Episode 4 PESTA PERPISAHAN

Waktu menunjukkan pukul 18.00 Wib. tiba-tiba terdengar suara nada dering HP Adam berbunyi.

Kring.............. kring............... kring.

Adam tersenyum kecil ketika melihat nama di Layar HP nya.

Tertulis " DEWI".

Seketika hati Adam berdebar kencang.

dag............. dig.................... dug

"(Dalam hati Adam berkata)."

"Tumben sekali jam segini Dewi telpon. Kangen kali ya!"

Jangan-jangan sebenarnya Dia juga ada rasa.

Dia baru merasa kehilangan karena akan berpisah. Secara kita akan berbeda kantor.

(Apaan sich yang Aku fikirkan ini).

Adam pun mulai mengangkat telepon nya.

Assalamualaikum, Apa kabar Wi?

Kangen ya!

Barusan tadi pagi ketemu.

Masak sudah kangen.

Emang sih Aku orangnya ngangenin.

Wa, Kamu ngigau ya?

Pasti Kamu barusan bangun tidur.

Ih . . . Aku gak salah denger ini?

Maksudnya?

Biasanya kamu tuh gak pernah kayak gitu.

Maksudnya Wi?

Salahkah yang Aku katakan?

Memang Aku habis bangun tidur.

Tapi Aku rasa Aku bukan mengigau.

Aku sadar kok.

Emang kenapa Wi?

Biasanya memang menurut Kamu, Aku Bagaimana?

Pantesan ngomongnya ngawur.

Habis bangun tidur.

Udahlah lupain aja.

Aku cuma mau ngingeti jangan lupa nanti berkas-berkasnya di bawa?

Dan jangan telat.

Buruan mandi!.

Buruan berangkat!.

Semua rekan sudah datang, nungguin Kamu.

Berkas apa Wi?.

Hah................. ?.

Apa................. ?.

Kamu lupa..... ?.

Malam ini ada acara perpisahan Kamu.

Apakah Kamu lupa?.

Kamu lupa Dam, Kalau kamu akan naik jabatan?.

Oy,  jangan lupa berkas-berkasnya untuk serah jabatan.

Jangan-jangan kamu tidak rela posisi mu tergantikan oleh Ku. ( jawab Dewi kesal).

Oh my GOD.

Sorry Wi aku lupa.

Tadi aku ketiduran karena capek.

Kamu tau sendiri seharian ini Aku sibuk banget.

Ya sudah tidak apa-apa.

Buruan siap-siap biar tidak telat.

Inget berkas di bawa.

Ok..... Jangan kuatir Wi.

terimakasih Wi, sudah di ingetin.

"(Assalamualaikum wr wb dan langsung mematikan telephonnya)."

Walaikumsalam wr wb.

(ih....... maen matiin aja nich bocah)

*Dewi segera mengendari motornya menuju kantor. Sesampainya dikantor dewi melihat sudah banyak rekannya disana. Setelah merasa capek bersua dengan rekan-rekannya.

*Dewi mencari minum dia mengambil sirup jeruk dingin terlihat segar dan menggoda. Karena merasa sangat haus sehingga Dewi kurang hati-hati dalam mengambil minuman. Minumannya tumpah di jas mewah seseorang. Dewi sangat panik dia mengambil sapu tangan di sakunya. Dia mencoba membersihkan jas tersebut.

*Ternyata pemilik jas mahal itu adalah Dewa. Dewa yang asyik mengobrol dengan Siska, tentang perusahaan (mantan sekretaris papanya). Menjadi kesal karena jas kesayangan kotor.

Hati-hati donk mbak.

Kotor ini jas saya.

(dengan nada kesal dan kecewa).

*Dewa membalikkan badan dan mengambil sapu tangan dari tangan Dewi. Dewa terkejut ternyata itu gadis pujaan hatinya.

Maaf Kak.

Saya tidak sengaja.

Jangan panggil Dia Kak.

Kamu tau Dia itu pimpinan baru Kita.

Panggil Dia Pak.

Atau Kamu mau di pecat.

(Ucap Siska dengan nada marah)

Ti...... Ti... (Tidak masalah "berkata dalam hati". Karena keburu di tarik oleh Siska) .

*Dewa berusaha membela Dewi tapi Siska menarik tangannya. Dan membawa ke ruang ganti.

*Jujur Dewa sebenarnya kesal karena jas kesayangannya kotor. Apalagi itu jas dari Mamanya. Tapi karena tahu Dewi yang menumpahkan minuman itu. Entah kenapa rasa kesal Dewa hilang seketika.

"Beberapa menit kemudian sampailah di ruang ganti . "

*Segera Siska memilihkan jas untuk Dewa. Rupanya Siska tahu jas kesukaan Dewa.

