TBB 12

Rumah dua tingkat dengan halaman yang dipenuhi aneka bunga itu tampak sepi, di dalam taman bunga terdapat kolam ikan kecil yang menghadap sebuah gazebo, Nia biasa menghabiskan waktu disana untuk membaca Al-Quran, dan sekedar memberi makan ikan peliharaan Dewa. 

Seperti saat ini, ia baru saja kembali dari menemui adiknya untuk memberi uang saku. Lantas duduk di gazebo menatap ke dalam kolam, saat Dewa datang menghampirinya. 

“Dari mana kamu sayang?” 

“Oh mas, dari antar uang sakunya Husin. Kemarin dia datang tapi kita nggak ketemu,” jawab Nia. 

“Pantes, pagi-pagi kalian berdua nggak ada di rumah semua. Mas cari kemana-mana, mbok Lastri nggak tahu, lain kali bilang dulu kalau mau keluar, meskipun cuma menemui Husin.” 

“Ah, maaf mas. Tadi aku cepet-cepetan takut Husin keburu masuk sekolahnya, sekarang kan Senin, upacara bendera mereka. Mas hari ini ada jadwal masuk kelas kan?” 

“Iya, ini mas mau berangkat. Oh iya sayang, semalam amankan tidur sama mas?” 

Nia tersenyum, semalam ia memang bisa tidur nyenyak dalam pelukan Dewa. Tak ada lagi suara-suara aneh di kamarnya, Nia berharap untuk seterusnya juga akan tetap seperti itu. 

“Sepertinya setannya takut ya sama mas? atau memang mereka tak pernah ada dan hanya kamu aja yang salah dengar,” ledek Dewa, menyentuh dagu Nia membuat wanita itu malu-malu.

“Sudahlah mas, nanti terlambat lo.” Nia mendorong pelan tubuh sang suami, mengantarnya menuju pintu gerbang. 

“Ya sudah, mas berangkat dulu.” 

Nia meraih tangan suaminya, mengecup punggung tangan sang suami, meski Dewa hanya mengajar di samping rumah tak pernah membuat Nia abai akan perhatian-perhatian kecil seperti ini. Sebelum ada Nur, ia juga selalu bersalaman dan mengantar Dewa sampai pintu gerbang. 

***

Suasana kelas sangat ramai, anak-anak kelas sebelas sibuk bergosip tentang hal-hal remeh yang terjadi di sekitar mereka. Begitupun geng yang dipimpin Shella itu, dia yang paling antusias menceritakan bagaimana kehebatan Husin saat bermain badminton kemarin pagi. 

“Mana cakep, badannya bagus, pas tangannya megang raket itu, beeeh ototnya gaes…meleleh adek bang,” ucapnya penuh drama, Kia menahan tawa mendengar cerita lebay kawan sekamarnya. 

Arin dan Nisha pun tak kalah heboh, mereka semua mengidolakan lelaki yang sama. Hanya Dita yang diam menyimak, sesekali menertawakan kekonyolan tingkah tiga temannya. 

“Hey, pak Dewa sudah di lorong. Kembali ke meja masing-masing,” teriak Salwa sang ketua kelas. Para siswi mengikuti instruksi, tak terkecuali Arin dan Nisha yang kebetulan bangkunya ada di belakang sendiri, keduanya segera berlari menuju meja masing-masing, hingga Nisha tersandung dan terjungkal sebelum benar-benar sampai di mejanya.

Shella tak bisa menahan tawa, nyaris saja tawanya pecah kalau gadis itu tak segera menutup mulut.

“Shel, udah.”

“Iya iya Ki, iya. Habisnya anak itu sih.” Shella berusaha menutup bibir, meski bahunya masih naik turun saat melihat Nisha yang tengah mengaduh dan membersihkan seragamnya yang kotor. 

“Shel, itu apa yang kamu pakai di tanganmu?” 

“Ini maksudmu? ini namanya manset tangan untuk wanita berhijab. karena semua tubuh wanita itu adalah aurat, kecuali wajah dan telapak tangan,” jawab Shella.

“Tapi ini telapak tangan kamu juga ketutup Shel kalau pakai ini.” 

“Hehe, sengaja memang beli yang model gini. Aku niru calon kakak ipar,” jawabnya sambil meletakkan jari telunjuk di depan bibir. 

“Siapa?” 

“Kak Nia,” tuturnya lagi. Kia menepuk jidatnya tatkala Shella tampak malu-malu. Ia teringat saat bertemu Nia tadi, wanita itu juga mengenakan manset sama dengan yang dipakai Shella, Kia kini paham kenapa ia tak bisa melihat apa-apa saat salim dengan Nia tadi. Itu karena manset itu, menghalangi kulit mereka saling bersentuhan. 

“Udah Ki, ngapain sih pegang-pegang tanganku. Kamu pengen mansetnya juga? di swalayan banyak, nanti kamu bisa beli. Udah itu kak Dewa sudah datang,” ucap Shella menunjuk pada seorang lelaki yang baru masuk ke dalam kelas. 

