Dian yang tertidur cukup lama setelah lelah menangis sudah bangun dengan mata yang bengkak. Rasa lapar membuatnya yang malas bangun mau tidak mau harus memasak, Dian pun segera mandi lalu ke dapur untuk masak. Saat akan menuju dapur, Dian melihat kaki yang melewati sofa, dia lalu mengingat kejadian tadi, apa Irul tidak pulang setelah dia usir. Dengan langkah pelan Dian mendekati Irul. Di tatapnya dengan seksama wajah laki laki yang di cintainya. Matanya menyipit dan keningnya mengkerut ketika melihat ada jejak airmata di pipi Irul. Dian pun berjalan lebih dekat ke arah Irul lalu jongkok, wajahnya tepat di depan wajah Irul, Dian menghapus airmata Irul pelan, takut Irul terbangun.
"Aku pikir kamu bisa menjadi rumah ternyaman untukku". Ucap Dian sedih.
Tak ingin berlama lama, Dian bangkit ingin segera ke dapur, saat akan melangkah, langkahnya terhenti oleh tarikan Irul membuat Dian terjatuh di pelukan Irul, wajah Dian berada tepat di dada Irul.
"Mas akan selalu jadi rumah ternyaman untuk kamu sayang, mas sangat mencintai kamu, kamu wanita pertama yang dapat meluluhkan hati mas yang keras ini, kamu satu satunya wanita yang akan mas cintai sayang, ngga ada wanita lain di antara kita". Ucap Irul pelan dengan mengusap punggung Dian.
Karna tak ada jawaban dari Dian tapi juga tidak memberontak seperti tadi, dengan pelan Irul bangun dari rebahannya dengan Dian yang tidak lepas dari pelukannya, Irul lalu mendudukkan Dian di pangkuannya lalu merogoh saku celananya, Irul membuka kotak Cincin yang di belinya sore tadi lalu menyodorkannya ke depan dada Dian.
"Jadilah istri yang selalu menemani perjalanan hidup mas, jadilah ibu dari anak anak mas". Ucap Irul sambil menatap mata Dian.
Dian terpaku di tempatnya, tak tau apa yang harus dia katakan. Darimana Irul mendapatkan cincin, kapan dia menyiapkan ini, pikir Dian.
"Sayang". Ucap Irul sambil mengelus pipi Dian yang tetap diam.
"Mas". Ucap Dian dengan mata yang sudah berkaca kaca.
Melihat Dian yang sudah berkaca kaca, Irul langsung meraih tangan kiri Dian lalu memasangkan cincin berlian di jari manisnya. Irul tak salah, cincin yang di belinya begitu pas dan sangat indah menyatu di jari tangan sang calon istri. Irul mengecup kedua punggung tangan Dian bergantian. Melihat itu, Dian tak dapat lagi menahan airmatanya.
"Tidak ada wanita lain selain kamu di hidup mas sayang, percaya sama mas, mas akan jelaskan tentang foto itu, sungguh mas tidak pernah mengkhianati kamu, tidak akan pernah sayang". Ucap Irul lalu menghapus airmata Dian.
"Jelaskan". Ucap Dian.
"Sebelumnya mas minta maaf, mas memang berbohong sama kamu, tapi itu karna mas ingin memberi kamu kejutan sayang, mas baru ingat belum pernah melamar kamu dengan layak saat memainkan jemari kamu di restoran siang tadi, mas bertekad akan membelikan cincin dan memberi kamu kejutan malam ini. Dan tadi sore waktu mas akan pulang, Sandra memanggil mas..". Irul menceritakan kepada Dian tanpa ada yang terlewat sedikit pun.
Dian langsung memeluk Irul erat setelah mendengar cerita Irul.
"Maaf mas, maaf karna tadi aku udah bersikap kasar dan menuduh mas tanpa bertanya tentang kejelasan dari foto itu". Ucap Dian kembali menangis.
"Mas minta tolong sama kamu, jangan pernah ragukan cinta mas sayang, mas benar benar sakit mendengar tuduhan kamu". Ucap Irul membalas pelukan Dian tak kalah erat.
"Maaf mas maaf, maaf sudah tidak mempercayai mas, maaf karna sudah meragukan mas, aku hanya tidak bisa menahan pikiran negatif yang ada di kepalaku saat melihat foto mas bersama Sandra". Ucap Dian.
