2. Identitas Baru

Setelah selesai menjalani operasi Saga dipindahkan keruangan rawat inap yang berisikan tiga orang pasien di dalamnya.

Yaa, Saga tidak ditempatkan di ruangan VIP karena itu sungguh tidak akan pernah terjadi mengingat kondisi Nata sebagai penyelamat yang hanya seseorang yang baru akan memulai pekerjaannya.

" Dokter... Apa keadaanya sudah baik- baik saja ? Tanya Nata pada dokter yang mengantar Saga ke ruang inapnya.

"Untuk sekarang mungkin belum bisa dikatakan baik baik saja karena dia baru saja mengalami kecelakaan yang cukup serius" jawab sang dokter

"Apa separah itu saya menabraknya dok ? Tanya Nata menciut..

"Itu bukan sekedar tertabrak motor ini adalah kasus kecelakaan lalu lintas apalagi pasien juga terlalu lama terendam air dalam keadaan terluka," lanjut sang dokter..

"........." Nata tidak bisa mencerna ucapan dokter.. " jadi bukan aku yang menyebabkan luka luka yang ada pada pria tersebut", ada sedikit kelegaan yang Nata rasakan. Tapi itu hanya sebentar mengingat sekarang dia harus mengeluarkan banyak uang untuk biaya perawatan pasien.

"Hhhhhh.." Nata menghela nafas dengan berat.. "Motor ku yang malang kamu harus jadi korban untuk korban yang aku buat." keluh Nata pasrah.

Satu satunya cara yang terfikir oleh Nata hanya menjual sepeda motor untuk mendapatkan uang biaya rumah sakit itupun masih jauh dari kata cukup.

Setelah mengumpulkan uang untuk biaya rumah sakit, Nata segera menuju tempat administrasi dan melunasi pembayaran.

Selain uang motor Nata juga menguras habis tabungan nya yang sudah dia kumpulkan dari sejak lama di tambah dengan uang simpanan mama nya.

"Semoga saja nanti aku bisa mengumpulkan banyak uang lagi," gumam Nata menyerahkan uangnya.

******

Sedangkan dikediaman orang tua Saga terdengar isakan tangis seorang wanita cantik paruh baya.

" Sudah dua hari Pi, mami takut hal buruk yang terjadi sama anak kita Pi," isaknya lagi.

"Kenapa masih belum ada kabar juga Pi ? tangis perempuan tersebut makin keras, dialah maminya Saga dan juga papinya.

" Sabar mi, anak kita pasti baik baik saja di suatu tempat," hibur suaminya. "Papi sudah mengerahkan bawahan papi untuk terus mencari anak kita," lanjutnya sambil mengusap punggung istrinya.

****

Dirumah sakit Nata masih duduk disebelah kasur pasien. Sudah dua hari Nata rutin mengunjungi Saga untuk melihat perkembangan Saga.

"Suster.. biasanya berapa lama pasien nya akan sadarkan diri ? Tanya Nata karena sudah dua hari Saga belum ada juga tanda tanda akan siuman.

Ditambah Nata juga menunda pekerjaan nya karena harus merawat Saga. Nata sudah minta kelonggaran kepada pihak cafe tempat dia bekerja. Untungnya atasannya tidak mempersulit nya dan memberikan izin untuk Nata.

"Kita tunggu sebentar lagi, karena pasien mengalami banyak luka luka yang serius.." jelas suster..

"......."

Dua jam berlalu Saga mulai menggerakkan jarinya, Nata yang masih duduk disamping ranjang pasien segera menekan tombol panggilan. Setibanya dokter disana Nata langsung berteriak antusias.

"Dok... Jarinya bergerak.. dia menggerakkan jarinya,," pekik Nata girang.

"Pasiennya sudah menunjukan tanda akan sadar, kita tunggu sebentar lagi," jawab dokter

Perlahan Saga berusaha membuka matanya dan langsung menutup karena silau. Dokter langsung sigap menanganinya.

" Apa anda merasa lebih baik ? Tanya dokter

Saga yang masih bingung menyahut pelan, "dimana saya ? Kenapa saya tidak bisa bergerak ? Sambung Saga

Dokter kembali memeriksa kondisi saga.

"Ini wajar terjadi karena sudah dua hari anda tidak sadarkan diri. anda sekarang ada dirumah sakit" dokter menjelaskan kondisinya Saga.

"Apa yang terjadi ? Kenapa saya ada dirumah sakit ? Saga terlihat bingung melihat sekitarnya.

"Apakah anda ingat nama anda tuan ? Tanya dokter ?

".........." Aaaaarggghh.. Saga berteriak sambil memegang kepalanya.. "sakit.. kepalaku sakit" teriaknya.

"Tenang dulu tuan, coba ingat perlahan.." bujuk sang dokter menenangkan Saga.

Setelah Saga mulai tenang dokter kembali bertanya. "Apakah anda ingat nama anda tuan ? Ulang dokter lagi

" Aku... Aku.. siapa aku ? Aku tidak ingat apapun.." keluh Saga

Duaaaar... Nata langsung panik mendengar Saga yang tidak mengingat identitas nya sendiri.

"Ini petaka " gumam Nata tidak jelas.

"Sus.. apa tidak ada menemukan data pasien nya ? Misalnya KTP atau tanda pengenal lainnya sus ? Tanya Nata yang sudah kepikiran tentang pria yang sedang ditolongnya.

"Tidak ada apapun yang kami temukan, kemungkin hanyut terbawa arus sungai.." jawab suster

Dokter kembali melakukan pemeriksaan terhadap perkembangan Saga. Setelah melakukan pengecekan terhadap pasien suster meninggalkan ruangan inap.

Sepeninggalnya suster, Nata berdiri di samping ranjang pasien dan bergumam pelan.

"Kalau identitas nya tidak ditemukan bagaimana caranya aku memulangkan orang ini, aku harus mengantarnya kemana ? Tidak mungkin aku bawa pulang. Apa kata para tetangga yang suka nyinyir..? Nata sudah tidak bisa lagi berfikir jernih masalah nya.

Setelah seminggu dirawat dirumah sakit Saga sudah diperbolehkan pulang kerumah.

Nata membawa Saga kerumahnya setelah berusaha keras membujuk papa dan mamanya supaya mengizinkan Saga tinggal dirumahnya.

Karena kamar dirumah cuma ada tiga, jadilah sekarang kamar Nata ditempati oleh Saga sementara Nata numpang dikamar adiknya.

Hari hari Saga dirumah Nata tidak banyak mengalami kemajuan, Saga masih belum bisa mengingat tentang dirinya.

Disini Saga diberi nama baru untuk panggilan nya karena Nata dan keluarganya tidak tau nama Saga. Sudah satu bulan Saga tinggal dengan identitas baru dirumah Nata.

" Kamu tidak harus mengantar aku bekerja setiap hari gio.." bujuk Nata.

Gio adalah nama baru yang sudah melekat untuk Saga selama satu bulan ini.

"Tidak apa, aku akan tetap mengantar sampai tempat kamu bekerja," bantah Gio.

Setiap hari setelah Gio benar benar pulih selalu mengantar Nata bekerja karena jarak yang ditempuh cukup jauh. Apalagi sekarang Nata berjalan kaki karena motor satu-satunya sudah di jual untuk biaya rumah sakit Gio.

"Tapi aku bisa sendiri Gio, kamu tidak harus bolak balik setiap harinya", Nata merasa kasihan Gio harus ikut jalan kaki setiap harinya.

"Aku tidak punya kesibukan lainnya jadi aku tidak merasa keberatan melakukan nya," Gio tetap keras dengan kemauannya.

"Tidak apa-apa kak, bukankah itu bagus", sela Jona tiba-tiba sudah ada di antara dua orang tersebut. "Kalau kak Nata tidak mau di antar bagaimana kalau kak Gio ikut ke sekolah Jona saja ? Tanya Jona cengengesan.

"Sekolah Jona kan dekat rumah ngapain kakak ikut kesana", tolak Gio dengan kepala miring.

"Apa kalian tidak ada yang mau berangkat ? Sela Maya dari dapur karena mendengar perdebatan mereka, "ini sudah tidak pagi lagi" sambung Maya lagi.

Seketika kata-kata tersebut langsung menyadarkan mereka dan langsung beranjak dari meja makan.

" Maa... Aku berangkat ",sahut Nata

"Aku juga maa," Jona ikut keluar

" Hati-hati", balas Maya keluar dari dapur. "Gio nanti sekalian belikan mama ayam potong di tempat langganan kita biasa ya." ucap Maya pada Gio.

"Aaah iya maa,," jawab gio cepat.

Jika di kehidupan sebelumnya Saga tidak akan mau dimintai tolong, karena Saga yang merupakan CEO perusahaan terbesar di kota X sehingga sudah jadi kebiasaan Saga memberi perintah kepada orang lain. Tapi sekarang jauh berbeda dengan kehidupan nya yang dulu, karena Saga yang masih belum bisa mengingat diri sendiri. Tidak bisa di bayangkan reaksi Saga jika tau dirinya melakukan hal-hal yang dianggap rendah di kehidupan nya yang dulu.

Terpopuler

Comments

-°armyxbts°-

-°armyxbts°-

Tambahin lagi adegan romantisnya, thor. Aku suka banget sama chemistry antara tokoh utama 😍

2024-03-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!