Nina tampak menangis seusai dinodai oleh perampok itu. Seketika hidup Nina terasa hancur, Wanita cantik itu bahkan tak tahu harus berkata apa pada suaminya kelak.
"Hidupku sudah hancur, Sudah tiada gunanya lagi aku hidup!" Nina tampak frustasi.
Ketika Nina tampak mengakhiri hidupnya, Tiba-tiba sebuah tangan menahan sebuah pisau yang akan Nina gunakan untuk mengakhiri hidupnya itu.
"Apa yang mbak lakukan!" Ucap seorang wanita yang tampak memegangi pisau yang dipegang Nina.
"Lepaskan mbak, Biarkan aku mati saja! Sudah tiada gunanya aku hidup lagi!" Nina tampak memberontak.
"Enggak baik seperti itu, Apa kamu ada masalah dengan suamimu?" Tanya Putri yang merupakan kakak ipar Nina.
"Enggak mbak, Tapi masalahnya lebih dari itu!"
"Coba kamu ceritakan sama mbak, Kamu bisa percaya sama mbak!" Kata Putri.
Lalu Nina pun menceritakan semua kejadian yang dialaminya itu pada iparnya itu, Menurut Nina mungkin iparnya itu bisa memberikan solusi yang tepat untuknya.
Nina menceritakan semua kejadian yang dialaminya itu pada Putri dengan rinci dan lengkap tanpa ada satu pun yang terlewat. Putri yang mendengar cerita Nina itu tampak iba dengan kejadian yang dialami oleh iparnya itu.
Keesokan paginya, Nina tampak berjalan ke luar rumah untuk menunggu orang yang biasa keliling menjual sayur disekitar rumahnya. Ketika hendak menunggu tukang sayur lewat, Nina tak sengaja mendengar suara-suara tetangga yang tampak menggosipkannya akibat peristiwa semalam.
Nina yang mendengar hal itu dari tetangga merasa sangat sakit hati, Nina tak menyangka jika kejadian itu bisa tersebar luas dengan cepat, Padahal yang tahu semua kejadian tersebut hanyalah iparnya, Yang tak lain adalah Putri.
Nina yang merasa kesal pada Putri, Langsung menemui Putri dirumahnya.
"Mbak Putri bisa kita bicara sebentar!" Ucap Nina
"Bisa, Silahkan duduk Dek!" Ucap Putri dengan lembutnya.
"Enggak usah sok baik deh mbak, Pasti mbak kan yang cerita sama warga kejadian semalam!" Nina tampak emosi.
"Ucapan kamu seolah menunjukkan kalau kamu menuduh mbak yang sebarkan aib kamu!"
"Memang benar kan mbak yang menyebarkan semuanya!"
"Keterlaluan kamu Nina! Kamu punya bukti enggak kalau mbak yang menyebarkan semuanya!" Putri tampak emosi.
"Aku memang enggak punya bukti, Tapi hanya mbak yang tahu kejadian semalam!" Ungkap Nina.
"Kamu benar-benar enggak bisa dibaikin ya, Kalau kamu kesini hanya untuk berdebat denganku, Lebih baik sekarang kamu pulang!" Amarah Putri semakin terlihat.
Nina yang merasa percuma berbicara dengan iparnya itu, Akhirnya memutuskan untuk pulang. Jika Nina lama-lama disana, Masalah bukannya selesai tetapi akan semakin merembet kemana-mana.
**********
Beberapa hari kemudian disaat Nina tengah duduk santai diteras rumahnya. Tiba-tiba terlihat suami Nina datang. Wanita yang memiliki tahi lalat di hidung itu tampak kaget melihat sang suami tiba-tiba pulang.
"Mas Petir, Kok enggak bilang-bilang kalau mau pulang!" Ucap Nina yang terlihat kaget.
"Iya aku pulang dadakan karena mendengar cerita yang tak enak dari keluargaku!"
"Apa yang mas maksud itu cerita saat malam perampokan itu!" Tebak Nina.
"Iya, Aku benar-benar enggak menyangka jika kamu tak bisa menjaga kehormatanmu sebagai seorang isteri!" Bentak Petir.
"Mas pikir aku mau begini, Bahkan sedikit pun aku tak pernah menginginkan hal ini terjadi!"
"Tapi kamu menikmatinya kan!"
"Kamu keterlaluan mas, Kamu masih bisa bicara begitu setelah musibah yang menimpaku!"
