Suara alarm Dewa berbunyi. Dewa sengaja memasang alarm untuk sholat subuh.
Hari ini Aku harus ke Masjid.
Siapa tahu bertemu Dia.
Untung semalam Aku sudah pasang alarm.
Pakai baju yang mana ya?
Memilih baju yang sangat bagus.
Memakai parfum banyak dan sangat wangi.
Menyisir rambut dengan rapi.
Tak dapat di pungkiri Dewa terlihat sangat tampan dan menawan.
Pasti semua jamaah putri jadi terpukau dengan ketampanan Dewa.
Aku harus segera bersiap dan berangkat.
Bismillah.
Semoga kali ini beneran bisa bertemu.
*Pertemuan semalam membuat Dewa semakin tidak bisa melupakan Dewi.
Wajah cantik Dewi selalu hadir dalam lamunan Dewa.
Beberapa saat kemudian.
Dewa segera pergi ke Masjid.
Rupanya Dia terlalu dini berangkatnya.
Tampak masih sedikit jamaah yang hadir.
Dia mulai bingung harus berbuat apa.
*Jika Dia sholat sunnah atau membaca al quran dapat di pastikan Dia tidak bisa mengetahui jika Dewi datang.
Dewa memutuskan untuk duduk di depan.
Di tangga Masjid Dia menunggu Dewi.
Banyak jamaah putri yang melirik ke arah Dewa.
Menyapa Dewa.
Bahkan ada pula yang berani berkenalan dengan nya.
Dewa merespon semua dengan sopan dan elegan.
Ternyata hari ini adalah hari keberuntungan Dewa.
Dewa melihat Dewi dari kejauhan.
Akhirnya Dewa bertemu dengan Dewi.
Tak percuma Dewa berangkat lebih awal.
Dewa tersenyum kecil.
Dia sangat senang.
Dari kejauhan terpancar wajah cantik Dewi.
*Setelah berdekatan Dewa mencoba menyapa Dewi duluan. Dia takut Dewi tidak mengenalinya maka dari itu Dia berinisiatif untuk menyapa duluan.
Assalamualaikum.
Waaalaikumsalam
Apa kabar?
Ternyata benar Dewi agak lupa.
"Siapa ini orang?".
Beberapa menit kemudian.
Dia....?
Dia Pak boss besar.
Baik Pak.
Maaf semalam.
(Apa Dia sengaja mencariku kesini karena tidak terima dengan kejadian semalam).
Mati Aku...!.
Harus Bagaimana ini.
Kok Pak.
Jangan panggil Bapak.
Kita tidak sedang di kantor.
Atau ada acara kantor.
Apalagi di Masjid.
Di mata Allah semua hamba sama yang membedakan tingkah iman dan taqwa.
Maaf jadi ceramah.
Maksud Aku cuma, Panggil saja Saya Dewa.
Panggil Dewa bukan Pak.
Sambil mencoba bersalaman.
*Tersenyum kecil mendengar ceramah Dewa.
Tenang Pak di rumah Saya juga sering mendapat ceramah seperti itu oleh Bapak. "Berkata dalam hati."
Baik Pak Dewa.
Eh.... Dewa.
Saya Dewi.
Sekali lagi maaf Pak atas kejadian di kantor.
Eh... Dewa.
(Dewa menjadi meleleh melihat senyuman Dewi yang sangat mempesona)
Tidak masalah.
Saya yang seharusnya minta maaf.
Maaf ya.
Apalagi sikap Siska sangat berlebihan.
Oy, nanti Kamu berangkat ke kantor jam berapa?
Jam 08.00 Pak.
Eh................ Wa.
Maaf lupa terus.
Belum terbiasa.
Bolehkah Saya antar?
" Merasa agak canggung."
Maaf Wa tidak usah.
Nanti malah merepotkan.
Tidak kok.
Saya tidak merasa repot.
Justru Saya senang bisa bareng sama Dewi.
"Maaf Wa tapi......
Terdiam beberapa menit. "
Tapi Bapak Saya pasti melarang.
Kenapa?.
Apa karena belum kenal?.
Bukan hanya itu Wa.
Bagaimana menjelaskannya karena larangan Bapak cukup banyak.
Intinya Saya tidak boleh berdua dengan yang tidak muhrim. Takut yang ketiga setan.
Kecuali, terpaksa atau darurat baru boleh.
Mengerti kan?.
Sekali lagi maaf ya.
Bukan bermaksud menolak niat baiknya.
*Benar-benar gadis idaman. Dari tadi berbincang dengan Dewi membuat Dewa semakin jatuh cinta. Apalagi selama ini tidak ada satupun gadis yang menolaknya. Yang ada Mereka selalu mengejar Dewa.
Jadi begitu.
Tidak masalah kalau begitu.
Maaf ya.
Tidak masalah.
*Jantung Dewa semakin berdebar kencang, seperti jatung mau copot. Sedangkan Dewi terlihat agak canggung karena masih merasa bersalah dengan kejadian semalam.
Adzan akan berkumandang Mereka memutuskan untuk mengakhiri obrolan.
Sepertinya mau adzan Wa.
Iya benar .
Mari masuk Wi.
Obrolannya Kita lanjutkan lain waktu.
Semoga bisa bertemu lagi.
Iya Baik Wa.
*Mereka memasuki shaf masing-masing.
* Setelah selesai sholat Dewa berusaha mencari Dewi tapi tidak bertemu. Akhirnya Dia memutuskan untuk pulang.
* Dewi ternyata sedang berada di ruangan lain di dalam Masjid. Dia sedang membantu ayahnya mengajari anak-anak mengaji.
Dewi memang gadis yang ramah dan baik hati. Banyak anak kecil yang senang jika belajar mengaji dengannya. Setelah selesai mengajari Mereka mengaji. Dewi segera pulang untuk membantu ibunya.
*Ibu Dewi berjualan ditoko depan rumahnya . Rumah Dewi memang kecil dan berada di depan perumahan tempat Dewa tinggal. Penduduk yang tinggal di perumahan itu sangat hormat dengan Pak Sholeh (ayah Dewi). Oleh karena itu masjid di perumahan yang besar dan megah itu dipercayakan kepada Pak Sholeh.
Wah....... Sudah pukul 07.00.
Cepat sekali.
Alhamdulillah Ibu sudah selesai.
Jadi Dewi bisa segera ke kantor.
Bu... Sini Dewi bantuin masukin belanjaan.
Tidak usah Wi.
Tinggal saja.
Kamu harus segera bersiap ke kantor.
Nanti telat lho.
Iya Bu.
Sehabis bantuin Ibu masukin belanjaan Dewi langsung mandi.
Bagaimana tadi tokonya, Wi?
Alhamdulillah ramai Bu.
*Dewi sudah selesai membantu Ibu. Dia segera mandi dan sarapan.
Dewi menjaga toko hingga pukul 07.00. Menggantikan ibunya yang berbelanja dipasar. Setelah nya Dia bersiap untuk ke kantor.
Setelah membantu ibu Dewi mulai beberes untuk ke kantor. Setiba dikantor, Dewi bergegas memasuki ruangannya.
Saat membuka pintu Dia kaget ada sosok laki-laki yang duduk membelakangi nya.
Saat seseorang itu berbalik.
Dia lebih kaget. Ternyata itu Dewa.
*Kenapa pagi sekali Pak Bos ada di ruangan Aku. Apa yang sedang Dia lakukan disini.
Pagi Pak. Ada yang bisa Saya bantu?
Pagi.
Tidak ada, santai saja.
Kalau sedang berdua usahakan jangan panggil Pak. Cukup Dewa saja.
Tapi ini di kantor rasanya kurang sopan kalau cuma panggil nama.
Baiklah.
Terserah Kamu.
Tapi khusus hari ini bisa panggil Saya Dewa saja.