Sementara hati Dewa berdebar.

dag............ dig................ dug.

Dia tidak menyangka akan bertemu dengan pujaan hatinya.

*Dewa sebenarnya ingin mencari tahu tentang Dewi ke Siska. Tapi sepertinya tidak mungkin. Siska bukan orang yang tepat untuk itu.

*Dewi masih belum beranjak dari tempatnya. Dewi masih memegang gelas yang menumpahi jas Dewa.

*Tiba-tiba seseorang menyadarkan Dia dari lamunannya. Seseorang itu menepuk bahunya dari belakang. Dewi terkejut. Saat Dia membalikkan badan ternyata yang datang adalah Adam.

Hallo......... Wi.

Kaget ya?.

Habisnya, cantik - cantik melamun.

Di pojokan.

Sendirian lagi.

Kasihan banget sih Wi.

Nungguin Aku ya.

(Ledek Adam).

Apaan sih Dam.

Masih ngigau ya?.

Kamu sih lama banget.

Aku sudah datang dari tadi.

(Dewi melampiaskan kekesalannya ke Adam).

Ih...... Galak banget sih.

Untung cantik.

Kalau enggak........

Kalau enggak apa?.

Mau marah juga?.

Wi, Kenapa sih?

Lagi dapat ya?

Kalau Aku salah, Aku minta maaf.

(Adam memelas karena baru sadar kalau saat ini Dewi lagi badmood).

*Dewi sadar semua yang terjadi bukan kesalahan Adam. Seharusnya hari ini adalah hari bahagia sahabatnya. Dewi merasa bersalah kepada Adam. Dewi minta maaf telah menjadikan Adam pelampiasan.

Dam, Kamu ngapain minta maaf.

Kamu tidak salah.

Kali ini Aku yang salah.

Maafin Aku ya Dam.

Mau kan?.

Iya, Aku pasti selalu akan maafin Kamu Wi.

Buat Aku Kamu tidak akan pernah salah.

Btw, Kenapa kok badmood gitu?.

Bisa saja Kamu Dam.

Tadi ada incident kecil.

Lain kali saja Aku cerita.

Takut bisa bikin mood Aku jelek lagi.

Ini kan hari bahagia Kamu.

Aku takut merusak suasana pesta Kamu.

Ayuk Kita kumpul dengan yang lain Dam.

(Dewi berjalan menuju gerombolan rekan kerja yang lain. Mereka sedang asyik menikmati musik dance sambil bercanda gurau.).

"Tunggu Wi, disini dulu sebentar saja.

Aku lapar, ........ banget.

Aku tadi tergesa - gesa sehingga lupa makan.

Sekarang kelaparan dech."

Baiklah Dam.

Aku juga haus.

(gara - gara masalah tadi Aku sampai lupa kalau Aku sedang kehausan).

Oy, Dam makalah beberapa snack ini.

Lumayan buat ganjal perut.

Sepertinya makan malam nanti, masih lama.

Aku juga mau minum dulu.

Gleg......... Gleg.........Gleg...........Gleg........ Gleg.

Wi...., Pelan - pelan minumnya.

Masak sudahdm make up secantik ini.

Minum kayak unta padang pasir.

Hahahaha..... Hahahaha..... Hahahaha.

Ngeledek ini bocah.

Mendingan Aku dikit kan? Daripada itu unta!.

Hahahaha.... Hahahaha... Hahahaha.

Nah gitu senyum biar tambah cantik.

Kalau manyun kayak tadi.

Kecantikannya bagaikan tertutup mendung.

Bisa saja Kakak A..... d.... a.... m.

Bosan hidup ya? Dari tadi Ngeledek mulu.

Habis Kamu dari tadi kelihatan murung saja.

Jujur saja Wi, kalau Kamu lagi sedih karena besok Kita tidak satu kantor lagi.

Kalau Aku biasa saja Wi.

Aku sudah bisa terima kenyataan.

Lagian masih bisa......

..... telepon

..... video call,

.... whats up,

atau langsung saja ke rumah Kamu.

Hahahaha... Hahahaha... Hahahaha.

Pintar kan Aku!.

Biasa saja.

Itu kan kata, - kata Dewi kemarin.

Kenapa di copy paste Adam.

Jadi gak lucu tau. "

Badmood lagi ya?.

Yuk, kesana saja kalau gitu.

Aku sudah kenyang.

Kamu juga tumben daritadi makan mulu.

Biasanya makan gak sebanyak itu.

Ya... Iyalah Dam.

Karena pura-pura bahagia itu butuh banyak energi.

Hahahaha... Hahahaha.. Hahahaha.

Bisa saja Kamu Wi.

Aku bercanda kok Dam.

Tenang mood Aku sudah baik.

Beberapa menit kemudian Mereka sudah berkumpul bersama teman yang lain.

Setelah merasa bosan menikmati hiburan musik, Adam mengajak Dewi keluar ruangan.

Wi, ikut Aku keluar bentar yuk!.

Ngapain Dam?.

Pesta belum selesai, Kenapa harus keluar?

Ayuk.... "menarik tangan Dewi".

Adam.... Tunggu!.

Ngapain sih disini?.

Ini berkas yang Kamu minta.

Aku mau jelaskan tentang pekerjaan Aku selama ini.

Agar bisa memudahkan Kamu bekerja.

Kalau di dalam terlalu berisik.

Yang ada Kita tidak bisa konsentrasi.

Oy, Kamu benar.

Baiklah, Kita mulai.

Sebelumnya terima kasih ya Dam.

Kamu memang sahabat terbaikku.

Krik................ krik............... krik............... krik.

Cuma sahabat?

Kira - kira bisa lebih tidak ya?

(gumam Adam dalam hati).

*Adam mulai menjelaskan tentang kerjaannya secara terperinci. Dengan kepintaran yang Dewi miliki, semua itu sangat mudah di cerna olehnya.

Dam sebentar lagi bukannya Kamu akan memberi sambutan?

Lebih baik Kamu masuk saja.

Insyaallah Aku sudah mengerti kok.

Jangan mengkhawatirkan Aku.

"Ingatkan, dulu Aku juga sering bantuin Kamu?."

Yakin Kamu sudah paham Wi.

Senangnya beristrikan Kamu Wi.

Pintar, cantik dan serba bisa lagi.

Bisa saja Kamu Dam.

Iya santai saja Dam.

* Beberapa menit kemudian. Benar kata Dewi.

Acara sambutan di mulai.

Dewa memulai sambutan pertama, Sebagai pemimpin perusahaan.

Kemudian Adam karena acara perpisahan kali ini khusus di buat untuk Adam.

*Dewi tetap konsentrasi pada laporan jabatan barunya. Dia tidak memperdulikan sambutan dari Dewa maupun Adam.

Karena itu memang kemauan Adam. Supaya Dia fokus pada berkasnya.

"Beberapa jam kemudian. Acara makan malam tiba."

Adam segera menghampiri Dewi untuk makan bersama.

* Sebelumnya Adam memang merasa takut untuk mengajak Dewi masuk ke dalam, karena di dalam ada Dewa.

Rupanya masih ada trauma dalam diri Adam.

Adam takut kejadian dengan Hawa dulu terulang lagi.

*Untungnya setelah memberikan sambutan Dewa langsung pulang. Mereka sempat bertemu.

Dam, Sekali lagi selamat ya.

Maaf Aku harus pergi karena masih ada urusan penting.

Enjoy ya!. Sampai bertemu besok.

Baiklah.

Terima kasih.

* Beberapa menit kemudian Dewa sampai di lobby. Dia melihat Dewi dari kejauhan. Jantungnya berdetak kencang. Ingin rasanya menyapa Dewi, tapi sayang disampingnya ada Siska. Kali ini Dewa ada meeting dadakan. Sehingga harus di temani oleh Siska.

Wi, Sudah selesai pekerjaanmu?.

Sudah Dam.

Ini sudah Aku beresi semua.

Baiklah kalau begitu ikut Aku ke dalam.

Sudah saatnya makan malam.

*Setelah sampai di dalam Dewi dan Adam makan dengan lahapnya.

Sepertinya Mereka sangat kelaparan. Apalagi menu yang di hidangankan sangat istimewa.

Makan yang banyak Dam.

Tadi katamu, Kamu kelaparan.

Menunya mantap, bikin pengen nambah terus.

Benar Kamu Wi.

Lezat dan nikmat.

Pas banget.... Pas kita lagi laper banget.

Hahahaha......... Hahahah....... Hahahaha.

*Beberapa menit kemudian saatnya pulang.

Wi, tadi Kamu datang kesini dengan Siapa?. Pulang juga dengan Siapa?.

Tadi Aku berangkat sendirian. Mengendarai sepeda motor Dam.

Emang Kenapa Dam?.

Boleh gak pulangnya Aku antar?.

Aku khawatir jika wanita secantik Kamu pulang sendirian.

Tapi Kamu harus izin ke Bapak dulu.

Jika di izinkan Bapak Aku mau.

*Adam kemudian menelepon Pak Sholeh dan meminta izin untuk mengantarkan Dewi, karena sudah terlalu larut malam. Untungnya Pak Sholeh memberi izin.

*Beberapa jam kemudian Adam sampai di rumah Dewi. Kedatangannya di sambut hangat oleh keluarga Dewi.

Setelah selesai mengantarkan Dewi.

Adam segera pulang dan beristirahat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!