Bab 4

Betapa terkejutnya Dian yang melihat pria yang mereka tunggu ternyata adalah pria yang bertabrakan dengannya tadi.

Begitupun dengan Irul, dia sedikit terkejut melihat wanita yang menabraknya tadi, hanya saja Irul pintar menyembunyikan keterkejutannya.

"Nah, ini dia sahabat kami, kenalkan, namanya Irul Abdullah".

Khalil menyenggol lengan Irul yang diam saja setelah dia mengenalkan namanya.

"Kenalin bang, nama aku Anggraini, dan ini sahabatku Diandra dan Risa".

Aini sangat antusias mengenalkan kedua sahabatnya. Risa pun tersenyum dan menganggukan kepalanya, sedangkan Dian hanya diam saja saling menatap dengan Irul.

"Kami bertiga ini pindahan dari kota B, kami akan tinggal lebih lama disini".

Khalil yang memang frendly begitu antusias mengobrol dengan Aini dan Risa. Mereka terus melanjutkan obrolan yang awalnya hanya perkenalan.

Aini menawarkan Irul dan kedua sahabatnya untuk bergabung di tempatnya dan kedua sahabatnya. Irul yang awalnya enggan pun terpaksa ikut karna tarikan khalil. Dian hanya diam saja. Dia memang bukan tipe wanita yang mudah akrab dengan lawan jenis. Dian hanya sedikit menimpali pembicaraan mereka jika ada yang bertanya.

"Dari sini kalian mau kemana lagi nih". Tanya Khalil yang sudah seperti begitu akrab dengan ketiga wanita yang baru di kenalnya itu.

"Kita disini sampe sore, abis itu ngumpul di cafenya Risa". Jawab Aini

"Wow, kamu punya cafe Sa". Tanya Umar antusias

"Hanya cafe tongkrongan biasa". Jawab Risa

"Kita boleh gabung gak sama kalian, supaya kita tau dimana cafenya, jadi kalo kita bertiga lagi pengen nongkrong bisa tuh di cafe kamu Sa".

Pertanyaan Umar membuat Irul yang mendengarkan menghembuskan napas pelan. Dia ingin menolak tapi kasian juga kepada kedua sahabatnya yang memang baru pertama kali ke kota M.

"Wah boleh tuh, iya kan girls". Tanya Risa kepada kedua sahabatnya

Dian dan Aini mengganggukkan kepala setuju. Itung itung sebagai promosi cafe sahabatnya, bisa jadi mereka bertiga mempunyai teman teman yang akan mereka ajak juga untuk menambah pelanggan cafe Risa.

Seperti yang telah mereka rencanakan, sore harinya mereka semua meninggalkan pantai menuju cafe Risa. Karna Umar yang tidak tau tempatnya, dia pun mengusulkan agar Risa ikut dengannya dan Khalil, sedangkan Irul yang mengendarai mobil yang di tumpangi Dian dan Diandra. Mereka pun menyetujui itu, karna biasanya jalan yang akan mereka lewati macet, takut ketiga lelaki itu tertinggal. Umar pun membawa mobilnya lebih dulu, akan di susul oleh Irul dan kedua wanita yang bersamanya.

"Kamu di depan aja ya Di". Kata Aini dengan membuka kan pintu samping pengemudi dan mendorong Dian masuk

"Kamu aja deh Aini, aku di belakang aja lah". Jawab Dian dengan sedikit gugup

Rasanya harus berdekatan dengan pria yang selalu hadir di mimpinya ini membuat dia sedikit gugup, bahkan mukanya sedikit memerah.

"Kalian bisa lebih cepat sedikit". Kata Irul dengan wajah datarnya

Dian pun diam lalu duduk di samping Irul, Aini pun masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang.

Tidak ada percakapan di dalam mobil, Dian dan Aini bahkan tidak mengobrol karna susana di dalam mobil terasa dingin. Irul yang memang sudah sering ke kota M pun hanya fokus menyetir karna dia sudah tau alamat Cafe Risa.

Sesekali Dian mencuri pandang ke arah Irul.

Setelah menempuh perjalanan dengan sedikit kemacetan, mereka pun sampai di cafe Risa, Irul yang baru akan memarkirkan mobil yang di kemudikannya melihat mobil miliknya sudah terparkir, yang berarti Umar dan yang lain telah sampai lebih dulu.

Irul, Dian dan Aini pun masuk ke dalam cafe menyusul yang lain.

Di dalam cafe, Risa sudah duduk di meja panjang yang memang cukup untuk 6 orang.

"Lisa". Risa memanggil Lisa yang terlihat akan memasuki dapur cafe

Lisa yang mendengar namanya di panggil pun menoleh ke arah suara, dan langsung menghampiri Risa yang melambaikan tangan memanggil dirinya.

Khalil yang melihat gadis imut yang berjalan ke arah tempat duduknya begitu serius memperhatikan gadis manis dengan senyum yang menghiasi wajah imutnya.

"Assalamu'alaikum kak Risa, kak Risa baru sampai ya kak".

Lisa yang memang sudah akbar dengan Risa dan kedua sahabatnya pun tidak canggung lagi untuk mengobrol di luar pekerjaannya.