Please.... Sehari ini saja.
Tapi.......
Ini perintah dilarang membantah.
Baiklah.
Hari ini saja.
*Terdiam beberapa menit dan saling berpandangan.
Wi, Saya bawa sesuatu untuk Kamu.
Kemarilah!.
Apa itu Wa?
Sepertinya bekal.
Wah.... Kamu pintar sekali.
Bagaimana bisa Kamu menebaknya?
Feeling saja.
Beneran Kan?.
Iya benar.
Ini ada dendeng, rendang dan semur masakan mama Saya.
Ada juga coockies dan kue basah favorit Saya.
Jika tidak keberatan tolong temani Saya makan.
Tidak Wa.
Tidak perlu repot.
Ayo bantuin.
Tidak usah malu - malu.
Aku sengaja bawakan buat Kamu.
Dosa lho nolak rejeki.
Baiklah jika Kamu memaksa Wa.
*Kebetulan banget Aku lagi lapar dan belum sempat sarapan tadi pagi. Kelihatannya makanan yang di bawa Dewa sangat lezat. Dewi memakan semua dengan lahap.
Bagaimana enak tidak Wi?
Ini sebagai tanda minta maaf Aku karena sudah galak ke Kamu saat pesta kemarin.
Maafin ya?.
Enak sekali.
Baru kali ini Aku makan masakan seenak ini.
Serius Aku berkata apa adanya.
Bukan karena Mama Kamu yang masak
Tapi benar masakkan Mama Kamu enak.
Kalau masalah di pesta.
Itu salah Aku bukan salah Kamu.
Seharusnya Aku yang minta maaf.
Iya dong Mama siapa dulu.
Dewa.
Btw, Kamu itu kecil, kurus, cantik, tapi makanya banyak juga ya. "
(Dewa menertawai cara makan Dewi).
Masak sih." mulai makan dengan santai dan tidak terburu - buru seperti orang kelaparan.
Iya Wi.
Oy, Dari tadi sudah Aku Kamu.
Tapi lebih enak begitu Wi jadi tidak canggung.
"Hahahaha.... Hahahaha.... Hahahaha.
Tertawa bersamaan. "
Wa bolehkah Aku mengganti jas Kamu kemarin?
"Aku sangat senang jika Kamu mengizinkan.
Kebetulan minggu depan Aku gajian.
Boleh ya?. Dengan sedikit memelas".
Tidak usah.
Makan saja.
Tidak usah memikirkan itu.
Tapi kalau Kamu memaksa.
Boleh saja minggu depan Kita jalan berdua.
(alhamdulillah memang rezeki tidak kemana).
Tapi tidak berduaan.
Aku akan mengajak Adikku untuk ikut.
Kebetulan hari minggu sekolah Adik Aku libur. Pasti Dia senang sekali di ajak jalan - jalan.
Gak baik berduaan dengan yang tidak muhrim.
Iya Aku ngerti takut karena ketiga adalah setan. Benar gak?. "
Kurang lebih seperti itu. Boleh kan Aku mengajak Adikku.
Boleh ajak saja semua Adik, Ayah, Ibu, Tetangga sekalian Kita reunian.
Maksudnya beneran boleh ajak semua?
Hah.... Tentu saja tidak.
Aku hanya bercanda kok.
Jangan serius gitu donk menanggapi nya.
Dewi memang berbeda banyak gadis antri untuk jalan berdua dengan Aku. Dia malah menolak kesempatan emas. Dasar aneh tapi Aku suka. Itu yang membuat Dia berbeda dengan gadis lainnya.
Setelah selesai Mereka mulai melanjutkan pekerjaan masing\-masing. Dewa kembali ke kantornya sedangkan Dewi mengurus laporan yang belum selesai.
Dewi merasa jika Dewa adalah bos yang baik. Dewa juga ramah dan lucu. Berbeda dengan anggapannya di malam itu. Dewi juga merasa nyaman ngobrol dengan Dewa.
