap Burwen sambil memfokuskan energi sihir miliknya.

Erick tertawa kecil mendengar ucapan Burwen dan berkata, "Maaf nih, tapi aku harus menang." Ucap Erick dengan senyum percaya diri di wajahnya.

"Mulai!"

Dengan segenap kekuatan, Erick memutuskan menggunakan tangan kosong daripada sihir. Dia berlari ke arah Burwen sambil menghindari semua serangan sihirnya dengan sangat mudah. Burwen sangat kesal hingga menggunakan seluruh energi sihir miliknya hanya untuk mengalahkan Erick.

"TERIMA INI!! THUNDER STORM!!" hujan petir tiba, menyambar area sekitar tanpa pandang bulu. Mereka ini sangat berbahaya, Erick terpaksa menggunakan sihir es miliknya dan dengan cepat membekukan Burwen untuk menghentikan hujan petir tersebut.

Hujan petir berhasil dihentikan, Pertarungan dimenangkan oleh Erick.

"Baiklah, kita akan lanjut ke ronde berikutnya, Tinia melawan Mifta, silahkan maju." Ucap wali kelas.

Tinia tertawa kecil saat namanya dipanggil, ia menepuk pundak Alri dan berkata, "giliran ku, ya? Baiklah."

Ia berjalan ke arena pertarungan dan berpasangan dengan Erick, tanpa sepatah kata apapun mereka melakukan tos sambil tersenyum.

Tinia berhadapan dengan Mifta, seorang pengguna elemen api tingkat advance dan menguasai elemen bumi.

"Ronde kedua, Tinia Versus Mifta, DIMULAI!"

dengan cepat Tinia menciptakan peluru es dan mengarahkan serangannya kepada Mifta, es melaju dengan sangat cepat tapi Mifta lebih cepat. Ia menciptakan dinding pelindung untuk melindungi diri dari arah serangan peluru es.

Tinia memusatkan energi sihirnya dan menciptakan peluru es dalam jumlah besar kemudian kembali menyerang Mifta. Akan tetapi tanpa Tinia ketahui, Mifta telah menyiapkan serangan balasan yang akan terjadi saat Tinia melakukan serangan berikutnya. Tinia menciptakan peluru es dengan ukuran yang sangat besar, hal itu membuat Mifta terkejut dengan apa yang dia lihat, ukurannya sangat besar hingga hampir menutupi arena.

Mifta ketakutan, perlahan energi sihirnya melemah dan pelindung tanah yang ia ciptakan serta serangan balasan yang telah ia siapkan menghilang seketika. Mifta bertekuk lutut ketakutan dan mengakui kekalahan melawan Tinia.

"Pemenangnya adalah, Tinia!"

Tinia keluar arena pertarungan, ronde ketiga akan segera dimulai.

"Ronde ketiga, Lyra melawan Yunrei, silahkan memasuki arena"

Tiba-tiba atmosfer sekitar arena berubah 180°. Lonjakan energi sihir yang sangat besar hingga membuat beberapa siswa pingsan, Tinia yang tidak kuat menahan ledakan energi sihir tersebut akhirnya tersungkur ke tanah dan pingsan, begitu juga dengan Erick. Akan tetapi Alri dengan cepat mengaktifkan ability di tangan kanannya sehingga menyerap energi di sekitar nya agar dia tidak pingsan.

Alri pergi mendekati arena pertarungan dan melihat Yunrei dan wali kelas yang telah pingsan tak sadarkan diri. Saat ia melirik ke arah arena, dia melihat Lyra berdiri tak bergerak sedikit pun. Lyra, seorang gadis elf yang memiliki kapasitas energi sihir yang sangat besar, akan terlalu Alri tidak tau berasal dari ras elf mana gadis ini, Alri menyimpulkan untuk sementara bahwa Lyra adalah high elf.

Wali kelas akhirnya siuman dan melihat Yunrei yang sudah tidak sadarkan diri, ia melihat ke arah Lyra dan juga Alri yang berada di lorong. Tio merasa bahwa sepertinya yang bisa mengalahkan Lyra hanya Alri karena kemampuan yang dimilikinya.

Lyra menekan energi sihir agar orang-orang kembali sadar dan bisa melanjutkan pertarungan. Akan tetapi, Lyra menyadari bahwa energi sihir miliknya berkurang dan tidak sesuai jumlah awal. Lyra merasa ada yang telah menyerap energi sihir miliknya dan yang diserap cukup banyak.

Seluruh siswa-siswi akhirnya siuman, begitu pula dengan Erick dan Tinia. Lyra berjalan ke arah lorong dan melihat Alri dan juga tangan kanannya yang mengeluarkan asap putih. Seketika langkahnya terhenti dan melirik ke arah Alri, tentu hal itu membuat Alri bingung, dengan ragu ia bertanya.

"Ada apa?" Tanya nya.

Lyra melihat tangan kanan Alri yang berisi energi sihir yang bahkan lebih besar dari miliknya. Namun Lyra juga menyadari bahwa pria yang ada didepannya tidak menguasai satu elemen sihir pun bahkan tidak memiliki energi sihir yang besar, lalu dari mana datangnya jumlah energi sihir yang sangat besar di tangan kanannya? Itu membuat Lyra bertanya-tanya.

"Tidak apa-apa, maafkan aku mengganggu waktu mu, permisi." Ucapnya kemudian pergi. Wali kelas akhirnya memutuskan untuk tetap melanjutkan pertarungan.

"Ronde keempat, Alri melawan Ryuu. Silahkan memasuki arena pertarungan."

Erick melihat sekeliling dan tidak melihat keberadaan Alri.

"Alri dimana? Apa kamu melihatnya, Tinia?" Tanya Erick.

Tinia menggelengkan kepalanya.

"Tidak, aku juga tidak melihatnya, tapi sepertinya dia sudah berada di arena." Ucap Tinia.

Mereka akhirnya pergi ke kursi penonton untuk melihat pertarungan Alri melawan Ryuu. Tinia nampaknya mengenali lawan Alri itu, dan benar saja saat Ryuu tiba di arena Tinia memang mengenalinya. Ryuu, seorang bangsawan yang merupakan keturunan langsung dari sang api Jack Wisdom, jadi nama lengkap Ryuu adalah Ryuu Wisdom.

"Wisdom, adalah bangsawan yang keturunan langsung dari legenda penguasa elemen api, Jack Wisdom yang hidup 6000 tahun yang lalu

Aku tidak menyangka lawan Alri adalah orang kuat sepertinya, kudengar Ryuu telah memenangkan juara turnamen sihir nasional tingkat junior." Jelas Tinia tentang Ryuu.

Alri merasakan energi sihir yang sangat besar terpancar dari dalam diri Ryuu, Alri merasa bahwa ini akan jadi lawan yang berat, akan tetapi di saat yang bersamaan Alri merasa bahwa Ryuu tidak lebih kuat dari Erick.

"Jadi kamu lawanku? Seseorang yang tidak mampu menguasai satu elemen pun? Pak guru, anda pasti bercanda kan?" Tanya Ryuu kepada Tio dengan nada yang sombong.

"Hasil lapangan yang akan membuktikan, Ryuu. Silahkan masuk ke arena pertarungan." Jawab pak guru Tio.

"Baiklah, tapi jika bocah itu kenapa-napa, keluarga Wisdom tidak akan bertanggung jawab." Jelas Ryuu sambil berjalan ke arah arena.

Alri yang dari tadi mendengar ucapan Ryuu hanya bisa menghela nafas sambil menargetkan bagian vital Ryuu agar cepat memenangkan Pertarungan.

"Biar ku beritahu kamu satu hal, rakyat jelata. Aku Ryuu Wisdom, keturunan langsung dari legenda penyihir api Jack Wisdom. Aku telah memenangkan kejuaraan sihir nasional tingkat junior, dan kamu....tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ku." Ucap Ryuu dengan nada yang sangat sombong.

"Ya ya terserah kamu, kalau gitu biar kuberitahu kamu satu hal juga, pemenangnya adalah aku" ucap Alri.

"Ronde ke 4, dimulai!"