"Mas tidak menyalahkanmu sepenuhnya sayang, udah yah jangan nangis lagi, mata kamu udah sangat bengkak karna terus terusan nangis". Ucap Irul sambil menghapus airmata Dian.
Mereka saling tatap dalam diam, Irul lalu mengecup kening Dian lama, Dian memejamkan mata merasakan kecupan Irul, mereka seakan akan saling berbagi energi yang sudah terkuras habis karna pertengkaran beberapa jam yang lalu.
"I love u sayang". Ucap Irul yang menyatukan keningnya dengan kening Dian.
"Love u more mas". Jawab Dian.
Dian menatap cincin yang terpasang di jari manisnya, dia tersenyum menatap Irul.
"Terimakasih mas, cincinnya pasti mahal yah". Ucap Dian.
"Ngga ada yang mahal kalo itu untuk kamu sayang". Jawab Irul sambil mengelus kepala Dian.
Dian menyandarkan kepalanya di dada Irul, sambil terus melihat cincin yang diberikan oleh Irul, Irul bahagia melihat Dian yang menyukai cincin yang diberinya. Irul bersyukur karna masalah mereka tidak berlarut larut, dia pikir akan susah untuk meyakinkan Dian, bersyukur dia mendapatkan wanita yang berpikir dewasa seperti Dian.
Suara di perut Dian membuat mereka saling pandang lalu tertawa geli.
"Mas, aku lapar". Ucap Dian manja.
Irul pun tertawa lalu mengacak rambut Dian.
"Kita pesan online aja ya sayang". Ucap Irul.
Dian mengangguk, rasanya dia juga sudah tidak sanggup untuk memasak karna rasa lapar di perutnya.
Irul menggeser tubuhnya untuk meraih ponsel yang dia letakkan di atas meja. Segera memesan beberapa jenis makanan, cemilan dan juga minuman, dia yakin calon istrinya itu akan banyak makan malam ini karna tadi emosinya sudah terkuras habis.
"Kita tunggu makanannya datang, mas mau mandi dulu ya sayang". Ucap Irul.
"Iya mas, kamu mandi gih, baju kamu aku simpan di dalam lemari pakaianku ya mas". Ucap Dian.
"Iya sayang, mas mandi dulu yah". Ucap Irul.
Setelah mengecup sekilas kepala Dian, Irul langsung beranjak menuju kamar Dian. Dian sudah menyimpan beberapa baju di lemari pakaiannya, baju yang pernah Irul beli sengaja untuk di simpan di rumah Dian.
Tak lama suara bel terdengar oleh Dian, dia langsung beranjak dari sofa untuk membuka pintu, dia yakin itu adalah ojol yang membawa pesanan mereka.
"Atas nama pak Irul". Tanya abang ojol.
"Iya pak, itu calon suami saya". Jawab Dian tersenyum ramah.
"Ini bu pesanannya". Ucap abang ojol sambil menyerahkan beberapa kantung kepada Dian.
"Ini semua yang pesen calon suami saya bang". Tanya Dian.
"Iya bu, kalo begitu saya permisi bu". Ucap bang ojol.
"Iya bang, terimakasih yah". Jawab Dian.
Dian masuk setelah abang ojolnya pergi, tidak lupa mengunci pintu.
Dian langsung menuju meja makan untuk menghidangkan makanan yang sudah di pesan oleh Irul, begitu banyak jenis makanan yang di pesan oleh calon suaminya itu, juga ada cemilan dan jenis minuman beraneka rasa.
"Sayang, eh udah dateng yah makanannya". Ucap Irul.
"Iya mas, kamu kok mesen banyak banget sih mas, makanan sebanyak ini siapa coba yang bakal habisin". Tanya Dian.
"Nanti juga habis sayang, kamu kan udah capek marah marah tadi, pasti laper banget kan". Ucap Irul menggoda Dian.
"Maasss". Jawab Dian manja.
"Haha haha maaf sayang, oke oke kita makan sekarang yah". Ucap Irul.
Irul menarik kursi yang akan di duduki oleh Dian, selalu seperti itu jika mereka makan bersama, ada atau tanpa orang lain bersama mereka, Irul sebisa mungkin akan memperlakukan Dian dengan manis.
Setelah mereka duduk di kursi masing masing, seperti biasa Dian mengisikan piring Irul dengan nasi dan lauk pauk, baru setelah itu dia mengambil nasi untuk dirinya sendiri.
"Alhamdulillah, enek ya mas makanannya". Ucap Dian.