"Musibah kamu bilang, Itu bukan musibah untukmu tapi untukku!" Ucap Petir
"Itu semua enggak akan terjadi kalau kamu enggak menggoda perampok itu dengan pakaian seximu!"Lanjut Petir
"Hentikan ucapanmu mas, Kamu tak tahu apa pun tetapi bicara seenakmu!"
"Apa kamu bilang, Aku bicara sesukaku! Sekarang juga aku talak kamu! Wanita yang tak bisa menjaga kehormatannya sepertimu tak pantas menjadi isteriku!"
Ucapan Petir itu membuat hati Nina benar-benar terluka. Nina tak menyangka jika suaminya itu akan menceraikannya karena kejadian malam perampokan itu.
Nina yang merasa hanya menjadi korban itu akhirnya pasrah karena suaminya itu tak menginginkannya lagi. Bahkan suaminya itu mengusirnya dari rumah.
Nina yang terusir dari rumah itu akhirnya membereskan barang-barangnya, Lalu segera pergi meninggalkan rumah itu.
Setelah Nina keluar dari rumah suaminya itu, Nina tampak linglung karena tak tahu harus kemana. Wanita muda itu sudah tak punya siapa-siapa setelah kedua orang tuanya tiada.
Keluarga satu-satunya yang Nina punya saat itu hanyalah saudara sepupunya, Namun sepupunya itu tinggal jauh dari tempatnya sekarang. Butuh waktu lama untuk Nina sampai disana. Selain itu, Nina juga tak punya cukup uang untuk kesana.
Nina yang tampak linglung itu, Terus terlihat berjalan menelusuri jalanan sekitar. Ketika Nina tampak berjalan disana, Tiba-tiba terlihat seorang pria yang menghampiri Nina.
"Kamu bukannya Nina teman sekolah gue dulu!" Ucap sang pria itu.
"Kalau enggak salah elu Edwin kan!" Kata Nina
"Iya elu benar, Oh iya Elu ngapain disini tenteng tas segala?" Tanya Edwin.
"Gue enggak tahu mau kemana Win!"
"Memangnya apa yang terjadi?"
"Gue baru saja diceraikan oleh suami gue, Terus enggak tahu mau kemana!"
"Elu yang sabar ya, Elu mau ikut gue enggak!"
"Ikut kemana?"
"Ikut ke kota, Kebetulan gue kerja disana!"
"Gue mau banget win, Kebetulan sekali gue lagi butuh pekerjaan!"
"Ya sudah, Ayok naik!"
Setelah itu, Nina pun tampak mengikuti sahabatnya itu untuk bekerja di kota. Jarak dari kota ke tujuannya ke desa Nina sangat jauh, Sehingga di butuhkan waktu berhari-hari untuk sampai di tempat tujuan.
Beberapa hari kemudian, Keduanya telah sampai di kota tujuan. Sesampainya disana, Keduanya langsung melanjutkan perjalanannya menuju tempat tinggal Edwin di kota itu.
Sesampainya di tempat tinggal Edwin, Pria brewok itu langsung mengantarkan Nina menuju kekamarnya.
"Nin, Ini kamar kamu! Sekarang kamu bisa beristirahat disini, Pasti kamu capek kan perjalanan jauh!" Ucap Edwin.
"Terima kasih Win, Kamu baik banget!" Kata Nina.
Lalu Nina pun tampak membereskan barang-barangnya, Kemudian langsung mandi. Selesai mandi, Nina langsung beristirahat karena merasakan capek selama di perjalanan.
Ketika Nina baru saja terlelap tidur, Tiba-tiba Nina mendengar pintu kamarnya itu tiba-tiba terbuka. Mendengar itu, Nina pun langsung membuka kelopak matanya. Setelah membuka kelopak matanya, Betapa terkejutnya Nina melihat tiga orang pria sedang berdiri di depan pintu kamar itu.
Nina tampak sangat ketakutan melihat segerombolan pria itu.
"Kalian mau ngapain disini!" Ucap Nina yang tampak ketakutan.
"Kamu itu sudah kita beli, Kita sudah bayar full pada Edwin!" Ucap salah satu pria itu.
Nina yang mendengar hal tersebut seketika meneteskan air mata. Wanita cantik itu benar-benar tak menyangka jika Edwin sejahat dan sekejam itu padanya. Selain itu, Nina tak pernah berpikir jika pekerjaan yang di janjikan Edwin itu adalah pekerjaan kotor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Utayiresna🌷
waduh gawat
2024-05-21
0