4. First Kiss

**Happy and enjoy reading😊

Sorry for typo🙏**

Karena tidak ada sebuah kebetulan dalam hidup. Semua yang terjadi adalah sebuah takdir Tuhan yang rencananya sudah tersusun rapi...

🐰

"Cabe mana cabe!" teriak Kanaya heboh.

Kanaya saat ini sedang berada di kantin sekolah dengan semangkok baso ditemani sahabatnya Maya. Maya yang duduk di sebelah Kanaya dari tadi hanya mampu meringis ngeri melihat porsi makan Kanaya yang luar biasa banyak.

"Gue heran sama tubuh lo Nay. Kok bisa yah tubuh lo tetep ideal?  Padahal porsi makan lo kaya gini. Rakus kaya gorila kelaperan." Kanaya mendelik tajam mendengar omongan Maya. Lalu ia kembali melanjutkan makan baso.

"Eh iya ... cepet ceritain gimana ceritanya lo bisa ngehormat tiang bendera tadi pagi dan masuk pelajaran olahraga dengan kedua kaki nyeker? Bahkan sekarang pun masih nyeker."

Saat ini Maya sudah menempatkan dirinya dengan memposisikan kedua tangan di bawah dagu. Berusaha menjadi pendengar yang baik dengan tingkat kekepoannya yang luar biasa.

"Kepo banget sih lo neng," cibir Kanaya kesal. "Mendingan cari cabe buat gue. Gue masih butuh cabe nih." 

Maya menatap malas Kanaya yang masih fokus dengan baso tanpa sedikitpun terpengaruh oleh sikap keponya.

"Lo nyari cabe neng. Makannya entar malem kira-kira jam 11 malem lah, lo pergi keperempatan lampu merah deket kompleks gue. Di sana banyak banget cabe. Terus tinggal lo pilih deh mau yang kaya gimana model sama bentuknya," celetuk Maya asal.

"Gue butuh cabe yang bisa bikin pedes nih baso. Bukan cabe yang bisa bikin merem melek om-om butuh belaian di ranjang," sewot kanaya menekankan setiap katanya.

"Ya elah ... kan sama-sama cabe. Ribet amat lo ... cepet ah ceritain lama amat sih lo. kepo nih gue." Kanaya hanya mendengus kasar melihat tingkat kekepoan Maya yang sudah akut.

"Ok ... tapi nanti setelah gue nyelesain makan baso gue," jawabnya akhirnya pasrah.

Cengiran lebar tampak di wajah maya. "Ok."

Setelah menyelesaikan makan baso, Kanaya akhirnya dengan sangat terpaksa menceritakan semua kejadian sialnya hari ini pada Maya. KECUALI kejadian sialnya yang diintip cowok mesum di ruang peralatan. Sungguh itu kejadian sangat memalukan. Ia bahkan berharap itu cuman mimpi.

**

"Masuk enggak? Masuk enggak? Eh ... enggak deh mending gue balik lagi aja. Tapikan sepatu gue gimana nasibnya? Masa gue pulang harus nyeker sebelah?"

Saat ini Kanaya sedang berdiri di depan sebuah pintu yang menghubungkan dengan rootrof sekolah. Setelah bel pulang sekolah tadi, Kanaya memutuskan untuk menemui si cowok mesum di sini sesuai permintaannya tadi.

Ingat bukannya Kanaya sengaja datang ingin bertemu. Tapi dia datang demi keselamatan nasib sebelah sepatunya.

Seandainya tadi ke sekolah ia menggunakan sepatu yang lain bukan yang ini. Mungkin dia lebih memilih mengikhlaskan sepatunya dan menguatkan diri untuk menahan malu pulang berjalan dengan kaki nyeker.

Masalahnya ini sepatu yang sangat berharga untuknya. Sepatu pemberian Almarhum Ayahnya untuk yang terakhir kali.

"Ok ... demi Ayah dan sepatu gue masuk. Nay lo tinggal ambil sepatunya dari cowok mesum itu lalu pergi."

Terpaan angin yang berhembus langsung menyentuh kulitnya saat Kanaya membuka pintu dan melangkahkan kaki masuk.

"Sejuk banget, kemana aja gue ampir 2 tahun selama sekolah di sini sampai gak tau tempat sejuk dan tenang kaya gini?"

Kanaya memejamkan mata mencoba menikmati kesejukan alami angin yang menyentuh kulit. Perasaannya menjadi lebih tenang. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang bertekstur lembut menyentuh permukaan bibirnya. Sejenak Kanaya mencoba merasakan kelembutan di atas bibirnya. Tapi setelah itu ia sadar dan perlahan membuka kedua mata.

"Ya Tuhan ... apa yang lo lakuin?" pekiknya panik saat sadar apa yang terjadi barusan.

Kanaya terkejut saat membuka mata melihat seorang cowok sedang menutup mata dan menciumnya .

"Ya Tuhan my first kiss," geramnya jengkel. Tangannya refleks mendorong tubuh cowok itu yang tak lain adalah Alvaro sampai jatuh terduduk.

"Aw ... lo jadi cewek kasar banget sih, ngerusak momen indah gue aja," kata Alvaro sambil menyentuh pantatnya yang sakit.

"Momen indah pala lo botak!" Jerit Kanaya frustrasi.

Kanaya refleks mengusap kasar bibirnya dengan punggung tangan. Ia berusaha menghapus jejak sialan bibir Alvaro.

"Najis ... najis ... najis. Pasti barusan gue cuman mimpi kalau ciuman pertama gue diambil sama cowok mesum yang gak jelas."

"Lo gak mimpi kok. Apa perlu kita lakuin lagi yang barusan biar lo tau kalau ini nyata?"

Kanaya langsung mendelik tajam mendengar omongan santai cowok mesum di depannya. Entah sejak kapan dia sudah bangun dan berdiri dengan seringai miring.

"Kenapa? Mau lagi? Ayo dengan senang hati. Rasanya manis sih dan gue suka."

Lalu Alvaro mulai mendekatkan kembali wajahnya ke Kanaya. Kanaya yang kaget akan perlakuan Alvaro, tangannya refleks menampar pipi kiri Alvaro.

"Aw ... bar-bar banget sih jadi cewe. Udah lempar terus dorong dan sakarang nampar. Duh sakit tau," rengek Alvaro dibuat-buat seolah sangat sakit.

Kanaya memutarkan kedua bola matanya malas melihat tingkah sok drama kesakitan Alvaro. Ingin sekali ia mencekik dan mematahkan leher putih cowok di depannya sekarang juga.

"Ternyata kalo lo marah kaya gini tambah cantik dan gue tambah suka," ujar Alvaro tiba-tiba serius. Sebelah tangannya menyentuh dan mengusap pelan pipi Kanaya.

Mendengar ucapan dan merasakan sentuhan lembut Alvaro di pipinya, membuat Kanaya sedikit tersipu. Ia bahkan merasa pipinya seakan memanas.

Wajarkan dia juga cewek biasa.

Dia pasti akan merasakan yang namanya salting kalau ada cowok tampan model seperti ini yang memuji dan menyentuhnya lembut. Hey ... itu normal kan?

"Wajah lo lucu kalo lagi merah kaya gini, cium boleh?" Kanaya seakan sadar saat mendengar apa yang Alvaro katakan barusan. Ia langsung melotot kaget dan sumpah ia akan meralat apapun pujian yang  diberikan untuk cowok mesum yang gila itu barusan.

"Ehemmm ... kayaknya kita gak saling mengenal yah untuk bisa sedekat itu. To the poin aja deh balikin sebelah sepatu gue sekarang," ujarnya ketus.

Bukan jawaban yang Kanaya dapat malah sebelah tangannya ditarik untuk berjabatan.

"Gue Alvaro dan lo Kanaya. Jadi sekarang kita udah saling kenalkan," kata Alvaro santai.

"Balikin sepatu gue sekarang! " teriak Kanaya benar-benar frustrasi atas sikap menyebalkan cowok itu.

Melihat jeritan frustrasi Kanaya membuat Alvaro semakin terkekeh geli. Ia lalu membuka tas dan mengambil benda yang Kanaya cari.

"Sepatu gue!" pekik Kanaya senang. Sebelah tangannya refleks ingin mengambil sepatunya. Tapi gerakan tangan Alvaro lebih cepat untuk mengangkat sepatu itu ke atas.

"Lo mau sepatu lo, gak semudah itu."

Kanaya masih terus berusaha untuk mengambil sepatunya. Karena keadaan tinggi tubuh yang sebatas dagu Alvaro membuatnya susah. Bahkan ia harus berloncat-loncat untuk mengambil sepatu itu. Sementara Alvaro hanya terkekeh lucu melihatnya. Ia sungguh menikmati momen langka dan lucu ini.

Berpikir Kanaya ... berpikir lo harus lakuin sesuatu Nay.

Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya. Sebuah senyuman muncul di kedua sudut bibirnya. Alvaro yang melihat senyum Kanaya mengerutkan kening bingung.

"Kenapa senyum-senyum lo --"

Ucapan Alvaro terhenti. Saat tiba-tiba sebelah tangan kiri Kanaya memeluk pinggangnya dan sebelah tangannya lagi mengusap pelan dan lembut dada Alvaro. Kemudian naik ke laher, dagu dan berakhir mengusap lembut pipi.

Saat Alvaro tengah menikmati dan terbuai dengan sentuhan Kanaya di tubuhnya. Tanpa sadar sepatu yang ia pegang sudah pindah ke tangan Kanaya. Ia lalu merasakan cubitan yang sangat keras di pinggangnya.

"Dasar berengsek! Mesum ... gue gak mau lihat muka lo lagi!" teriak Kanaya setelah mendapatkan kembali sepatunya.

Lalu terdengar suara pintu yang ditutup dengan keras, menandakan Kanaya telah pergi meninggalkan Alvaro sendiri.

"Gue semakin yakin kalo lo emang harus jadi milik gue. Apapun caranya lo harus jadi milik gue."

Setelah itu Alvaro pun pergi dengan sebuah senyuman di wajahnya.

**Thanks for reading🙏

Jangan lupa vote and comment 🙏**

Terpopuler

Comments

@salma#

@salma#

keren thor ... aku suka

2020-10-12

2

riizukiii

riizukiii

Maya temen somplak 🤣🤣🤣

2020-08-31

2

@salma#

@salma#

kaya cerita FTV di SCTV

2020-08-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!