Gadis Bergaun Merah

Bab 4

Dokter Arya baru saja pulang saat hujan turun begitu besar. Dia langsung masuk dan mengunci pintu karena memang Arya hidup seorang diri dirumahnya.

Dia menyalakan lampu lalu menyimpan jaket basahnya diranjang cuci. Arya berjalan masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang basah karena hujan tadi, namun tanpa dia sadari kemanapun dia melangkah ada sepasang kaki penuh darah yang mengikutinya.

Dokter Arya masuk ke kamar mandi dan mencuci wajahnya, saat dia menunduk untuk membasuh wajah, terlihat gadis bergaun merah dengan wajah hancur penuh darah berdiri dan terlihat di cermin.

Saat Arya selesai membasuh ,dia kembali berdiri dan sangat terkejut melihat sosok itu lewat cermin ada di belakangnya. Arya langsung berbalik namun tak ada siapapun disana. Arya melihat sekelilingnya namun tetap tak menemukan siapapun.

Ssssrrrrrrr..

Tiba tiba keran terbuka dan air mengalir, Arya mencoba menutupnya namun sesaat setelah menutupnya keran itu kembali terbuka.

Oaaaa,,,oaaaa,,oaaaa,,

Terdengar suara Bayi dari dalam bathtub yang membuat Arya sangat terkejut, pelan pelan dia mendekati Bathtub dan matanya langsung terbelalak saat melihat seorang bayi menangis dengan penuh darah di tubuhnya.

Arya mundur kebelakang, namun tanpa dia sengaja dia menginjak sabun yang tiba tiba ada di belakangnya dan membuatnya terjatuh.

Bugghhhh..

Kepala Arya terbentur tembok dan langsung tidak sadarkan diri.

****

Luna turun dari kamar tidur nya dan langsung menuju ruang makan yang dimana Saga dan Kira sudah ada disana.

"Lho, memangnya kau sudah sembuh?" tanya Kira sambil menggigit roti bakar yang di buatkan oleh Saga.

"Aku sudah baikan, gak enak kalau harus dirumah ." jawab Luna yang langsung duduk di sebelah Saga.

"Kau yakin mau pergi ke sekolah?" tanya Saga.

"Aku tidak apa apa , Kak." Luna meyakinkan Kakaknya.

Walaupun Saga terlihat khawatir namun dia mengijinkan Adiknya itu ke sekolah karena dia tau, tak mungkin melarang keinginan Luna.

"Baiklah, tapi kau harus hati hati dan ingat apa yang Kakak katakan." kata Saga.

Luna mengangguk sambil meminum susu dan memakan roti nya.

Kira dan Luna pergi setelah selesai sarapan, sekali lagi Saga meyakinkan Luna agar dia selalu hati hati.

Kira mengantar Luna sampai ke gerbang sekolah seperti biasanya,namun kali ini Kira masih menunggu sampai Luna tak terlihat olehnya dan masuk ke dalam gedung.

Walaupun Kira terlihat cuek, tapi dia juga sangat menyayangi Luna da mengkhawatirkan Luna.

"Kak Kira." sapa Ryu yang baru saja tiba dengan motornya.

"Ah kebetulan sekali, kemari sebentar." Kira melambaikan tangan menyuruh Ryu menghampirinya.

Ryu pun turun dan menghampiri Kira yang masih duduk di atas motornya.

"Ya  Kak. Ada apa?" tanya Ryu.

"Aku titip Adikku, kalau ada apa apa langsung hubungi aku." jelas Kira.

"Baik , Kak. Pasti." jawab Ryu.

"Awas saja kalau adikku kenapa kenapa." ancam Kira sambil melotot ke arah Ryu.

"I,,iya." Ryu tergagap karena takut melihat wajah Kira.

"Santai saja." Kira tertawa sambil menepuk pundak Ryu karena Ryu terlihat lucu saat wajahnya ketakutan.

"Sudah sana."

Ryu pun pergi setelah berpamitan pada Kira.

Sementara itu Luna berjalan pelan di lorong sekolah, walaupun disana banyak siswa yang berjalan kesana kemari namun entah kenapa Luna seperti merasa sedang di awasi.

Buukkkk..

Luna menabrak seseorang dan dia terjatuh.

"Kau baik baik saja?" tanya Arya, Dokter klinik yang ternyata di tabrak Luna.

"Ah, ya maaf." Luna meminta maaf lalu berdiri merapikan baju yang sedikit kotor.

"Luna? Kau baik baik saja? benar?" tanya Dokter Arya lagi.

Luna mengangguk.

"Ya, Aku..."

Deg..

Luna langsung terdiam, dia sepertinya mengenal suara itu. Rasanya suara Dokter Arya begitu akrab di telinganya, namun Luna lupa dimana dia mendengarnya.

