Aku dan mimpiku...

Dear A...

Aku bermimpi kemarin malam, mungkin karena sudah lama aku tidak menulis tentangmu. Sama seperti di dunia nyata, ketika bertemu kita tidak saling menyapa. Kamu bilang aku harus menjaga perasaan suamiku. Dan kamu juga harus menjaga perasaan istrimu. Tapi A... bukankah ini hanya dalam mimpi, tak bisakah aku bercerita tentang perasaanku? Aku hanya ingin menceritakan suka dukaku.

Bahkan tak ada sapa di mimpi

Kamu hanya tersenyum dan melewatiku

Aku menunggu ribuan jam

Untuk bisa bertemu denganmu

Tapi....

Lagi lagi tanpa kata

Mimpi semalam

21022024

Aku masih ingat, jika salah satu dari kita saling merindukan kita harus datang lewat mimpi.

"Sebelum tidur, sebut namaku 3x aku akan datang dalam mimpimu"

Benar saja kamu hadir tapi tidak menyapaku, lalu untuk apa kamu hadir? Apakah hanya untuk menambah kerinduan?

Kamu hanya tersenyum, aku lewat di depanmu. Tak ada sapaan, hanya saling bertatap. Apakah menurutmu itu baik untukku? Jika iya maka akan aku terima, karena aku selalu ingat apapun yang kamu lakukan dan kamu putuskan untukku adalah yang terbaik. Kamu sudah berjanji keputusanmu akan membuatku bahagia, karena kebahagiaanku adalah kebahagiaanmu juga.

Baiklah A kita lupakan mimpi bodohku semalam, hari ini aku libur di tempat kerjaku, aku membantu suamiku di restoran kami. Usaha warung makan kami berjalan cukup lancar, walaupun masih jauh dari sempurna. Banyak hal yang ingin aku ceritakan tentang usaha yang aku jalani. Aku nggak tau A, aku harus memulai darimana. Tetapi jika aku bersamamu, apakah aku akan bekerja sekeras ini?

****

Kenangan tahun 2008,

Aku masih ingat A, kamu bilang aku cukup diam dirumah saja jika kita menikah. Aku hanya perlu berdandan cantik dan menyiapkan kamu makanan. Jika aku tidak ingin memasak, kita bisa makan di luar. "Kamu nggak perlu bekerja, aku yang akan bekerja keras untukmu, jika males masak, kita makan di luar saja" katamu waktu itu.

Kita tertawa bersama sambil membicarakan mimpi mimpi kita di masa depan. Mimpi yang hanya tetap menjadi mimpi. Seperti mimpiku semalam. Yang tidak akan pernah menjadi kenyataan karena dimakan waktu.

Sambil mendengarkan lagu favorite kita di radio, aku masih ingat kita duduk berdua di kamar kostku. Kamu mengunjungiku setiap hari. Dan mengisi hari hariku dengan kebahagiaan. "Apakah aku boleh sebahagia ini?" Itulah yang selalu ada di pikiranku saat itu. Secangkir kopi Nescafe akan membuatmu lebih lama bersamaku, menemaniku melewati hari.

"Aku akan kembali besok, tapi besok kalau aku datang buatlah kopi dengan air setengah dari gelas ini" katamu sambil mencium keningku seraya mengejek karena aku selalu membuatkan kopi dengan air penuh di mug putih itu. Sengaja supaya lebih lama, tetapi rasa kopinya tak berasa lagi. Itulah candaan kecil kami. Bahkan tak pernah aku isi biskuit sebagai pendamping kopi itu.

"Jangan lupa datang di mimpiku malam ini" manjaku sambil memeluknya. Hangat...aku tak akan pernah lupa pelukan itu. Seolah aku hanya perlu dia untuk menjagaku. Tubuhnya yang tinggi tegap begitu sempurna untuk aku peluk. "Jangan lupa sebut namaku 3x, aku akan datang di mimpimu"

Malam berlalu dan aku mengantarkanmu ke motor matic mu. Ya begitulah malam malam itu berlalu, dengan kopi yang sama, cangkir yang sama, cerita yang sama, dan mimpi yang sama. Walau di hari berbeda tetapi aku selalu merasakan kebahagiaan dan kehangatan yang sama.

Bahkan setiap malam, aku selalu berdoa semoga ada kehidupan lain bersamamu A,

Aku dan mimpiku

2008

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!