Di Minggu pagi yang cerah ini, Dewa sedang melamun di kamarnya.
"Kenapa Aku ya?" .
Siapa sosok wanita cantik itu?
Sungguh paras cantiknya tidak dapat teralihkan.
Kenapa Aku harus terbayang - bayang wajahnya?.
Padahal kenal saja tidak.
Namanya Siapa?.
Darimana Dia berasal?
Rumahnya Dimana?
Sedikitpun Aku tidak tahu tentang Dia.
Tapi kenapa harus selalu terbayang wajahnya.
Apa mungkin Pak Sholeh tahu tentang gadis itu?.
Atau mungkinkah Adam yang tahu?.
Ya... Allah perasaan, Apa ini?.
Apa ini yang dinamakan cinta, cinta pada pandangan pertama.
Atau hanya rasa penasaran saja.
Padahal Aku sudah membulatkan tekad untuk taaruf.
Tidak mungkin aku membatalkan niat Aku hanya untuk gadis itu.
Ya sudahlah lupakan saja. Aku tidak tahu siapa Dia jadi buat apa di pusing kan.
Tapi jujur wajahnya sangat cantik.
Baru kali ini Aku melihat gadis secantik itu.
Tok............ Tok............. Tok...............
Dewa.............. Wa.................!.
Yuk..., "sarapan Nak. Segera turun ke bawah!. "
Mama tunggu segera ya.
Teriakan Mama berhasil menyadarkan Dewa dari lamunannya. Seketika Dewa terkejut.
Dan mencoba menjawab panggilan Mama. Karena Dewa tahu Mama tidak akan pergi dari depan pintu jika tidak ada jawaban.
Iya Ma, Dewa segera turun Dewa cuci muka dulu.
Beberapa menit kemudian Dewa turun ke lantai bawah.
Dan mulai makan bersama orangtua nya.
Hari ini libur. Dewa belum ada rencana apapun untuk hari ini.
(Terbesit di benak Dewa).
Sepertinya Aku harus mencari gadis itu.
Kalau begini terus Aku bisa mati penasaran.
"Baiklah......!".
Seharian ini Aku harus ke Masjid.
Mungkin saja dengan seharian disana Aku bisa bertemu dengan Dia.
Tapi seharusnya Aku ke Masjid nanti saja, waktu sholat dhuhur.
Kalau jam segini kemungkinan akan kecil untuk bertemu Dia.
Sekarang mending Aku istirahat saja di kamar.
Pasang alarm ah....
Pukul 09.00 saja.
Tapi kayaknya kepagian 11.00 sajalah.
Beberapa menit kemudian waktu menunjukkan pukul 11.00.
Kring... Kring.... Kring... Kring.
Bunyi alarm Dewa memecah keheningan kamar.
Dewa terbangun dati tidur.
Dia bergegas ke Masjid untuk sholat dhudur.
Dalam hatinya berharap bertemu dengan pujaan hati.
Saat tiba di Masjid Dewa menunggu di tangga kecil Masjid.
Dia mencoba mencari tapi tidak bertemu jua.
Akhirnya suara adzan menghentikan pencariannya.
Setelah selesai sholat dhuhur.
Dewa melanjutkan pencarian.
Hasilnya tetap nihil.
Dewa memang pemuda yang pantang menyerah.
Dia terus mencari hingga sholat ashar dan sholat maghrib berlalu.
Sholat isya' pun telah usai.
Bagaimana nich? "dari sholat dhuhur sampai selesai sholat isya' tak kunjung juga Aku bertemu Dia" . Tapi Aku harus pulang karena besok pagi harus berangkat ke kantor.
Di tengah lamunan Dewa.
Akhirnya Dia bertemu seseorang.
Seseorang itu menepuk pundaknya dari belakang.
Spontan Dewa kaget.
Astaughfirullah.........
Siapa ya? Bikin kaget saja.
Makanya kalau di Masjid itu sholat jangan melamun.
Nanti tidak dapat pahala sholat nya.
Suara itu tidak asing bagi Dewa.
"Dia lagi (ucap Dewa dalam hati)" .
Apaan sich Dam.
Kamu tersiksa ya? Jika sehari saja tidak gangguin Aku.
Ngapain juga Kamu selalu ikutin Aku.
Jangan bilang Kamu fans ke Aku ya.
Hahahaha............ Hahahaha..............
Ih...... PD gila nich anak. Bukannya begitu kali. Tadi Aku cuma kasian Kamu melamun sendiri.
Sebagai teman yang baik.
