Sisi lain seorang pemuda yang tengah duduk di kursi kebesarannya dengan disinari lampu temaram tengah berkumpul dengan para anak buahnya.
"Gimana kalian sudah bergerak?" tanya pemuda itu dengan datar.
"Kita sudah mulai bergerak tuan, sesuai dengan perintah"
"Bagus, tapi hati hati jangan sampai ada yang curiga dengan pergerakan kita"
"Siap tuan kita akan terus berhati hati dalam bertindak"
Bulan sudah tergantikan oleh matahari, para manusia di bumi mulai menjalankan kegiatannya masing masing, seperti yang terjadi di kediaman keluarga Ditya.
"Regita bangun nak!! ini sudah siang waktunya berangkat sekolah!!" teriak Nita dari depan pintu kamar Regita.
"Bentar mak lima menit lagi, lagian ini masih pagi kan?" tanya Regita setengah sadar karena nyawanya belum terkumpul sempurna.
"Enggak ada lima menit lima menitan, ini sudah jam delapan. Emang kamu enggak telat sekolah?"
"Apa!!! jam delapan, waduh gawat banget" Regita langsung keluar kamar.
"Beneran mak udah jam delapan?" tanya Regita dengan wajah khawatir.
"Enggak ini masih jam setengah enam kok, udah sana kamu sholat habis itu mandi lalu kita sarapan bareng bareng" ucap Nita.
"Haduh emak..... Kenapa sih kok bohongi Gita, padahal kan Gita tadi lagi tidur enak enaknya" sungut Regita.
"Kalau emak enggak bohong pasti sekarang kamu belum bangun, udah enggak usah cemberut sana masuk terus sholat nanti keburu habis waktunya" Regita tidak membantah kembali dia langsung menuruti semua perintah emaknya.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh tiga puluh, semua anggota keluarga Ditya sudah berkumpul di meja makan.
"Gimana kemaren orang yang kamu tolong udah baikkan?" tanya Ditya.
"Kayaknya sih udah baikkan" jawab Regita.
"Kok kayaknya emang kemarin kamu enggak tanya dia gimana keadaannya udah enakkan apa belum?" tanya Nita juga penasaran.
"Gimana mau tanya orangnya aja udah pulang dari puskesmas"
"Loh emang udah baikkan?"tanya Nita kembali.
"Masih lemah sih tapi dianya maksa buat pulang"
"Regita ayo berangkat keburu telat!!" belum sempat Nita menimpali lagi Ucup sudah berteriak dari depan teras.
"Udah ya mak Gita berangkat sekolah dulu assalamualaikum"
"Hati hati di jalan"
"Iya mak" jawab Regita sambil berlari.
Setelah beberapa menit terlewati akhirnya mereka berdua telah sampai di depan gerbang sekolah.
"Loh kok gerbangnya udah ditutup sih padahalkan masih ada lima menit lagi waktunya?" tanya Regita sambil kebingungan.
"Enggak tau tuh satpamnya" ucap salah satu murid yang terlambat menimpali pertanyaan Regita.
"Lo sih Cup tadi naik motornya lambat kayak siput jadinya kan kita sekarang telat"
"Lo kok nyalahi gue sih? gue tadi tuh udah ngebut tahu"
Satpam yang masih berada dibalik pintu gerbang mendengarkan perdebatan antara Regita dan Ucup menjadi sebal.
"Sudah kalian jangan berisik, sebentar lagi pintu gerbangnya ke buka kok"
"Yes asyik, tapi kita enggak bakal kena hukuman kan pak?" tanya Regita.
"Enak aja, ya kalian tetap dikenai hukuman karena kalian telat"
"Ih kok gitu sih pak enggk adil nih, jugaan masih ada waktu lima menit lagi sebelum gerbang tutup" protes salah satu siswi.
"Enggak ada alasan, kemarin sudah ada pemberitahuan kalau jam masuk sekolah dimajukan"
Semua yang mendengar ucapan satpam langsung memberengut tidak suka. Akhirnya gerbang dibuka para siswa siswi yang terlambat digiring menuju ketengah lapangan untuk hormat ke bendera sampai waktu istirahat.
"Haduh panas banget sih hari ini apa nerakanya bocor ya?" Ucap Regita yang sedari tadi tidak bisa diam ada saja tingkahnya.