Alri bergerak cepat ke arah Ryuu untuk melayangkan pukulan bertanya, tentu Ryuu dapat dengan mudah menahannya serangan tersebut dengan menciptakan dinding tanah. Alri menggunakan tangan kanannya untuk mematahkan sihir dinding tanah dan kembali menyerang Ryuu, dengan reflek yang cepat Ryuu menciptakan lingkaran api di sekeliling tubuh Alri, tapi itu hanya hal yang sia-sia karena Alri dapat menghilangkan lingkaran api dengan kemampuan di tangan kanannya.

Melihat sihirnya yang terus-menerus diserap oleh Alri membuat Ryuu sangat marah dan semakin dipenuhi rasa benci terhadap Alri. Ia mengeluarkan sihir api tingkat tinggi, yaitu "Lord Of Flame".

Api tercipta di sekeliling arena, api itu sangat halus namun sangat mematikan bahkan jika orang melewati api itu, mereka tidak akan sadar sedang terbakar hingga mereka mati. Alri melihat ke arah api tersebut yang perlahan menyusut dan semakin menyusut ke arahnya.

Tiba-tiba tangan kanan Alri mulai berasap kembali, namun asap nya mulai terlihat halus hingga berubah menjadi aura. Ia merasakan energi sihir dalam jumlah besar di dalam tangan kanannya.

(Sejak dulu aku ingin mencoba ability lain yang ku punya, kalau tidak salah namanya....oh iya, "Magic Eater"!)

Alri mengarahkan tangannya ke arah api yang semakin dekat dengannya, aura putih mulai menjalar keluar dari tangannya. Aura tersebut mulai melilit api hingga menyatu dengannya, perlahan-lahan api mulai menyusut dan menghilang sepenuhnya. Tentu hal itu membuat Ryuu syok, dia tidak menyangka ada seseorang yang dapat menghilangkan sihir Lord Of Flame miliknya yang bahkan tidak bisa dihindari oleh penyihir tingkat tinggi.

"Beraninya kamu!!!! Rasakan ini!" Ryuu menciptakan cincin api biru untuk mengikat Alri hingga mati terbakar, akan tetapi aura putih Alri bergerak lebih cepat dari sihir miliknya dan lenyap ditelan aura.

Ryuu semakin syok dan bertekuk lutut tak berdaya. Alri berjalan ke arah Ryuu dengan tangan kanan yang kembali menjadi diselimuti oleh asap putih.

"Mungkin kamu keturunan langsung dari legenda penyihir api terhebat sepanjang masa, tapi kamu tidaklah layak seperti penyihir agung tersebut. Cerita tentang penyihir api adalah orang yang sangat ramah dan kalem, tidak seperti kamu yang angkuh dan besar kepala" jelas Alri sambil berjalan ke arah Alri.

Lyra melihat pertarungan Alri dan Ryuu, dia tersenyum lemah sebelum berkata, "menarik"

Alri terus berjalan ke arah Ryuu hingga kakinya bertemu dengan lutut Ryuu. Alri menoleh ke bawah dan melihat dia yang telah tak berdaya.

"Kamu punya potensi, jika kamu bisa merubah diri menjadi lebih baik, aku yakin kamu bisa seperti leluhur mu atau bahkan melebihi nya." Ucap Alri.

Ryuu menatap Alri yang berdiri di depannya

"oh tapi mohon maaf nih, aku akan mengambil kemenangan ku" ucap Alri dan kemudian tersenyum.

"Ronde keempat, dimenangkan oleh Alri!" Ucap pak Tio.

Setelah beberapa ronde berjalan, kini peserta hanya tersisa 8 siswa yang masih bertahan. Alri, Erick, Tinia, Andika, Erwin, Luminas, Thoriq, dan Lyra.

"8 siswa yang tersisa akan bertarung di babak perempat final, 4 siswa yang memenangkan Pertarungan di perempat final akan bertarung kembali hingga babak final"

Ryuu berjalan di lorong yang terang dan bertemu dengan Erwin.

"Apa akhirnya kamu sadar dengan sikap mu, kawan?" Tanya Erwin.

Ryuu tidak menjawab dan melanjutkan langkahnya keluar ke arena. Erwin hanya bisa menghela nafas melihat sikap temannya itu.

"Aku yakin kamu telah tercerahkan oleh ucapan lelaki itu....." Ucap Erwin.

BERSAMBUNG~~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!