Lain halnya dengan Dewa. Sejak awal Dewa memang sangat tertarik dengan Dewi. Setelah pertemuan kali ini Dewa semakin tertarik dan ingin mengenal Dewi lebih jauh. Sepertinya sudah mulai tumbuh benih \- benih cinta di hati Dewa.
Beberapa saat kemudian sampailah Dewa di ruangannya.
Kenapa tadi lupa minta nomor telepon nya?.
Alamat rumah juga tidak tanya.
Jadi yang Aku bicarakan lama hanya basa - basi. Banyak yang belum Aku tanyakan.
Bagaimana caraku untuk bertemu dengan Dia minggu depan?.
Hanya buat janji saja tapi tidak membuat rencana untuk kesana.
Dewa melamun di meja kerjanya sambil memainkan bolpoint nya.
Tiba-tiba Adam datang. Tanpa mengetuk pintu. Adam yang melihat pintu ruangan Dewa terbuka dan terlihat Dewa sedang melamun di dalamnya langsung masuk dan bertanya kepada Dewa.
Darimana saja Kamu Wa.
Sejak pagi tidak kelihatan.
Tadi Aku sempat kesini untuk menyerahkan laporan tapi Kamu tidak ada.
Tumben seorang Dewa Dinata datang terlambat ke kantor.
Sudah tidak perlu introgasi Aku seperti itu.
Aku sudah bilang Aku ada keperluan penting.
Ngomong - ngomong....."
Apakah Siska sudah mengajarimu tentang perusahaan ini?.
Keperluan sepenting apa sampai Kamu tidak berbagi cerita dengan Aku!."
Kalau masalah perusahaan tenang.
Jangan khawatir.
Kamu tahu kemampuan Aku.
Itu adalah hal mudah bagiku.
Ya Benar kemampuanmu tidak perlu di ragukan lagi.
Maka dari itu mulai detik ini Kamu adalah tangan kanan Aku.
Mulai sekarang Kamu yang mempunyai wewenang atas Aku bukan lagi Siska.
Saat ini Siska adalah anak buah Kamu.
Apa maksudnya?. "
Cari mati kau ini.
Siska itu sekretaris kesayangan ayahmu. Masak jadi anak buah senior seperti Aku.
Nanti saat pulang kerja Aku akan menjelaskan kepadamu.
Sepulang kerja datang ke rumahku.
Aku akan menceritakan semua yang akan membuat Kamu mengerti tentang keputusan Aku ini.
Sekarang tenanglah dan bekerja seperti biasanya.
Kenapa tidak disini saja?. "
Ngapain juga Aku harus kerumah mu!."
(tanya Dewa sedikit kesal).
Sudah jangan banyak tanya ini perintah.
Nanti akan ada rapat keluarga.
kamu kan sudah Aku anggap sebagai keluarga. (Jawab Dewa dengan tersenyum).
Keluarga........
keluarga darimana?."
(Adam semakin bingung).
Tapi tetap Dia mengikuti karena itu perintah dari Bos.
Sore harinya Adam pergi kerumah Dewa. Disana disambut dengan hangat oleh keluarga Dewa. Adam pun menegur Dewa.
Ini yang namanya rapat Wa, ini mah makan malam. "(sindir adam). Kemudian Papa Dewa mulai duduk.
Mari makan nak Adam!"Ajak Papa Dewa.
Baik terimakasih Om.
(sahut Adam dengan ramah).
Jadi begitu Papa, Ada anak baru lupa dengan anak lamanya.
Kamu kan sudah biasa Wa.
Kalau mau makan ya langsung makan saja.
Dasar anak ini, Maaf ya nak Adam Dewa suka kebangetan bercandanya.
(sahut Mama Dewa).
Akhirnya mereka makan bersama setelah selesai makan Papa, Dewa dan Adam pergi ke ruang meeting yang ada di dalam rumah. Mereka mulai meeting rahasia bertiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments