Shanna or Shandra? [ON GOING]
II
Rintihan seorang gadis yang terbaring sebuah ranjang queen size. Gadis itu mengerjapkan matanya pelan, netra hazel nya menatap keseluruh penjuru ruangan.
??
Gue dimana...
//bergumam
Tak lama terdengar suara pintu terbuka dan muncul tiga orang yang tidak dikenal olehnya. Satu diantaranya memakai jas putih yang ia yakini sebagai seorang dokter.
??
Syukurlah sayang, kamu sudah sadar.
Dokter
Sebentar saya periksa nona terlebih dahulu, nyonya
??
Pastikan Shanna baik-baik saja dok
??
Shanna? Nama gue bukan Shanna, tapi Shandra!! *batin
Gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Shandra, gadis itu bertransmigrasi ke sebuah novel yang baru saja ia baca.
Queen Shanna A.
Kalian siapa?
Dokter
//selesai memeriksa
Saya tidak tahu persis apa yang terjadi saat kecelakaan kemarin, tetapi yang pasti nona kehilangan sebagian ingatannya. Saran saya untuk membantu nona memulihkan ingatannya, tetapi jangan terlalu dipaksa karena bisa membahayakan nona juga
Dokter
Baiklah kalau begitu saya permisi nyonya, karena ada pasien yang menunggu saya
??
Baiklah terima kasih dokter
Dokter tersebut keluar dari ruangan menyisakan Shandra dan kedua orang yang menurutnya 'asing' itu.
Queen Shanna A.
Kalian siapa?
Shandra mengulangi kembali pertanyaannya kepada mereka.
Eliza A.
Iya, nama Bunda Eliza.
Eliza A.
Kamu bener nggak inget apapun?
Queen Shanna A.
//menggeleng
Eliza A.
Nama kamu Queen Shanna Antasena, kamu juga lupa?
Queen Shanna A.
Queen Shanna Antasena? Kaya nggak asing tuh nama *batin
Shandra merasa ia pernah mendengar nama itu, tapi dimana?. Ah benar, Queen Shanna Antasena adalah nama tokoh novel yang ia baca semalam. TUNGGU, APA?!!
Queen Shanna A.
ANJIR!! GA MUNGKIN KAN GUE MASUK KE TUH NOVEL?!! *batin
Shandra tidak menyangka, bahwa ia akan bertransmigrasi ke dalam novel yang ia baca semalam. Dan terbesit dipikirannya, mengapa ia harus menjadi antagonis?
Novel ini berjudul "Obsession Boyfriend" dimana tokoh utama laki-laki yaitu Jevgar terobsesi pada tokoh utama perempuan---- Liana. Dan Shanna adalah antagonis di dalam novel ini, Shanna menyukai Jevgar dan tidak rela jika Jevgar menjadi milik Liana. Shanna melakukan berbagai cara untuk mendapatkan perhatian dari Jevgar namun yang ia terima hanya penolakan. Suatu hari Shanna muak dengan semua perhatian Jevgar kepada Liana kemudian menjebak dan membunuh Liana. Akan tetapi , rencana tersebut diketahui oleh teman Jevgar, Harsa. Harsa melaporkan rencananya kepada Jevgar. Kemudian Jevgar murka dan rencana Shanna digagalkan dan berakhir ia mati mengenaskan di tangan Jevgar.
Mari kita panggil ia Shanna sekarang.
Queen Shanna A.
Tunggu, itu artinya di kehidupan nyata gue udah mati dong? Trus jiwa gue bertransmigrasi ke novel dan jadi antagonis? Anjir, malang bener nasib gue *batin
Queen Shanna A.
Nggak, nggak, nggak mungkin. Endingnya kan si Shanna mati dibunuh Jevgar, masa gue mati sih? *batin
Queen Shanna A.
Gue nggak mau mati untuk yang kedua kalinya, gue harus ngehindarin semua orang yang ngga suka sama Shanna. Bagus, cerdik lo Shandra *batin
Sedangkan sang empu yang dipanggil masih berada didalam pikirannya sendiri.
Queen Shanna A.
Iya, B-bun?
Eliza A.
Kamu beneran gapapa kan nak?
Queen Shanna A.
S-shanna gapapa kok Bun
Queen Shanna A.
Duh kok jadi gagu sih *batin
Eliza A.
Yang sopan sayang, itu abang kamu, bang Gio.
Sergio Albian A.
Kamu juga lupa sama abang?
Queen Shanna A.
Maaf, gu-aku nggak inget apapun.
Eliza A.
Yasudah kalau begitu kamu istirahat saja ya nak, kakak sama mommy mau kabarin yang lainnya dulu.
Kedua orang berbeda gender itu keluar dari kamarnya dan menutup pintu dengan perlahan.
Queen Shanna A.
Bentar bentar, kok gue bisa lupa sih kalo si Shanna itu punya tiga abang.
Queen Shanna A.
Yang pertama Vegas, yang kedua Gio, yang ketiga Erlan.
Queen Shanna A.
Iya nggak sih?
Queen Shanna A.
//berbicara sendiri
Queen Shanna A.
Oke, mulai sekarang gua harus tandain setiap adegannya supaya gue tau kapan hal-hal nggak terduga bakal nimpa gue.
Shanna pun perlahan turun dari kasurnya dan mencari buku-buku yang ada di meja belajar milik Shanna untuk mencatat adegan penting di dalam novel. Saat akan naik ke kasur, Shanna sedikit kesusahan membuatnya mendengus.
Queen Shanna A.
Aelah Shan, lo pendek amat sih!!
Kita beralih ke mommy dan abang Shanna
Saat ini mommy Shanna dan kakaknya sedang berbicara di ruang tengah.
Sergio Albian A.
Apa adek beneran hilang ingatan gara-gara kecelakaan itu Bun?
Eliza A.
Bunda nggak tau nak, tapi kata dokter adek kehilangan sebagian ingatannya
Sergio Albian A.
Maafin abang Bun, abang gagal jagain adek
//menunduk
Eliza A.
Gapapa sayang, yang penting sekarang adek nggak kenapa-kenapa. Nanti kita bantu dia buat inget lagi sama kita semua oke?
//mengelus rambut putranya
Sergio Albian A.
Baiklah Bunda, Abang bakal bantuin adek buat inget lagi
Eliza A.
Yasudah kalau begitu kamu juga istirahat sana pasti kamu lelah seharian menunggu adek
Sergio Albian A.
Oke Bunda cantik
Sergio berjalan menuju kamarnya yang terletak di samping kamar Shanna yang berada dilantai dua. Saat sampai di ambang pintu diliriknya sebentar kamar Shanna lalu masuk ke kamar dan bergegas tidur.
Sementara Eliza menonton televisi sambil memainkan ponselnya untuk sekedar menge-chat suaminya.
Sinar matahari menembus kamar dibalik kaca jendela seorang gadis.
Gadis itu terusik dengan cahaya matahari yang menerpa wajahnya.
Queen Shanna A.
Hoam..
//menguap
Shanna melihat ke arah jam weker disebelahnya. Ah pukul enam ternyata, segera ia bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai, Shanna keluar dari kamar mandi untuk bersiap dan memakai seragamnya.
Queen Shanna A.
//membuka lemari
Queen Shanna A.
Shan, Shan, baju lo kenapa kurang bahan semua sih?
Queen Shanna A.
Yakali gue pake beginian
Melihat isi lemari miliknya membuat ia menggeleng pelan. Hampir semua pakaian ketat dan terlihat mencolok.
Queen Shanna A.
Nah, untung ada yang lebih layak
Queen Shanna A.
Seenggaknya masih nutup lutut gue walaupun dikit
*monolognya
Eliza A.
Erlan, coba kamu panggil adek buat turun
Queen Shanna A.
Gaperlu dipanggil bun
Itu suara Shanna yang sedang melangkah menuruni tangga menuju meja makan. Sesampainya disana ia langsung duduk diantara Vegas dan Gio.
Sementar Erlan menatapnya bingung, ada yang berbeda dari adiknya.
??
Tumben dandanan lo ngga menor? Terus itu seragam juga nggak ketat, kenapa?
Celetukan seseorang didepannya membuat Shanna menoleh. Memang biasanya dandanan Shanna menor? Dibuku hanya tertulis bahwa Shanna hanya menyukai pakaian ketat bukan berdandan menor.
Queen Shanna A.
Bang Erlan ya?
Erlangga Geza A.
//terkejut
Erlangga Geza A.
Masa dia ngga kenal gue?
*batin
Eliza A.
Eum, Bunda lupa bilang kalau adek kehilangan sebagian ingatannya karena kecelakaan kemarin
??
Kenapa bunda baru ngomong sekarang?!
Lavegas Zevaro A.
Maaf Yah
??
Sudah-sudah, sekarang waktunya makan jangan ada yang berbicara. Dan untuk adek, adek yakin mau sekolah?
Queen Shanna A.
Ah maaf, a-adek yakin mau sekolah kok Yah
Erlangga Geza A.
Nada bicaranya pun berubah? *batin
Queen Shanna A.
Ucapan gue bener nggak sih? Gue nggak bisa nada bicaranya Shanna, ah bodo lah *batin
Sergio Albian A.
//diam menatap Shanna
Lavegas Zevaro A.
//menatap Shanna dengan tatapan sayang
Suasana menjadi tenang dan hanya terdengar suara dentingan sendok karena sang kepala keluarga melarang mereka untuk berbicara saat sedang makan.
Saat ini Shanna berada di garasi milik keluarga mereka, ia bingung harus menggunakan apa karena ada banyak kendaraan disini, mulai dari beroda dua dan empat.
Queen Shanna A.
Motor aja kali ya?
Shanna memilih motor yang berada disana dan tatapannya jatuh pada sebuah motor besar berwarna hitam, persis seperti motor impiannya 'dulu'.
Queen Shanna A.
Anjir?!! Ini kan motor yang pengen gue beli 'dulu'. Wah gas pake ini sih
Motor yang dimaksud adalah Kawasaki Ninja H2 Carbon yang memiliki harga jutaan bahkan milyaran.
Erlangga Geza A.
Kaya bisa naik aja
Erlangga Geza A.
Yakin mau naik motor itu lo?
Shanna terkejut dengan kedatangan Erlan. Dilihatnya Erlan memegang dua kunci motor, sepertinya itu kunci yang ia cari.
Queen Shanna A.
Yakinlah! Jangan remehin gue!
Erlangga memutarkan kunci itu di jarinya dengan santai. Sepertinya seru sekali melihat ekspresi Shanna yang baru ia lihat sekarang ini.
Queen Shanna A.
Bang, kuncinya bawa sini!
Erlangga Geza A.
//mendapat ide jahil
Erlangga Geza A.
Mau kunci?
Erlangga Geza A.
//melempar kunci
Kunci motor yang dilempar oleh Erlan kini tersangkut di tempat tinggi.
Queen Shanna A.
//mendengus
Queen Shanna A.
Kalo nggak niat ngasih mending gausah
Erlangga Geza A.
//menggeleng pelan
Erlan pun melajukan motornya meninggalkan Shanna yang berusaha mengambil kunci.
Queen Shanna A.
Jadi orang pendek susah juga
Meskipun sedikit kesusahan tetapi akhirnya Shanna mendapatkan kunci tersebut, kemudian ia melajukan motornya meninggalkan Mansion Antasena menuju sekolah.
Comments