Ini kali pertama Kia bertemu Dewa di kelas, saat lelaki itu masuk Kia merasa merinding di sekujur tubuh, seolah suasana kelas mendadak berubah menjadi aneh, hawa dingin angin menusuk kulit, seolah di dalam kelas terjadi perubahan cuaca dari panas—bersalju. Sinar mentari di jendela tiba-tiba meredup, langit berubah mendung. Suasana kelas menjadi suram dan sedikit gelap, Dewa sempat meminta ketua kelas untuk menghidupkan lampu. Namun, listrik ternyata padam, mereka terpaksa belajar dalam keadaan remang-remang. Kia memilih memejamkan mata untuk beberapa saat, buluk kuduknya berdiri, ia tahu tanpa apakah ini.

“Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak, bagaimana kabar hari ini?” 

“Waalaikumsalam, alhamdulillah baik Pak.” 

“Alhamdulillah, baik tak perlu banyak basa basi, mari buka buku kalian. Kita akan bahas pelajaran minggu lalu.” 

Shella mengeluarkan buku pelajarannya, membaginya bersama Kia. Namun, dia heran dengan tingkah gadis itu. Kia menunduk dalam-dalam, matanya fokus menatap meja. 

“Ki, kenapa kamu? sakit perut?” 

Kia menggeleng, melirik Shella sebentar dan kembali menunduk. Shella heran dengan tingkah anehnya. Sepanjang pelajaran, Kia memilih diam, menyimak semua penjelasan Dewa dengan tenang. Saat Dewa melewati bangkunya, maka Kia akan memilih memejamkan mata. Hal itu tentu menarik perhatian Shella, dan membuat gadis itu sangat penasaran. 

Kia tak bisa bercerita jika ia melihat Dewa membawa seorang bayi tanpa busana yang duduk di atas pundak lelaki itu. Bayi itu tak terjatuh meski Dewa tak menjaganya, tangan mungilnya bermain-main dengan rambut Dewa. Kia tahu, bayi itu bukan manusia.

.

Shella banyak bertanya tentang sikap aneh Kia selama jam pelajaran pertama tadi, tapi Kia tetap kekeh pada satu jawaban. Bahwa ia tidak apa-apa, hanya sedikit pusing saja. 

“Kamu mau kemana Ki setelah ini?” tanya Nisha saat bel pulang sekolah berbunyi, “ikut kami yuk, kami mau makan-makan di depan kamar. Shella juga ikut kok, siapa tau nanti bisa lihat kak Husin dari depan kamar.” 

“Aduh, maaf ya teman-teman. Hari ini aku nggak bisa, aku ada janji mau belajar mengaji,” jawab Kia jujur. 

“Ki, rajin amat sih. Sekali-kali dong seneng-seneng sama kita, kemarin hari libur malah ke perpustakaan, sekarang pulang sekolah malah belajar mengaji, emangnya nggak capek ya?” tanya Arin, merasa heran dengan semangat Kia yang seolah tak kunjung padam menurutnya. 

“Lain waktu deh, ya. Kalian kan udah bisa ngaji, aku ketinggalan banget loh. Huruf hijaiyah aja baru hafal kemarin, lain waktu ya teman-teman, maaf.”

Keempat temannya pun terpaksa merelakan kepergian Kia, mencoba mengerti keadaan Kia yang memang belum bisa mengaji. Mereka bahkan tak lupa memberi semangat pada gadis yang kini melambai-lambaikan tangannya itu. Berlari-lari kecil meninggalkan kelas. 

“Shel, emangnya anak itu belajar mengaji sama siapa?” Nisha menatap ke arah pintu, dimana tubuh Kia hilang disana. 

“Entahlah, mungkin sama temannya.” 

“Emang Kia punya teman lain selain kita ya mbak?” Dita mulai penasaran. 

“Punyalah Dit, emangnya kamu temannya cuma kita-kita aja,” seloroh Arin diikuti gelak tawa teman-temannya. 

“Tapi serius deh Shel, Kia belajar sama siapa sih?” Kali ini Nisha yang penasaran, dan hal itu membuat mereka semua ikut penasaran juga. Shella tiba-tiba ingat ketika Kia pernah bercerita punya teman yang mengajarinya bernama Zaina. 

“Kalau nggak salah namanya Zaina, aku juga nggak kenal anak itu. Mungkin dari kelas lain, yaudah sih biarin aja. Yuk kita ke kantin nanti jajannya habis nggak kebagian kita,” ajak Shella, keempat gadis itu pun berjalan beriringan menuju kantin. 

Terpopuler

Comments

Wandi Fajar Ekoprasetyo

Wandi Fajar Ekoprasetyo

auranya dewa efek dr si nur nih sepertinya

2024-05-15

0

Andini Andana

Andini Andana

nih emang ada benang ijo nya antara Dewa, Nia dan Nur 🤔

2024-03-25

1

ERiyy Alma

ERiyy Alma

Hai, hari senin nih ada yang mau lempar vote nya nggak buat othor...💃😌

2024-03-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!