"Iya sayang, ini mas pesan di restoran langganan mas kalo lagi ada pertemuan sama klien". Jawab Irul.
Dian hanya mengangguk lalu merapikan meja makan. Sebelum mencuci piring, Dian meminta tolong kepada Irul untuk membawa cemilan dan semua minuman ke ruang keluarga.
Sembari menunggu Dian menyelesaikan cucian piringnya, Irul bermain game di hpnya, dia sangat jarang bermain game sekarang, dulu sebelum bekerja di kelurahan, saat hanya bekerja di perusahaannya, dia masih sering bermain game.
"Tumben mas main game". Tanya Dian setelah duduk di samping Irul.
"Hehee, mas cuman lagi ngga tau mau ngapain sayang". Jawab Irul langsung menghentikan permainannya.
Saat berdua seperti ini bersama Dian, dia tidak akan menyibukkan diri sendiri dengan mengacuhkan wanitanya.
Mereka sedang duduk di atas karpet bulu yang ada di ruang keluarga, menonton film sambil memakan cemilan. Irul berpindah, memilih berbaring dengan kepala di pangkuan calon istrinya. Dian mengelus kepala Irul, sesekali menyuapi Irul kentang atau makanan yang lain, Irul begitu senang mendapat perlakuan itu dari calon istrinya.
"Jadi besok mas terakhir masuk kantor yah". Tanya Dian.
"Iya sayang, dua minggu sebelum acara pernikahan kita, kita sudah harus pulang ke kota B". Jawab Irul.
"Bismillah ya mas, semoga Allah meridhoi niat baik kita, dan melancarkan acara pernikahan kita. Ucap Dian.
"Aamiin sayang, kapan kita ke makan Ayah sama Bunda". Tanya Irul.
"Lusa gimana mas, kamu kan udah ngga masuk kantor". Jawab Dian.
"Iya sayang, kalo gitu lusa kita ke makam yah". Ucap Irul.
Mereka kembali fokus dengan film yang mereka tonton, tiba tiba Dian teringat sesuatu.
"Mmm mas, besok ngadain acara perpisahan kan di kantor". Tanya Dian.
"Iya sayang". Jawab Irul.
"Berarti ada mbak Sandra juga kan mas". Ucap Dian.
Mendengar ucapan Dian, Irul pun bangun dari rebahannya, dia duduk bersila menghadap Dian.
"Besok kamu ikut ke kantor aja ya sayang, sekalian mas kenalin sama semuanya". Ucap Irul yang mengerti kegelisahan wanitanya.
"Apa ngga papa kalo aku ikut mas". Tanya Dian.
"Ya ngga papa dong sayang, nanti kita adain acaranya di cafe Risa aja, biar Umar yang hubungin Risa". Ucap Irul.
"Kalo gitu aku ngga usah ikut ke kantor mas deh, kita ketemu di cafe Risa aja gimana mas". Ucap Dian.
"Mmm emangnya ngga papa, nanti kamu berpikir yang ngga ngga lagi sama mas". Ucap Irul.
"Yang penting mas ngga boleh deketan sama mbak Sandra, apa lagi satu mobil sama mbak Sandra kayak waktu itu". Jawab Dian.
"Siap nyonya, mas akan bersikap tegas sama Sandra kalo dia deketin mas lagi". Ucap Irul.
"Terimakasih mas". Ucap Dian tersenyum manis.
"Sama sama sayangnya mas". Ucap Irul lalu mengecup kepala Dian.
Waktu sudah larut malam, Irul pun pamit untuk pulang, Dian mengantar calon suaminya sampai depan rumah.
"Mas pulang dulu ya sayang". Ucap Irul.
"Hati hati ya mas bawa mobilnya, ngga usah mampir mampir lagi". Ucap Dian.
"Ya Allah sayang, emang mas mau mampir kemana lagi tengah malem gini sih". Ucap Irul.
"Hehee, ya udah mas hati hati yah sayang". Ucap Dian.
"Iya sayangnya mas, ya udah kamu juga masuk aja gih". Ucap Irul.
Setelah mencium punggung tangan Irul, dan di balas kecupan di keningnya, Dian pun masuk ke dalam rumah. Irul juga langsung masuk kedalam mobil dan segera pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Nunuy
Alhamdulilah kelar sdh salah pahamx Irul dan Dian..otw halallll 😀😀😀
2024-07-18
0