Wajar kan kalau Aku takut Kamu kerasukan apa gitu atau ketempelan.
Seharusnya Kamu berterima kasih sama Aku bukan negatif thinking gitu.
Apaan sih lho Dam? Berlebihan dech.
Ya sudah Aku pulang dulu saja.
Good bye..., See you next time.
Oke see you next years......!.
Biar Kita tidak saling bertemu lagi
Rugi kayaknya Aku bertemu Kamu.
Yang ada Aku yang rugi bukan Kamu.
Kamu yang selalu gangguin waktuku.
Oy, sepertinya Aku perhatikan dari tadi Kamu sedang mecari sesuatu.
Emang, Apa sich yang Kamu cari?.
Sampai segitunya.
Seorang Dewa Dinata yang sedang mencari calon istri.
Itu sekarang yang lagi trending.
Hahahaha........... Hahahaha..........
Jadi Kamu Pergi ke Masjid ini untuk mencari istri Wa?.
Kayak gak laku banget sich Kamu.
Enggak, Aku sedang tidak mencari apapun.
Kamu itu jangan ke makan gosip.
Informasi itu salah.
Aku tidak pernah mengeluarkan statement seperti itu.
Lagian Kamu tahu siapa Aku.
Tidak mungkin Aku tidak laku.
Yang ada Kamu kali Dam.
Iya benar karena terlalu laku.
Sampai incaran teman sendiri di embat juga.
Hahahaha..........
Hahahaha..........
Dewa Dinata.
Sudahlah Dam, Jangan salah paham terus. Aku capek jelasinnya.
Harus dengan bahasa apa? Aku jelaskan ke Kamu.
Bagaimana membuat Kamu percaya?
Aku tahu Hawa gadis incaran Kamu.
Cantik, pintar, tajir tapi Dia bukan tipeku.
Dia terlalu centil dan terlalu terang - terangan mengejar ku.
Aku tidak suka gadis seperti itu.
Gadis yang terlalu frontal membuat Aku takut.
Aku tidak tahu lagi sampai kapan Kamu akan percaya.
Aku rindu Adam yang dulu.
Adam sahabatku yang selalu mendukung apapun yang Aku lakukan.
Ngomong apa sich Kamu.
Aku tidak peduli dengan celotehmu.
Asal Kamu tahu disini ada wanita incaran Aku.
Awas saja kalau Kamu berani merebut Dia dariku.
Sana katanya Kamu tadi mau pulang.
"Buruan sana! "
Dewapun pergi berlalu meninggalkan Adam.
Dewa sedih sahabat yang selama ini selalu di pihaknya, selalu ada untuknya, kini bagaikan musuh.
Sepanjang jalan pulang
Dewa mengenang masa lalu.
Saat bahagia bersama Adam.
Beberapa menit kemudian.
Adam sampai di rumahnya.
Adam istirahat di kamarnya.
Rupanya Adam masih marah dengan Dewa.
Dasar Dewa nyebelin.
Sebenarnya Aku tahu Wa.
Kalau Hawa bukan tipe mu.
Tapi Aku sedih Dia menolakku karena Kamu.
Sahabat Aku sendiri.
Dia merendahkan Aku.
Dia bilang Kamu something dan Aku nothing.
Dengan logat sok bule nya itu.
Dia mengucapkan itu.
Dia berusaha menegaskan bahwa Aku bukan siapa - siapa.
Sangat berbeda dengan Kamu.
Sebenarnya bukan hanya itu Wa.
Aku tahu Kamu baik.
Tapi Aku selalu menjadi nomor dua.
Padahal kepintaran Kita hampir sama, hanya saja Kamu lebih beruntung dari Aku.
Kamu punya segalanya sedangkan Aku tidak.
Apapun pasti Kamu duluan.
Jujur Aku memang menyayangimu sebagai sahabat.
Bagiku Kamu sahabat terbaik.
Tapi Aku manusia. Aku bisa iri hati dengan semua yang Kamu punya.
Aku iri dengan kepintaran mu.
Aku iri dengan kekayaan mu.
Aku iri dengan ketampanan mu yang mampu memikat semua wanita.
Tapi jujur Wa, Aku sangat merindukanmu.
Aku berjanji Wa.
Suatu saat nanti Kita akan seperti dulu lagi.
Biarkan Aku membunuh semua ego dan rasa iri ku padamu.
Aku butuh waktu untuk itu.
Untuk membunuh rasa yang seharusnya tidak ada.
Beberapa menit kemudian Adam tertidur.
Rupanya cukup melelahkan berselisih dengan sahabat sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments