Gadis Bergaun Merah

Bab 5

"Disana" Jenny menunjuk ke dalam klinik sekolah.

"Ada apa disana?" tanya Luna.

Kyaaa...

Luna berteriak ketakutan karena saat dia menoleh ke arah Jenny, wajah Jenny berubah kembali penuh darah dengan mata yang bolong sebelah dan cairan hitam yang keluar dari mulutnya.

"Luna!!"

Luna tersadar saat mendengar suara Ryu yang memanggilnya. Peluh keluar dari dahi Luna dan dia terbangun dengan ketakutan.

Tanpa sadar Luna langsung memeluk Ryu yang ada di hadapannya.

Ryu terlihat gelagapan dengan wajah memerah.Dia bingung harus apa karena Luna terlihat sangat ketakutan dan akhirnya Ryu hanya menepuk nepuk punggung Luna saja.

"Kau baik baik saja?" tanya Ryu setelah Luna melepaskan pelukannya .

"Apa yang terjadi?" Luna kebingungan kenapa saat ini dia ada di klinik sekolah.

"Tadi kau pingsan lagi." Kali ini Dokter Arya yang menjawab masuk ke klinik membawa secangkir teh hangat.

"Minumlah." ucap Dokter Arya sambil menyodorkan gelas.

Luna mengambilnya dan langsung meminum teh tersebut.

"Ryu, masuk kelas saja. Biar Luna istirahat dulu disini." kata Dokter Arya.

"Tidak apa apa , Dok. Aku akan menjaganya disini." jawab Ryu.

"Kelas sudah masuk, Pergilah" Kata Dokter Arya dengan penuh penekanan.

"Ya pergi duluan saja. Nanti aku menyusul." ucap Luna.

Mau tidak mau Ryu harus pergi karena memang kelas sudah akan di mulai. Dengan berat hati dia pun pergi dari klinik menuju kelasnya.

Ryu tak berhenti henti nya memikirkan Luna saat berjalan menuju kelas. Lorong kelas memang sudah sepi karena semua siswa sudah masuk ke kelas masing masing.

Karena tidak fokus dan pikiran yang terus pada Luna, Ryu tak menyadari jika dia berpapasan dengan gadis bergaun merah.

Ryu baru menyadari saat Gaun merah itu mengenai tangannya dan sekilas terlihat olehnya. Ryu berhenti dan menengok ke belakang namun tak ada siapapun disana.

Ryu melihat kesana kemari namun memang tak ada tanda tanda orang lewat barusan. Bulu kuduknya merinding, Ryu langsung berlari cepat ke kelasnya .

Sementara itu Luna hendak bangun dan turun dari ranjang pasien namun Dokter Arya datang dan mencegahnya untuk turun.

"Kau mau kemana? istirahat saja dulu." kata Dokter Arya sambil memegang tangan Luna.

Luna merasa canggung karena sentuhan Dokter Arya begitu lembut. Dia merasa tidak enak dengan perlakuan Dokter Arya padanya.

'Tidak apa ,Dok. Aku baik baik saja." jawab Luna dan berusaha turun.

Namun saat akinya menyentuh lantai, Luna merasa lemas dan hampir terjatuh. Dokter Arya langsung menahan tubuh Luna.

"Sudah ku bilang istirahat saja." ucap Dokter Arya.

Tiba tiba Dokter Arya membopong Luna ke atas ranjang pasien. Luna sungguh merasa tak suka dengan situasinya saat ini. Namun tubuhnya memang sangat lemah dan harus kembali berbaring dan mau tak mau membiarkan Dokter Arya membawanya ke atas tempat tidur.

Cukup lama Dokter Arya memandang Luna lalu tersenyum lembut padanya.

"Istirahatlah." kata Dokter Arya.

Luna sendirian di klinik, Dia mencoba tidurnamun sangat sulit. Ingin pulang tapi tak ada yang menjemput. Ponsel ada di tas yang di bawa Ryu, jadi dia tidak bisa menghubungi kakanya.

Karena sudah terlalu lama di klinik dan Dokter Arya maupun Ryu belum juga kembali, akhirnya Luna menguatkan diri untuk bangun.

Luna Turun dari ranjang dan berjalan keluar, namun saat melewati meja Dokter tak sengaja Luna menyenggol sebuah Foto Dokter Arya hingga terjatuh dan berantakan.

Mata Luna terbelalak saat melihat di balik Foto Dokter Arya yang sendiri ada Foto lain yaitu Dokter Arya bersama Jenny!!!!

Dengan tangan gemetar, Luna mengambil Foto tersebut dan mengamatinya. Foto itu terlihat sangat akrab dengan Jenny yang memeluk punggung Dokter Arya dari samping.

"A,,apa ini?"

Seketika Luna langsung teringat kejadian awal saat dia di klinik dan terdengar sebuah pertengkaran, lalu dalam mimpinya dan semua suara itu mirip dengan suara Jenny dan Dokter Arya!!!

"Tidak mungkin" gumam Luna.

Ceklek..

Tiba tiba pintu klinik terbuka, Dokter Arya masuk dan membuat Luna gelagapan.

"Luna! Kau tidak apa apa?" tanya Dokter Arya saat melihat Luna di lantai dengan bingkai Foto yang pecah.

"ti,,tidak apa apa." Luna mulai merasa takut pada Dokter Arya.

Mata Dokter Arya langsung tertuju pada Foto yang ada di tangan Luna dan mengambilnya.

"Biar aku bereskan." Kata Dokter Arya.

"Dokter, maafkan aku." Luna merasa tak enak.

"Dokter,,itu..bukankah itu.."

"Kenapa? Kau mengenalnya?" tanya Dokter Arya sambil membersihkan pecahan kaca di lantai.

"Ah tidak, aku tidak kenal." jawab Luna.

Tangan Luna Mulai gemetaran, dia berpikir bagaimna jika memang dokter Arya yang membunuh Jenny.

"Kau sudah baik baik saja?" tanya Dokter Arya.

Luna mengangguk.

"Saya masuk ke kelas dulu." setengah berlari Luna

meninggalkan KLinik karena jantungnya sudah tak bisa di kendalikan lagi saking takutnya.

Dokter Arya menatap tajam kepergian Luna tanpa ekspresi apapun.

****

Saga sedang berada di ruang kerjanya untuk menyelesaikan novel yang memang sudah deadline.

Tiba tiba pintu ruangan yang tertutup terbuka sendiri secara perlahan. Saga tidak peduli dengan pintu yang terbuka karena selama ini hal seperti itu sering terjadi.

Namun perasaan yang menyedihkan terasa dan membuat Saga mengalihkan matanya ke arah pintu.

Berdiri seorang gadis bergaun merah di ambang pintu dengan wajah tertunduk.Saga tak terlihat terkejut sama sekali, dia menatap lama ke arah Jenny yang masih tertunduk.

"Apa maumu?" tanya Saga.

Jenny masih tetap diam.

"Jadi kau yang mengganggu adikku? sekarang mau apa kau kemari?" tanya Saga lagi masih denga sikap dinginnya.

"Tooollloooonnggggg,,,," Lirih Jenny.

''Maaf, tapi aku tidak bisa membantumu." Saga bangkit dari duduknya dan keluar dari ruang kerjanya.

Saga tidak ingin terlalu mencampuri urusan orang yang sudah mati karena semua akan terdengar rumit.

Saga pergi ke dapur untuk mengambil minuman di dalam kulkas, namun Jenny sudah berada di sudut dapur berdiri dengan tatapan sedihnya.

Saga berusaha untuk tidak menghiraukan keberadaan Jenny dan kembali berjalan ke kamarnya dan dia kembali di kejutkan dengan sosok hitam yang berwajah menyerupai Ibunya berdiri di dekat jendela.

Saga terdiam dan berdiri tak bergerak di ambang pintu menatap tajam ke arah sosok hitam itu dan seketika arwah Jenny menghilang seolah takut dengan sosok yang ada di kamar Saga.

Sosok hitam itu mengangkat tangannya perlahan dan mulai melambai ke arah Saga menyuruhnya untuk mendekat.

"Jangan berani mempermainkanku." ucap Saga.

" Anakku...." terdengar samar sosok itu memanggil Saga.

Saga masih terdiam dan berdiri tak bergerak, namun tangannya mulai terlihat bergetar dan raut wajah Saga mulai memerah karena merasa sosok hitam itu mempermainkannya.

"Pergi kau dari sini!!!"Teriak Saga.

Sosok itupun menghilang dan tersenyum menyeringai memperlihatkan gigi gigi hitam nya sebelum dia pergi.

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

takut banget luna jadi target dokter arya.

2024-03-22

0

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

sepertinya kali ini luna juga dalam bahaya.

2024-03-22

0

Koichi Zenigata

Koichi Zenigata

Terasa banget hidup tokoh-tokohnya, thor. Salut!

2024-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!