Keesokan paginya, maya telah bangun terlebih dahulu di saat Adrian dan Brian masih tertidur lelap. Maya berjalan dengan terseok-seok itupun pergi ke pasar yang tak jauh dari rumahnya saat ini untuk berbelanja kebutuhan sarapan paginya, Adrian dan juga kakak iparnya Brian.
Selesai berbelanja, maya langsung mengolahnya menjadi makanan yang akan ia sajikan sebagai sarapan pagi.
Tak lama setelah pasangan itu duduk, Brian juga ikut bergabung dengan adik dan adik iparnya itu.
"Selamat pagi Adrian, maya," sapa Brian sambil menuangkan air putih ke dalam gelasnya.
"Pagi kak," jawab Adrian, sedangkan maya hanya tertunduk karena ia masih trauma dengan kejadian tadi pagi.
"maya? Kamu kah yang memasak sarapan ini?" tanya Brian menatap maya penuh arti.
"I.. Iya kak. Silahkan dimakan," jawab Maya gugup.
"Baiklah, makasih. Hmmm Adrian, kenapa kamu memakai pakaian kantormu? Bukannya kamu masih libur?" tanya Brian sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya.
"Iya kak, aku masih libur, tapi adabeberapa meeting dengan klien yang benar-benar tidak bisa di tunda. Jadi hari ini aku akan ke kantor, tapibesok dan beberapa hari ke depan aku libur kak," jawab Adrian kemudian meminum segelas air.
"maya, aku berangkat dulu ya. Kamu istirahat saja di rumah," ucap Adrian pamit pada sang istri.
"Tapi.. Tapi aku mau ke supermaket untuk belanja, apa aku boleh menumpang mobilmu Adrian?" jawab maya gugup. la sengaja mencari alasan supaya dia dapat keluar guna menghindari Brian yang memang saat ini tidak masuk bekerja.
"Hmmmm maya, kamu istirahat saja di rumah. Kamu kan pengantin baru, pasti capek lah ya.. Nanti biar kakak saja yang belanja ke super marketnya. Nanti kamu tuliskan saja daftar belanjaannya," ucap Brian mencoba menahan Maya agar tidak ikut dengan Adrian.
"Ah kakak ini bisa saja.. Tapi apa yang di katakan kak Brian itu benar sayang. Kamu istirahat saja ya di kamar. Nanti biar kak Brian saja yang belanja," ucap Adrian membenarkan ucapan Brian.
"Ta.. Tapi.." balas maya terputus.
"Sudah, tidak usah tapi-tapian. Kamu istirahat saja ya sayang. Aku gak mau kamu kenapa-napa," sela Adrian mengusap kepala istrinya.
"Ba.. Baiklah kalau begitu," jawab maya akhirnya mengalah.
'Bagaimana ini.. Adrian, andai kamu tau jika ini semua hanya akal-akalan kakakmu saja. batin maya pilu.
"Pintar.. Ya sudah kalau begitu, kak, aku kerja dulu ya," pamit Adrian pada Brian.
"Iya, hati-hati," jawab Brian dengan senyuman
"Sayang, aku kerja dulu ya. Kamu baik-baik di rumah. Oh ya, sepertinya aku akan pulang agak telat sedikit. Jangan tunggu aku makan," pamit Adrian kepada istri tercintanya itu, sembari mencium keningnya sekilas.
"I.. Iya.. Hati-hati Adrian. Segeralah pulang jika pekerjaanmu telah selesai," jawab maya mengecup tangan suaminya Adrian.
Saat mobil Boy meninggalkan pekarangan rumah mewah itu, Maya hendak masuk dan berniat mengurung dirinya di kamar.
Karana Maya masih malu bertemu dengan kakak ipar nya itu dia belum terbiasa,dan dia pun merasa tidak enak dengan kakak ipar nya itu,setiap dia bertemu dengan kakak ipar nya tatapan Brian sangat berbeda kepada maya, tatapan nya seperti menyukai maya.
.
.
Jangan lupa vote dan komen ya teman-teman supaya author semangat untuk menulis novel nya🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Tea Tea
kalau ada kata yang salah atau cerita nya kurang mengasikan ,mohon bantuan ya teman-teman 🙏
2024-03-11
0