Runyam

"Iyah,Ma ... Kak Gundo tega ninggalin kedua putrinya disini dan malah pergi jauh-jauh hanya untuk tidur di tahanan dengan pria lain. "

"Tapi bagaimana bisa? Bukannya suami kakak itu masih hidup saat itu,kan?"

"Iya,Kak! saat itu masih hidup, tapi udah meninggal di tahun kemarin."

"Ngak kusangka Gundo itu masih melakukan hal kotor seperti itu! Kupikir udah tobat itu anak." Mama tertunduk,tak habis pikir keponakannya melakukan hal kotor.

"Dari kejadian itu lah, ngak lama kan Kakak itu menjemput kedua putrinya dari rumah ini. Lalu mengantarkan mereka ke Tomohon,kerumah mertua kakak itu." Vei menarik nafas, bingung Vei menjelaskan semua dengan kata-kata. " ... Tapi sebelum itu, putrinya pernah cerita samaku, intinya kak Gundo itu posisinya adalah istri kedua."

"Berarti simpanan-lah yah, tapi kasihan anak-anaknya loh, apa ngak mikir panjang dulu yah kakak itu sebelum bertindak?" ucap kakak tertua.

"Ngak tahu lah,Kak. Tapi dari hubungan Kak Gundo dengan pamannya Abang Reno, dari situ awal kak Gundo berhasil masuk ke kediaman keluarga bang Reno. Aku sama bang Reno semalam cerita-cerita dan tukar pendapat, akhirnya kami bisa paham selama ini siapa kak Gundo yang sebenarnya."

"Berhasil gimana, bingung masih Mama,Vei? Kan ceritanya itu si Gundo perginya jumpai tahanan,kan? Sampai sekarang masih tahanan juga,kan? Nah,Gimana ceritanya cuma jenguk tahanan bisa berhasil masuk ke dalam kediaman keluarga mereka?" Heran Mama.

"Iyah,Vei. Kakak juga mikir begitu, gimana bisa?" kakak tertua semakin penasaran. sesekali ia menilik ke bayi yang didalam gendongannya.

"Sebenarnya Vei juga percaya ngak percaya ,sih. Tapi kakak itu sendiri pernah ngomong kalau di penjara sebenarnya hubungan suami-istri bisa dilakuin- hmm kurang lebih begitulah, malahan Vei juga pernah dengar kalau Pamannya Reno teleponan dan minta uang. Apa penjara sekarang memang sebebas itu,yah?" Vei memandang Mama dan kakak tertuanya bergantian.

"Berarti hamil anaknya si Paman-lah dia, terus bawa anak itu buat dipertanggung jawabkan keluarga itu,yah udah terlalu jauh kali dia melewati batas!" seru mama.

"Ngak,Mah." Vei tak tahu bagaimana mempersingkat semua ulah dari si Gundo ini,terlalu panjang masalahnya.

"Masalahnya anak yang dibilang anak dari pamannya bang Reno,sama sekali tidak dibawa kesana. Yang datang cuma kakak itu sendirian. Aku sendiri aja meragukan entah ada atau tidaknya anak itu. Tapi pastinya, dengan kedua mataku aku melihat kakak itu punya dua kartu keluarga. Satu,beranggota dia dan kedua putrinya. kedua, ada tertulis tiga nama sebagai anaknya di sana. Kartu keluarga asli loh keduanya, domisili kecamatan ini pula,Kak!"

"Udah matang-matang dia membuat rencananya berarti. Kirain yang di sinetron yang jahat-jahat. Rupanya di dunia nyata ada yang lebih jahat lagi. Pusing dah! Untunglah bisa pulang kau,Vei! Kalau ngak,mungkin udah dibuat kau macam-macam!"

"He-em!" gumam Vei.

***

Disisi lain, di kediaman keluarga Reno.

Reno berhasil menyatukan keluarga besar dan keluarga juga sudah mengundang tua-tua desa setempat ke kediaman mereka.

Perkumpulan mendapatkan kesepakatan bersama. Kalau perempuan ular itu muncul di desa mereka, serentak mereka akan mengusir langsung. Tanpa ba-bi-bu.

"Baguslah, kita dapat jalan keluarnya juga, semua ini adalah karena Reno. Kalau bukan Reno membongkar kebusukan perempuan licik itu, pastilah habis semua harta warisan yang dikumpulkan almarhum bapak selama hidupnya!"

"Iyah, tepat sekali! Cucuku memang pandai!" puji Nenek.

"Lalu,Ren? Apa ngak ada niatmu membawa Vei kesini? Dari caramu memandang dia selama disini tahunya kami kalau kau suka sama dia. Dia juga yang bantu kamu membuka kebusukan si licik sana,kan? Sudahlah bawa saja kemari,Vei-nya!" ucap Tante.

Reno tersipu,tak bisa menyembunyikan senyumnya yang mengembang.

"Cuma bertemannya kami,Tan! Kemarin juga ku ajaknya dia kesini,tapi ditolak." Reno menunduk.

"iyalah Reno,Bawalah Vei kesini. Umurmu juga udah pas nya itu buat nikah! Lagi pula rumah yang di desa kan itu atas namamu juga nya itu, disitu kalian tinggal,apalagi?" Nenek sangat mendukung.

"Ngak mau itu,Nek. Ngak semudah itu." Reno duduk di dekat kaki Nenek. Terlihat kini wajahnya murung. Niatnya juga sudah ingin menikahi wanita yang bernama Vei,pacarnya kini.

"Ahk! Kawin dulu lah sebelum nikah! Kayak mana kalau malah kayak si anaknya ibu Lila sana, di-datangi perempuan sambil bawa-bawa polisi,ngakunya udah hamil dari ulah anaknya si Bu Lila. Minta pertanggung jawaban, eh pas udah dinikahi bahkan sudah bertahun-tahun nikah,sampai sekarang mana? Ngak ada juga-nya anak mereka?" ucap Tante kedua Reno.

" Iyah juga yah, gitu ajalah lah,Ren! Kalau belum pasti hamil, jangan bawa kesini. Pastikan dulu positif hamil,baru bawa. Ngak perlu sama kita perempuan sebaik atau sekaya manapun kalau ngak bisa ngasih keturunan, tendang-kan aja! Masih banyak perempuan di luaran sana!" seru ibu Reno menyetujui ide saudarinya.

"nah, kau dengar itu kan cucuku?" dengan lembut kepala Reno di belai Nenek.

"Iyah,Nek! Dengar kog!" Reno tersenyum.

Dapat izin dari keluarganya itu sudah lebih dari cukup. Tinggal berurusan dengan Vei dan keluarga Vei kedepannya.

"jadi kapan rencanamu, Reno?" tanya Tante.

"apanya yang kapan,Tan?"

"Lah? Sok polos atau gimana kau? Udahlah sama-sama keluarganya kita,ngak usah sok polos gitu!"

"eh? Sok polos lagi Tante bilang, benar memang ngak paham aku yang mana maksud Tante, jelas lah buat ,Tan."

"itu tantemu bilang,kapan kau akan ngasih cicit samaku. Benar begitu kan maksudmu?" Nenek terkekeh memandang Tante.

Tante mengiyakan dan mereka pun tertawa akan kepolosan Reno saat itu.

"eiyh! Ingat yah,Reno. Pastikan hamil dulu!" ucap ibu Reno di tengah mereka tertawa.

"iyaya,Mah!" Jawab Reno tersipu.

"jawablah,Kapan?" bisik Nenek pada Reno.

"Apa mesti ku jawab sekarang, Nek?" bisik Reno pada Nenek.

"apa yang kalian bisikkan disitu! Main rahasia sekarang,yah?" Goda Tante.

"eh-heh! Rahasia apa pula! udah jawab itu,cucuku!"

"Jadi karena Tante dan semua yang disini setuju hubunganku dengan Vei, aku akan lebih dulu membicarakan hal ini pada dia-"

"Ssssst!" Belum selesai Reno berbicara Tante kedua memotong, "Ngapain lagi sih pake nanya-nanya ke Vei segala. Udah langsung -langsung aja. Udah hamil nanti kita pesta-kan meriah! Jangan bikin makin ribet!"

"hoh! Belum selesai cucuku berbicara, udah main potong-potong aja kau,mana boleh begitu, dengarkan lah dulu!"

"Manjain terus! Kalau dia salah pilih istri, berarti bukan salahku,yah!"

"Maaf,Tante. Bulan depan aku ambil cuti, nanti aku urus disitu." jawab Reno.

"Dari tadi kayak gini ngomongnya kan bikin tenang hati,Ren!"

Terpopuler

Comments

Sunflowsun🌻

Sunflowsun🌻

Terimakasih atas dukungan positifnya🌻

2024-04-16

0

lyaa

lyaa

Ini baru novel keren, author kudu bangga!!

2024-04-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!