"Iya lis, biasa abis melepas penat". Jawab Risa dengan sedikit tertawa

"Lis tolong bawakan makanan, cemilan dan juga minuman yah". Kata Risa dengan senyum

"Baik kak, di tunggu yah kak".

Lisa pun langsung meninggalkan Risa dan teman temannya untuk menyiapkan pesanannya

"Kok kamu akrab banget Sa sama karyawan kamu". Tanya Khalil

"Lisa itu karyawan pertama aku Lil, dia yang paling lama kerja disini, jadi aku udah menganggap dia seperti adikku sendiri". Jawab Risa ramah

Mereka pun melanjutkan obrolan sambil menunggu pesanan mereka tiba. Irul hanya terkadang menjawab jika ada yang bertanya tentang dirinya, Irul tidak banyak bicara seperti kedua sahabatnya yang seperti sudah begitu lama mengenal ketiga wanita di depannya. Dian pun sudah mulai lebih santai dengan Umar dan Khalil, meski masih sedikit gugup karna dia duduk di depan Irul.

Tak lama pesanan mereka pun datang, Lisa dan temannya yang lain membawakan pesanan Risa dan teman temannya. Khalil yang melihat kedatangan Lisa tak pernah lepas dari memandang gadis imut yang sepertinya telah mencuri hatinya.

"Silahkan di nikmati kak". Kata Lisa Ramah kepada ketiga pria yang dia yakini adalah teman Risa

" Makasi ya dek". Jawab Khalil dengan senyum

Umar yang memperhatikan sahabatnya hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya, dia tau bahwa Khalil telah jatuh hati kepada gadis imut yang menjadi karyawan di cafe Risa. Dia yakin setelah ini, Khalil akan lebih sering ke cafe Risa.

Setelah kepergian Lisa, mereka semua pun menyantap makanan yang telah tersedia di depan mereka dengan diselingi obrolan obrolan ringan.

Dering telfon Aini menghentikan obrolan mereka

"Assalamu'alaikum, iya mah, kok mendadak banget si, aku kan lagi ngumpul sama Dian dan juga Risa".

"Iya iya, abis makan Aini pulang".

Semua orang selain Irul kompak menatap Aini.

"Dian maaf yah aku gak bisa anter kamu pulang, mamah nyuruh aku pulang karna ada acara keluarga".

"Gak papa, biar aku aja yang anter Dian". Kata Risa

"Udah gak papa, santai aja si, aku bisa pesen ojek online atau taksi kan, kamu kan juga masih harus kerja laporan Sa". Jawab Dian

"Begini aja, Dian biar kami yang antar kerumahnya". Kata Umar menimpali pembicaraan ketiga wanita di depannya

Dian yang awalnya menolak di paksa kedua sahabatnya untuk ikut saja, Risa dan Aini lebih mempercayakan sahabat cantiknya itu kepada ketiga Pria yang sudah menjadi teman mereka.

Setelah makan, Aini pun pamit lebih dulu karna dia sudah berjanji akan langsung pulang. Yang lain masih melanjutkan obrolan hingga akan masuk waktu maghrib. Irul dan kedua sahabatnya pun pamit untuk pulang.

"Aku titip sahabat cantikku ini ya sama kalian, tolong di antar sampai rumahnya tanpa kurang satu apapun". Kata Risa sembil terkekeh geli dengan ucapannya sendiri

"Tenang, aman sama kita". Jawab Khalil

"Makasi ya Sa atas traktirannya, lain waktu kita pasti akan makan disini lagi, makanan di cafe kamu cocok banget sama selera aku". Kata Umar dengan tersenyum menatap Risa dan dibalas anggukan oleh Risa

"Kalo gitu kami pamit ya Sa, ayo Dian". Kata Khalil

Sesampainya di parkiran, Umar yang tadinya yang mengemudi, menyerahkan kunci mobil kepada Irul, dia mengatakan lelah karna kekenyangan, Irul yang sudah terbiasa menghadapi sikap nyeleneh sahabatnya itu hanya diam mengambil kunci mobil yang di sodorkan oleh Umar.

"Dian, kamu di depan aja sama Irul, biar aku dan Khalil yang duduk di belakang". Kata Umar lalu masuk ke dalam mobil bersama Khalil

Dian yang merasa tidak enak karna harus merepotkan ketiga pria yang baru di kenalnya itu pun langsung menurut.

Setelah semua masuk mobil, Irul sedikit menoleh kepada Dian.

"Dimana alamat rumah kamu". Tanya Irul dengan datar

Dian pun menjawab dengan menundukkan kepala, sikap dingin Irul membuat Dian sangat canggung kepada Irul.

Irul pun melajukan mobilnya menuju rumah Dian, dia tidak bertanya lagi karna Irul sedikit banyak memang sudah tau banyak tempat di kota M.

Mobil Irul berhenti di depan rumah sederhana tapi begitu indah.

Tak banyak kata, setelah mengucapkan terimakasih, Dian pun keluar dari mobil Irul.

Dian tidak menawarkan ketiga pria itu mampir karna tidak enak dengan tetangga.

Irul pun meninggalkan rumah Dian setelah Dian masuk ke dalam rumah.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Jangan dingin" bang

2024-04-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!