Putus Sekolah

Tahun berganti tahun sekian lama budi merantau, ia sama sekali tidak ingat kalau ia meninggalkan ridwan sendiri di rumah. Budi selalu disibukan dengan pekerjaannya sampai ia melalaikan anaknya di rumah.

Kembali kerumah ridwan.

Sudah hampir enam bulan ridwan nunggak spp, para guru sudah melakukan berbagai cara untuk menemui orang tuaku. 

Tapi tidak pernah bertemu dengan orang tuaku, akhir keputusan rapat para guru aku harus di putus sekolah.

"nak ridwan bapak dan ibu guru di sini meminta maaf kalau kamu harus di keluarkan dari sekolah, kami sudah berupaya agar kamu tetap sekolah tetapi pihak yayasan tidak bisa memberi toleransi lagi"pinta para guru memohon maaf padaku. 

"iya pak guru dan bu guru saya tidak apa kalau memang saya harus di keluarkan dari sekolah"balasku dengan wajah sedih dan ingin menangis.

"kamu yang sabar ya nak, semoga ayahmu cepat pulang dan kamu bisa sekolah kembali"bujuk ibu guru memberi semangat padaku. 

"iya bu guru semoga ayah cepat pulang, aku bisa melanjutkan sekolahblagi"jawabku menundukkan kepala menahan tangis.

Aku pamit kepada bapak dan ibu guru untuk pulang  ke rumah, sesampainya di rumah aku kaget melihat barang-barangku dan barang milik ayah di keluarkan dari dalam rumah.

"maaf pak, ada apa kok barang-barang saya di keluarkan? "tanyaku dengan polosnya, memang aku tidak tahu apa-apa.

"maafkan kami ya nak rumahnya harus di kosongkan, karena akan kami sewakan lagi dengan yang lain"jawab pemilik rumah padaku. 

Aku hanya terdiam berdiri menyaksikan barang-barangku di keluarkan dengan paksa, dan aku tidak bisa berbuat apa-apa.

Pikiranku hanya bisa pulang kembali ke rumah kakek dan nenek, tetapi aku bingung karena tidak memiliki uang untuk kembali pulang.

Lama aku duduk melamun tidak melakukan apapun hanya memandangi barang-barangku, tidak ada sedikit pun semangatku. 

Aku masih duduk termenung di tepi jalan, kedua tanganku memeluk kedua lutut. Bingung harus bagaimana lagi dan harus berbuat apa, di saat aku masih melamun ada sebuah tangan menepuk pundakku dan itu membuat terhenyak. 

"kamu lagi ngapain melamun di sini? "tanya sebuah suara yang menurutku ia kenal.

Saat aku menoleh ke sumber suara itu, aku kaget karena sudah ada dua orang yang cukup di kenal.

 Mereka adalah pak ibnu dan istrinya, pak ibnu dan keluarganya dulu sempat pindah rumah yang lumayan cukup jauh dari kampung ini. Jadi pak ibnu tidak tahu apa yang terjadi denganku. 

"kamu kenapa di tanya malah menatap saya seperti melihat hantu? "tanya lagi pak ibnu padaku. 

"hm itu pak..hm apa ya"jawabku gugup bingung mau bilang apa.

"kamu itu seperti orang ke bingungan saja nak"timpal pak ibnu padaku. 

"saya sudah di usir dari rumah itu pak"tunjuk ridwan pada rumah lamanya.

Pak ibnu bingung dengan jawabanku, ia beberapa kali menatap wajahku dengan kening mengkerut berlapis-lapis.

"maksud kamu gimana bicara yang jelas sama bapak"pinta pak ibnu untuk menjelaskan.

"saya sudah tidak punya tempat tinggal pak"jawabku menundukkan kepalanya.

"kok bisa, memangnya ayah kamu ke mana? "tanya pak ibnu selidik.

"ayah saya belum pulang sampai sekarang pak"jawabku yang masih menunduk.

"ya allah kamu benar-benar keterlaluan budi, ini sama saja kamu buang anak bud"gumam pak ibnu penuh kekesalan pada ayahku. 

Setelah lama mereka berbincang pak ibnu menawarkanku untuk menginap di rumahnya dan untuk tinggal bersama mereka, tetapi aku menolak untuk tinggal bersama pak ibnu.

Aku mencoba memberanikan diri berbicara pada pak ibnu.

"pak maaf sebelumnya bukan saya menolak pertolongan bapak, tapi saya tidak mau merepotkan keluarga bapak"tolakku  menjelaskan. 

"bapak tidak merasa di repotkan kok, malah senang rumah bapak jadi ramai"ujar pak ibnu. 

"kalau boleh saya mau minta tolong saja sama bapak"ucapku tertunduk malu. 

"kamu mau apa? "tanyabpak ibnu. 

"saya mau pulang ke rumah kakek dan nenek saja pak"jawabku menjelaskan. 

Pak ibnu tidak langsung menjawab, ia sedang berpikir sambil terus menatap wajahku. 

"baik, bapak akan antarkan kamu ke rumah kakekmu"jawab pak ibnu yang mengiyakan akan mengatarku.

"terima kasih pak, bapak sering menolong saya"balasku dengan air mata yang jatuh menetes.

"tapi tidak sekarang ya nak besok saja, sekarang bapak ada kerjaan yang tidak bisa ditunda"timpal pak ibnu menjelaskan padaku. 

"iya pak tidak apa, bapak sudah bersedia mengantarkan saya saja, itu sangat bahagia untuk saya"balasku lagi yang masih menunduk.

"sekarang kamu ke rumah bapak saja dulu ya, nanti kalau bapak sudah tidak ada pekerjaan langsung bapak antar kamu"ajak pak ibnu padaku.

Berbulan-bulan lamanya aku tinggal di rumah pak ibnu, aku sangat senang tinggal di sana karena semua Keluarga pak ibnu sangat ramah dan penyayang.

Pada beberapa hari ini pak ibnu tidak ada pekerjaan, pak ibnu mencoba menawarkanku untuk diantarkan.

"nak ridwan kebetulan minggu-minggu ini bapak sudah tidak ada pekerjaan lagi, apa kamu masih mau pulang atau mau tetap tinggal di sini?"tanya pak ibnu sambil tersenyum.

"saya pulang saja pak, keluarga di sini sudah sangat baik saya tidak mau merepotkan di sini pak"balasku menunduk malu. 

"bapak tidak merasa direpotkan kok, kalau kamu betah di sini kamu tinggal saja sama bapak"tanya lagi pak ibnu padaku. 

Tiba saatnya aku pulang ke rumah kakek dan nenek, perbekalan untuk ku bawa pulang sudah pak ibnu siapkan. 

Segala sesuatunya sudah dipersiapkan oleh pak ibnu dan keluarganya, aku memiliki banyak baju baru sepatu baru tas baru buku baru.

Semua perlengkapan sekolah adalah pemberian dari pak ibnu dan keluarganya untukku,  berbagai bahan pangan pun tak luput dari pak ibnu beras minyak gula kopi teh telur dan berbagai bahan sembako lainnya.

Tak lupa aku pamit juga pada semua assistent rumah tangga yang bekerja dirumah pak ibnu, aku juga berpamitan kepada keluarga pak ibnu.

Aku sangat berterima kasih karena keluarga pak ibnu sudah mau merawatku, dan mengijinkanku tinggal di sana. 

Aku dibekali banyak bahan makanan dan perlengkapan sekolah oleh keluarga pak ibnu, keluarga pak ibnu juga menitip salam kepada kakek dan nenek.

"kalau ada waktu main ke sini lagi ya nak ridwan"pinta istri pak ibnu.

"iya bu, saya pasti akan berkunjung ke sini lagi bersama kakek dan nenek"balasku ingin menyetujui tawaran istri pak ibnu. 

Saat mereka sedang berbincang, datang seorang pria dengan membawa berkas ditangannya.

"selamat pagi.. maaf pak menggangu waktunya, saya hanya mau mengantarkan berkas ini saja pak"ucap pengantar paket.

"paket dari siapa, kok tumben hari libur antarnya? "tanya pak ibnu pada pengirim kurir.

"ya sudah tidak apa, terima kasih ya mas"pak ibnu memberi sedikit uang parkir.

Dalam perjalanan pulang tidak ada yang diceritakan karena tidak ada hal yang menarik.

*SEMOGA PARA SAHABAT PEMBACA TERHIBUR*

Terpopuler

Comments

🍾⃝ Nͩɪᷞᴋͧᴇᷡɴͣ🤎

🍾⃝ Nͩɪᷞᴋͧᴇᷡɴͣ🤎

Ada masalah apa sih Pak Budi etega itu ga pulang-pulang selama bertahun-tahun? Minimal pulanglah sesekali lihat keadaan anaknya sendirian atau kasih nomor kontak kek biar bisa dihubungi.

Syukur ada pak Ibnu yang bener bener baik dermawan

2024-05-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!