4. First Momen

Sepanjang perjalanan tidak ada lagi yang berusaha membuka obrolan. Keduanya sama- sama memilih untuk diam dengan pemikiran masing-masing. Sesampainya mereka dirumah hari sudah menunjukan pukul sepuluh malam sehingga penghuni rumah sudah berada dikamar masing-masing.

Sedangkan Jona adiknya Nata lagi menginap dirumah temannya untuk persiapan ujian nya. Gio mengantarkan Nata langsung ke kamarnya dan mendudukkan Nata di kursi kecil kamarnya.

"Apakah bisa jalan ke kamar mandi sendiri? Tanya gio melihat kaki Nata yang sedikit memerah.

"Bisa.." jawab Nata singkat

"Baiklah kamu ganti baju dulu nanti aku kesini lagi buat memberikan obat memar,," Gio melangkah keluar menuju kamarnya untuk ganti baju.

Gio mengetuk pintu kamar Nata dan masuk membawa obat anti memar di tangannya. Melihat Nata yang kesusahan berjalan Gio bergegas kearah Nata dan langsung menggendong Nata untuk di dudukkan di kursi. Setelah itu Gio dengan santai meletakkan kaki Nata di pahanya.

Tindakan Gio sukses membuat wajah Nata merona karena malu. Dengan teliti Gio mengoleskan krim ke kaki Nata dan melakukan pijitan lembut disekitar kaki Nata yang sakit. Nata tersenyum senang menerima semua perlakuan manis Gio pada nya. Saat Nata melihat ke arah Gio bertepatan dengan Gio yang juga melihat ke arah Nata. Seketika tatapan mereka saling mengunci. Tanpa tau siapa yang memulai duluan wajah keduanya semakin dekat dan merasakan sesuatu yang kenyal dan lembut. Yang awalnya nya hanya menempel tanpa di komando bibir itu mulai bergerak dan menjadi lumatan lumatan halus.

Nata yang baru pertama kali merasakan bibirnya di cium dengan lembut hanya bisa memejamkan mata. Nata merasakan bulu- bulu halusnya berdiri ketika tangan gio mengelus tengkuknya. Nata merasa seperti memuntahkan ribuan kupu-kupu dari perutnya. Hingga tanpa sadar Nata mengeluarkan suara.

Perlakuan manis dan lembut Gio sukses membuat Nata menampilkan sisi seksi Nata. Hingga akhirnya Nata hampir kehabisan oksigen barulah Gio melepas tautan mereka. Nata langsung meraup udara sepuasnya dan mengibas kan tangan di wajahnya yang kepanasan. Saat keduanya tersadar hanya keheningan yang tersisa, tidak ada yang berani bersuara.

"Maafkan aku,," Gio memecah keheningan diantara mereka. "Aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri,," Gio masih menempel kan kening nya di kening Nata menahan nafas yang memburu sedangkan tangan Gio masih mengelus tengkuk Nata.

"Tidak... Aku juga salah.." sahut Nata berusaha setenang mungkin.

Nata tau dia juga menikmati perlakuan Gio yang begitu halus. Hingga keduanya kembali mengulang ciuman yang tadi berhenti, Nata tidak berfikir dengan jernih karena tubuh nya menerima dan menikmati semua sentuhan Gio. Ciuman yang awal nya lembut kini berangsur jadi semakin panas dan menuntut. Sesekali Gio menggigit bibir bawah Nata hingga membuat Nata melenguh pelan.

Melihat bibir Nata yang terbuka Gio langsung melesakan lidahnya kedalam rongga mulut Nata. Lidah Gio mengabsen seluruh isi mulut Nata sesekali Gio menarik lidah Nata hingga yang punya makin mendesah karena perlakuan manis Gio.

Nata meremas baju Gio dengan sangat kuat, tangan Gio meraih tangan Nata dan meletakkannya di kepalanya. Nata meremas kepala Gio saat tangan Gio berusaha menyentuh kulit punggungnya. Nafas keduanya saling memburu, pandangan Gio penuh kabut seakan ingin memakan Nata yang ada di depannya. Tidak ingin buru - buru ciuman gio turun ke leher Nata lidah gio menyapu semua area leher Nata hingga tubuh Nata bergetar hebat dengan sensasi yang baru pertama kali Nata rasakan.

" Aku menginginkan mu Nata.." suara parau Gio seakan seperti sebuah hipnotis bagi Nata yang sudah terbakar gairah.

Karena tidak ada penolakan dari Nata, Gio kembali mencium bibir Nata dengan ritme yang lebih cepat sedangkan tangan Gio berusaha masuk kedalam kaus Nata dan berhenti di satu titik yang mampu membuat keduanya mendesah pelan.

Nata semakin meracau tidak jelas karena perlakuan manis Gio. Dalam hitungan menit keduanya sudah sama-sama polos, Nata yang menyadari keadaan nya berusaha menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, wajah Nata merah merona menahan malu karena untuk pertama kalinya full naked di depan pria.

"Tidak apa aku juga sama,," Gio berusaha menarik tangan Nata dan membaringkan Nata di bawahnya. Gio kembali memulai aksi panasnya untuk mengalihkan rasa malu Nata dengan mencium setiap inci tubuh polos Nata.

Sungguh ini adalah kali pertamanya nata disentuh begitu intim oleh pria. Ciuman gio turun kebawah sampai di area sensitif lainnya. Gio menatap takjub pemandangan yang ada di depan matanya. Nata yang merasakan permainan Gio berhenti berusaha mengangkat kepalanya.

" Jangan lihat seperti itu.. a.. aaku malu" Nata menutup matanya. Gio tersenyum dan kembali membuka paha nata sementara tangan nata di letakkan di kepala Gio.

Nata menikmati setiap sentuhan Gio pada tubuh nya. Permainan Gio yang lembut dan tidak terburu-buru membuat Nata semakin terbang dan melayang.

"Siap untuk ketahap selanjutnya ? Gio menggoda Nata yang masih mengatur nafas karena baru mendapatkan pelepasan nya. Wajah Nata makin merona karena malu.

"Apakah ini akan sakit ? Tanya Nata pelan.

"Kita akan bermain pelan.." ucap Gio mengelus pipi Nata.

Nata meringis merasakan sakit di bagian intinya. rasanya penuh dan sesak. Gio berusaha tenang dan diam sebentar. Hingga dirasa Nata sudah rileks barulah Gio mulai bergerak pelan di atas tubuh Nata.

Rasa sakit yang tadi nya Nata rasakan sekarang berangsur hilang dan di gantikan dengan rasa yang Nata sendiri tidak bisa mendeskripsikan nya dengan kata. Sungguh ini adalah hal baru yang Nata rasakan.

Keduanya sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Gio ambruk di atas badan Nata yang masih tersengal-sengal. Tidak menyangka Nata akan melakukan hal gila ini dengan Gio. Nata berusaha mengatur nafasnya yang masih berantakan. Gio mengangkat kepalanya dan memberikan kecupan manis di kening Nata.

"Ini adalah first momen aku" kata Gio menatap lurus mata Nata. Sementara yang di tatap semakin malu.

"Kamu juga yang pertama untuk ku", Jawab Nata malu malu.

Setelah istirahat sebentar mereka kembali mengulang kegiatan panas mereka sampai Nata kelelahan dan merasa tidak sanggup lagi barulah Gio menghentikan kegiatan mereka.

"Istirahatlah.." Gio mencium sekilas bibir lembut Nata sambil membenarkan selimut mereka. Gio meraih Nata agar masuk ke pelukannya dan langsung tertidur. Gio menatap wajah kelelahan Nata ada perasaan yang baru pertama kali Gio rasakan.

Gio membelai lembut pipi Nata dan mengecup ringan kening Nata. Setelah nya Gio mendengar dengkuran halus keluar dari mulut Nata, Gio tersenyum lembut dan kembali melayangkan kecupan sayang di kening Nata. Kemudian Gio kembali ke kamarnya.

Sesampainya Gio dikamar, dia berusaha untuk tidur tapi bayangan adegan panas yang baru mereka lakukan kembali hadir. Perasaan Gio langsung menghangat dan hatinya mengatakan ini adalah pilihan mereka berdua. Apapun yang akan terjadi Gio tidak akan meninggalkan Nata.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!