1-Prolog (The Baby)
"Disetiap hidup hanya ada hitam putih yang mendominasi,memunculkan ketidakpastian yang diwakili oleh abu abunya hidup."
-Galaksi Reynand Pradipta-
☄☄
DOR
DOR
DOR
Bunyi suara tembakkan yang menghunuskan timah panas itu,menggema diseluruh penjuru rumah besar historis milik pewaris terakhir Padipta.
Pria tampan dengan Alat Perlindung Diri lengkap,dari pelindung kepala hingga penyumbat telinga itu tersenyum singkat sambil menatap wujud targetnya kini.
"Perfect."
Pujinya,sambil mengecup senjata laras panjang miliknya.
Pria tampan itu beralih,membuka penyumbat telinga dan menyimpan senjata laras panjang miliknya.Ia melirik sang kakak sejenak,pria tampan lainya yang tengah sibuk dengan sinar hologram berisi data data penting tersebut.
"Bang,listen?"
Ujarnya.
Sayup sayup ia bisa mendengar suara nyaring diantara riak hujan diluar sana.Walaupun kini mereka tengah berada diruangan bawah tanah,resolusi tingkat pendengaran mereka cukup jeli tuk mendengar riak hujan deras diluar sana.
"Apa?"
Tanya sang kakak cuek.
Pria tampan itu tengah sibuk mengartikan kode kode rahasia dari pesan berupa sinyal yang diaplikasikan melalui sinar hologram.
"Baby crying?"
"Kamu bercanda?"
Tanya pria muda bernama Galaksi itu singkat.
"No't,"
"Diluar cuma suara riak hujan deras Gemi,jangan ganggu.Aku sedang meneliti pesan ini."
"Aku serius bang Galak,itu suara baby."
Ujar Gemintang sambil berjalan keluar dari area latihanya.
"Aku mau nge-chak keatas,takut benar adanya pendengaranku."
Ujarnya pada akhirnya.
Dengan santai,pria berkaos putih polos itu berjalan menaiki udakan tangga.Memasukan salah satu tanganya kesaku celana santai selututnya.
Benar kata kakaknya,riak hujan lebat diluar sana amatlah bising.Rumah besar mereka nampak sepi jika malam-malam begini.Hanya ada mereka dan dua security yang menjaga jauh didepan pos keamanan sana.Para maid telah kembali kerumah mereka,setelah pekerjaan mereka usai pukul enam malam.
Dengan santai,Gemintang berjalan menuju pintu utama.Suara tangisan itu semakin tampak nyata,diantara kerasnya riak ribuan tetes air hujan.
Krieeett
Dibukanya pintu berwarna putih dengan lekukan garis berwarna silver dan gold tersebut.Manik hitam miliknya melotot sempurna,saat melihat objek nyata dihadapanya.Terbungkus selimut lusih berwarna putih yang sudah nampak lembek,terkena air hujan.Menangis kecil dengan suara lantang dibalik riak hujan yang nampak memanifulasi suara kecilnya.
"WHAT THE-"
"Ada apa?"
Sela sang kakak dari balik tubuhnya.
"Look,baby."
Ujar Gemintang diantara ke-shokan yang masih dialami.
"What?!"
Kaget Galaksi tak kalah shokednya.
"B-bagaimana ini,dia kedinginan bang."
Ujar Gemintang seraya meraih tubuh mungil yang nampak memucat tersebut.
"Bawa kedalam,dia dehidrasi."
Dengan segera,keduanya langsung membawa mahluk mungil itu kedalam.Kepanikan nampak terjadi diruang tamu mansion besar mereka.
"Bagaimana ini bang,dia menggigil."
Bingung Gemintang sambil menggendong tubuh mungil tersebut.
"Cari selimut bang,atau kain yang hangat.Dia kedinginan!"
Titah Gemintang kalap.
"Sebentar."
Demi apapun didunia ini,seumur hidupnya mereka tidak pernah berurusan dengan anak-anak atau bayi.
"Bawa minyak kayu putih juga bang."
Teriak Gemintang,ia kalap saking khawatirnya.
"Tidak usah teriak teriak,ini bukan hutan Gemi!"
Sahut sang kakak gùsar.
Bagaimana tidak gusar,kedatangan mahluk mungin tanpa dosa itu amat tiba tiba.Tergeletak na'as didepan rumah mereka dengan keadaan memprihatinkan.Membuat dua pria tampan ini shoked sendiri.
"Dia dehidrasi,tubuhnya juga mulai membiru dan pias."
Ujar Galaksi sambil menatap bayi mungil dalam dekapan adiknya.
"Terus bagaimana bang? Kasihan dia,kita kerumah sakit saja bagaimana?"
Ujar Gemintang memburu,sambil mendekap tubuh bayi mungil dalam dekapanya erat.
"Jangan terlalu erat,nanti dia sesak nafas."
Komentar Galaksi.
"Benarkah?"
Ragu Gemintang.
"Mungkin."
Jawab Galaksi meragukan.
"Terus ini gimana bang,dia kedinginan?"
"Buka bajumu Gemi!"
"Whatt?"
Pekik siempunya nama kaget.
"Tidak usah teriak teriak,dia ketakutan."
Kesal Galaksi,sambil melirik bayi mungil yang masih kedinginan tersebut.
"Nih,abang gendong dulu."
Ujar Gemintang.
"Tidak."
"Tidak?"
Bingung Gemintang.
"Pegang elah bang,mau buka baju."
"Ok"
Putus Galaksi akhirnya.
Bukanya tidak mau,hanya saja Galaksi takut menyakiti bayi mungil yang nampak rapuh ditanganya ini.Seumur hidupnya,baru kalu ini ia mengendong mahluk cipataan tuhan sekecil dan serapuh ini.Tepatnya,Gemintang dan Galaksi itu nol besar soal mengurus bayi.
"Siniin bang!"
Ujar Gemintang yang sudah bertelanjang dada.
Pria tampan itu langsung mengendong bayi tampan berjenis kelamin laki-laki tersebut hati hati.Memeluknya tak terlalu erat,berharap dengan begini ia bisa menjaga suhu tubuh si bayi agar kembali normal.
Bayi tampan itu memang tidak menangis lagi,hanya saja keadaanya tak jauh dari kata buruk seperti awal tadi.Tubuhnya menggigil karena kedinginan,juga dihiasi warna kebiruan dibeberapa titik.
"Bang,cari termometer bang.Kita harus cek suhu tubuhnya."
Galaksi menurut,mengambil kotak transfaran bertuliskan P3K tersebut.Dengan cekatan ia mengambil benda pipih tersebut.
"Cara pakenya gimana sih bang? Mulut,ketiak apa telinga?"
Bingung Gemintang.
"Ketiak saja,itu lebih efektif."
Ujar Galaksi menberi saran.
"Cek suhu tubuh,dileher dan telinga juga efektif bang."
"Terserah,yang penting sekarang cek dulu suhu tubuh dia."
Runujuk Galaksi kepada bayi mungil tersebut.
"Ok,bang Gemi."
Ujar Gemintang menurut.
Setelah mengechak suhu tubuh si bayi mungil tersebut,keduanya mulai kembali didera kecemasan.
"Gimana ini bang?"
"Tenang dulu,sebaiknya kita menelpon Nau.Tidak mungkin kit-"
"NO,big No."
Tolak Gemintang cepat.
"Why? Nau dokter,tidak mungkin kita membawanya ke rumah sakit dalam keadaan badai begini."
Tutur pria tampan tersebut.
"Don't calling Nau."
Tolak Gemintang lagi.
"Kenapa Gemi,kita harus cepat memutuskan solusi terbaik untuk saat ini.Bukan untuk mementingkan egomu sendiri."
Putus Galaksi,dambil merogoh saku celananya.
"Tapi kenapa harus Nau,masih ada dokter yang lain bukan?"
"Tidak,aku akan menelpon Nau."
"Terserahlah."
Jawab Gemintang lesu.
Galaksi beranjak,menelpon nomer milik dokter yang baru saja mereka permasalahkan.Dokter muda,putri salah satu veteran perwira angkatan Jerman yang sejak dulu menjadi guru bagi GG bersaudara.
Masalah Nau,acak kali membuat Gemintang resah dibuatnya.Setiap kali bertemu,mereka akan sama sama bertingkah laku anah.Layaknya seseorang yang sama sama takut ketahuan mencuri sesuatu.
"Ada apa?"
Sapa suara lembut yang baru saja muncul dari ambang pintu tersebut.
Wanita cantik berambut agak keemasan,yang nampak lepek terkena air hujan.Rumahnya memang tidak jauh dari sini,cuma terhalang dua rumah kesamping kiri.
"Nau,periksa bayi itu."
"Baby?"
Bingung wanita cantik berdarah Jerman dari sang ayah tersebut.
Tetapi ia juga fasih berbahasa Indonesia,karena sedari kecil tinggal di Indonesia hingga kelas 5 SD.Ibunya juga memiliki darah Indonesia.
"Cepat,dia dehidrasi."
"Dimana bayinya?"
Tanyanya sambil menengok kesana kemari.
"Gemi ka-"
Jeda Galaksi sejenak.
"Dikamar Gemintang,bayinya ada disana."
Nau mengangguk,sebelum ikut berjalan mengikuti Galaksi menuju kamar Gemintang.
"Err,biar aku periksa dulu babynya."
Ujarnya lirih,sambil menyimpan barang bawaanya dinakas.
Pria tampan yang tengah bertelanjang
dada itu menoleh sejenak,sebelum beranjak untuk membenahi posisinya.
"Ini,hati-hati.Astro sedang tidur."
Ujarnya gamblang.
"Astro,nama dari mana itu?"
Bingung Galaksi.
"Nama dari kecerdasan buatan otak kecilku ini bang."
Galaksi memutar bola matanya jengah.
Jika ada yang namanya Nauhara Rin atau Nau ini,adiknya yang biasanya berpikir secara realistis dan logis akan segera hilang bak ditelan bumi.
"Namanya Astronot bang,jangan lupa."
Ingatkan Gemintang.
"Hm"
Respon Galaksi.
Keduanya kembali terdiam,sambil menatap Nau yang sibuk memeriksa bayi mungil tersebut.
"Kita butuh ambulance."
"Ambulance?"
Ulang GG bersaudara bingung.
"Dia terlalu lemah akibat dehidrasi,kita harus membawanya kerumah sakit agar bisa diberi penanganan lebih lanjut di NICU."
Tutut Nau sambil menyimpan stetoskopnya.
*Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) adalah ruang perawatan intensif untuk bayi (sampai usia 28 hari) dan anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan organ-organ vital.
"Kalian bersiap siaplah,dalam sepuluh menit ambulance akan datang."
"Baik."
Jawab Galaksi sambil berlalu.
"Kamu,sedang apa masih disini Gemi?"
"Apa Astro akan baik baik saja?"
Tanya Gemintang kikuk.
Nau tersenyum tipis,singkatnya ia juga tahu asal muasal mereka menemukan bayi mungil ini.Tadi,Galaksi sempat membicarakanya lewat telepon.
"Berdo'a saja pada tuhan,semoga semuanya baik baik saja."
Ujarnya lembut.
"Baik,kalau itu pasti akan kulakukan."
Timpal Gemintang mantap.
Entah mengapa,ia sudah merasa begitu terikat dengan bayi mungil yang diberi nama 'Astronot' itu olehnya.Seperti ada benang yang mengikat mereka,layaknya sebuah benang takdir.
Tak sampai sepuluh menit kemudian,ambulance sudah datang.Mereka langsung bergegas menuju rumah sakit,agar Astronot mendapatkan pertolongan yang lebih lanjut.
"Kita adopsi Astronot saja bang,lagi pula kita belum tahu siapa orang tuanya."
Usul Gemintang.
Tiga jam sudah berlalu,dan kini Astronot sudah mendapatkan perawatan lebih lanjut diruangan NICU.Para dokter dan suster berjibaku menolongnya,agar suhu tubuhnya tetap stabil.
"Nanti dulu,kita harus cari tahu soal asal usul Astronot dulu baru kita mengambil keputusan."
Sambil menatap satu objek dibalik kaca besar transfaran tersebut,keduanya masih bingung untuk mencari informasi tentang asal muasal bayi tak berdosa tersebut.Entah apa pula alasan si orang tua bayi,sehingga dengan kejinya meninggalkan bayi tak berdosa tersebut.
"Belum ada informasi yang masuk bang?"
Tanya Gemintang.
"Belum,dari CCTV rumah terlihat jika si ibu agak rela tak rela meninggalkan Astronot didepan teras rumah kita."
Sejam yang lalu,security mereka memberikan laporan CCTV dari sore waktu setempat hingga kronoligis kejadian.Si ibu nampak berkali kali menciumi Astronot,sebelum meninggalkanya didepan teras.Wanita bermantel hitam itu masuk lewat pagar rendah dibarat,bagian belakang rumah mereka.
"Ini,ada barang yang tertinggal diselimut Astronot."
Ujar Gemintang,ketika mengingat peninggalan diselimut lembek Astronot kala itu.
"Surat?"
Gemintang mengangguk.
Dengan segera,Galaksi langsung membuka lipatan kertas tersebut.Membukanya perlahan,takut takut robek karena basah.Membacanya dengan seksama,lalu menatap adiknya tak percaya.
"Dia-anak kita?"
Ujar Galaksi ragu.
"WHAT?!"
Pekik Gemintang saking terkejutnya.
"Mr.please!"
Intruksi salah seorang perawat yang tak sengaja lewat.
Gemintang mengangguk sambil tersenyum tipis.
"Hm,ok."
"Jadi,apa maksud dari ucapan abang tadi?
Abang juga tahu,diantara kita masih sama sama perjak-"
"Sstt,dengarkan dulu Gemi!"
Sela Galaksi.
"Maksudnya,Astronot anak kita setelah ibunya mendaftarkan surat adopsi."
"Hah?"
"Lihat,disini tertulis jika kita sekarang adalah orang tua bagi Astronot."
"Hah?"
Kaget Gemintang shoked.
Sungguh,ia maupun Galaksi tidak pernah menyangka akan menkadi orang tua secepat ini.Karena mulai detik itu pula,perjalanan mereka baru dimulai kembali dengan topik baru lagi.
☃☃☃
To Be Continue
Hallo??
Met pagi semua😄😄
Nih,yang nunggu lauching part pertamanya GG bersaudara🤗🤗
Selamat datang di lapak GG bersaudara⛄☃
Ok,selagi prolog aku mau lihat krisar kalian dong dikolom komentar.
Aku tunggu ya🖑🖑
Maaf jika typo masih bertebaran🙏🙏
Sukabumi 30/07/20
06.09
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Bundanya Arsalan
gokiiill Gemi ngasi nama Astro,,duo kaku jd ayah dadakan buat The Baby,,,...syukaaa thoorrr
2020-10-15
2
trisya
TANGGAL 30 AGUSTUS baru bisa baca ini NOVEL ,, novel yang aku tunggu2 banget LAUNCHING NYAA😘😘😘😘😘😘😘aku happy akhirnya bisa ketemu GG bersaudara, peran terfavorit aku 💃💃💃💃💃💃💃💃aku happy banget, oke fix malem ini marathon baca novel ini sampe habis. Thanks risma udah bikinin novel keren ini 😘😘😘😘😘😘
2020-08-30
4
Niam
aq jg mau Lo bang GG di adopsi😆😆
2020-08-25
2