"Luna?" Dokter Arya menepuk pundak Luna.

"Ah iya , Dok. Maaf saya tidak apa apa." jawab Luna.

"Apa kau masih merasa kurang sehat? mau pergi ke klinik?" tanya Dokter Arya.

"Tidak ap apa, saya baik baik saja. Terima kasih." Luna menolak dengan sopan.

" Luna!" Ryu berlari menghampiri Luna.

"Ya sudah, aya permisi dulu." Dokter Arya pergi setelah Ryu menghampiri Luna.

"Ada apa?" tanya Ryu.

"Aku tadi tak sengaja menabrak Dokter Arya." jawab Luna.

"Kok bisa? kau melamun? apa masih sakit?" Ryu memberikan pertanyan bertubi tubi.

"Tidak apa apa." Jawab Luna sambil berlalu meninggalkan Ryu.

"Tapi, sepertinya Dokter Arya baik padamu." ucap Ryu.

"Apa sih, tadi kan sudah ku bilang aku menabraknya."

"Karena tadi aku seperti merasa ada seseorang yang mengikutiku, makanya aku tidak fokus." jelas Luna.

Ryu mengangguk angguk, tapi dalam hatinya dia masih merasa aneh dengan sikap Dokter Arya yang sepertinya sedikit baik pada Luna.

Semua siswa tau jika Dokter Arya orang yang cukup dingin dan tidak banyak bicara, maka dari itu Ryu merasa aneh saat Dokter Arya masih kenal dengan Luna dan mengkhawatirkan Luna.

Luna berjalan ke kelas dengan Ryu di sampingnya. Pikirannya masih tertuju pada gadis bergaun merah yang dia rasa masih terus mengikutinya.

Luna mulai berpikir mungkin gadis itu ingin mengatakan sesuatu, makanya terus mengikutinya.

Tapi kenapa harus aku? batin Luna.

Luna terus berjalan dan tanpa dia sadari, tiba tiba dia berjalan di sebuah lorong gelap sendirian.

Deg.

Langkah Luna terhenti, dia baru menyadari kalau dia sendirian berjalan di lorong gelap. Luna melihat kesana kemari, tak ada siapapun. Bahkan Ryu yang sedari tadi ada di sampingnya pun tak ada. Semuanya Lenyap!

Srek,,,

Srek,,

Srek,,

Terdengar suara langkah yang di seret di belakang Luna.

Luna mematung, tubuhnya terasa lemas karena takut Dia tak berani membalikan badan untuk melihat siapa yang berjalan di belakangnya bahkan Luna pun tak bisa berlari.

Srek,,

Srek,,

Srek,,

Suara langkah itu semakin mendekat dan berhenti tepat di belakang Luna.

"Tolong,,,," bisikan minta tolong tepat di telinga Luna.

Luna memejamkan mata, dia benar benar takut kali ini. Tapi Luna tiba tiba ingat perkataan kakaknya.

"Berani dan hadapilah."

Perlahan lahan Luna membalikan tubuhnya dan perlahan membuka matanya. Luna terkejut karena gadis bergaun merah yang dia lihat terakhir kali sangat menyeramkan kini terlihat cantik tanpa luka sedikitpun.

Mata besar dan coklat, rambut panjang sepinggang dengan senyuman manis di bibirnya.

"Kau,,"

Gadis itu tersenyum pada Luna.

"Aku Jenny, terimakasih sudah mau memperhatikanku." ucap Jenny walaupun bibirnya sama sekali tak bergerak.

Itu terlihat menyeramkan untuk Luna, namun sekuat hati dia memberanikan diri untuk mendengarkan apa yang ingin di katakan Jenny padanya.

"Apa,, apa yang kau inginkan?" tanya Luna dengan jantung yang sangat berdebar.

"Tolong aku, Aku ingin pergi dengan tenang." kata Jenny dengan airmata yang mulai berjatuhan.

"Apa yang harus aku lakukan? Kenapa kau meminta pertolongan padaku? banyak orang lain yang bisa membantumu, Aku tidak bisa apa apa." Luna terus bertanya dan dia pun mulai menangis karena benar benar takut.

"Hanya kau yang bisa membantuku." jawab Jenny.

"Kenapa Aku?" tanya Luna tak mengerti perkataan Jenny.

Tiba tiba Jenny menunjuk ke arah sebuah ruangan yang bertuliskan KLINIK. Luna mengenal ruangan itu, Klinik di sekolahnya!

Terpopuler

Comments

Sani Srimulyani

Sani Srimulyani

berarti pelakunya itu dokter arya, ko bisa sekarang kriminal kerja di sekolahan.......

2024-03-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!