"Ngawur pertanyaan lo, mana bisa neraka bocor emangnya neraka kek ban bisa bocor"
"Ya buktinya nih panas pake banget mana haus lagi nih tenggorokan. Kita bolos ke kantin aja yuk" ajak Regita sesat.
"Ayok, jugaan guru yang ngawasi kita udah enggak ada lagian ini udah mau istirahat" setuju salah satu siswa.
Sontak saja semua murid yang dihukum tadi berlarian menuju kantin. Tidak lama kemudian bel istirahat berbunyi keadaan kantin sudah mulai ramai.
"Eh Gita itu orang yang kita tolong kemarin kan?" tanya Ucup sambil berbisik.
"Iya bener kok dia udah berangkat ke sekolah sih. Cobak gue panggil ke sini ya, siapa sih namanya kok gue lupa"
"Afkar kalau enggak salah"
"Woy afkar sini Lo!!!!" teriak Regita keras sampai seisi kantin terdiam mendengar teriakannya.
"Sorry" ucap Regita sedikit malu.
Afkar yang merasa ada yang memanggil namanya langsung berjalan menuju Regita.
"Hai... kamu yang kemarin nolong aku kan? makasih ya atas pertolongannya kemarin... kalau enggak ada kalian aku enggak tahu bakal gimana keadaanku sekarang" ucap afkar ketika sudah mendekat ke meja Regita dan Ucup.
"Iya sama sama, sini duduk bareng di meja kita" tawar Ucup.
"Emang enggak papa?"
"Enggak papa kok santai aja" ucap Regita yang melihat gelagat afkar canggung.
"Kalian mau pesan apa biar gue pesanin" tawar Ucup.
"Gue bakso tanpa mie ya sama es teh" ucap Regita.
"Aku samain aja kayak Regita"
"Ok aku pesenin dulu ya" setelah ke pergian Ucup Regita dan Afkar saling diam belum ada yang membuka suara.
"Lo kemarin kenapa pulang dari puskesmas padahalkan keadaan lo kemarin belum sembuh banget" ucap Regita membuka suara.
"Aku udah mendingan kok kemarin jadi aku maksa buat pulang"
"Mendingan apa, lihat tuh sekarang tubuh lo masih kelihatan lemah"
"Enggak tubuhku sehat dan bugar kok"
"Halah terserah lo lah" pasrah Regita.
"Sekali lagi makasih ya yang kemarin, coba enggak ada kamu mungkin sekarang aku enggak ada disini" ucap Afkar tulus.
"Iya santai aja, gue bakalan tolong ora yang sedang kesusahan termasuk lo kemarin"
"Sekarang aku bertekad untuk jagain kamu selalu"
"Gimana mau jagain gue, lo aja kemarin digebukin diem aja"
Tiba tiba Afkar tersenyum smirk yang sedikit mencurigakan dimata Regita, ketika Regita akan bertanya Ucup sudah datang ke meja mereka dengan membawa pesanan mereka.
"Pesanan sudah datang... silahkan dinikmati pumpung masih anget"
"Makasih ya" ucap Regita dan Afkar berbarengan.
"Yo'i"
"Eh kalian dengar berita enggak sih kalau salah satu anak buah Brandon kemarin mati terbunuh dengan keadaan yang sangat mengenaskan. Bagian tubuhnya terpisah pisah, ngeri gue tadi denger beritanya"
"Lo dengar dari siapa?" tanya Regita penasaran.
"Dari temen temen pas tadi gue pesen makan.... dari ceritanya tadi salah satu anak buah Brandon itu dibunuh sama psikopat" ucap Ucup mendramatis.
'Kok bisa sih? kira kira siapa yang membunuh anak buah Brandon? apa ini ada hubungannya dengan Afkar?' batin Regita bertanya tanya.
"Kok bisa pas gitu ya kejadiannya dengan pengeroyokan Afkar kemari? apa lo dalang dibalik kematian anak buah Brandon?" tanya Regita dengan curiga kepada Afkar.
"Mana mungkin ada hubungannya dengan Afkar, kalau pun ada hubungannya dengan Afkar emang Afkar punya koneksi dengan para psikopat?"
Tanpa mereka sadari Afkar sedari tadi hanya diam mendengarkan cerita Ucup sambil menyeringai dengan puas tanpa orang lain sadari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments