2. Tentang Alvaro

Happy and enjoy reading 😊

sorry for typo 🙏

Jika boleh memilih. Lebih baik tidak pernah memiliki sama sekali dari pada harus merasakan sebuah kehilangan.

🐰

Pkl 00:15 WIB di sebuah tempat dunia malam, tepatnya di salah satu club malam ternama yang ada di Jakarta.

Di tempat ini Alvaro dan teman-temannya sedang asyik menghabiskan malam panjang mereka. Mereka berempat sekarang sedang berkumpul di depan meja bartender.

"Udah Al jangan minum lagi. Lo udah minum hampir 5 botol malam ini," tegur Rio mengambil gelas yang entah keberapa malam ini di tangan Alvaro.

"Berisik anjing! Balikin gelas gue ******* sekarang!" bentak Alvaro. Ia masih berusaha mengambil gelasnya kembali di tangan Rio.

Malam ini keadaan Alvaro sudah sangat kacau dan dalam kondisi mabuk. Tapi semabuk-mabuknya Alvaro, ia tidak pernah sampai kehilangan kesadaran. Jadi ia masih bisa berontak saat teman-temannya berusaha menghentikannya minum.

"Udah lah Rio, biarin aja si upil emas ini sampai puas. Seberapa keras juga kita ngelarang gak mungkin bisa. Biarin aja dia sampai bener-bener puas," kata Diego tiba-tiba. Matanya masih sibuk menatap dan menjelajah gadis cantik yang berkeliaran di sana.

Sementara Alvaro kembali sudah asyik dengan minumannya yang berhasil ia rampas dari Rio.

"Vin nari yuk! Bosan gue nih. Lo juga Rio yuk ... biarin aja si Alvaro di sini," ajak Diego yang mulai mengantuk.

Vino yang sedari tadi diam menyaksikan perdebatan teman-temannya yang tiada ujung, akhirnya mulai bosan juga. Ia melangkahkan kakinya ke lantai floor dance.

"Eh ... si upil monyet main pergi aja. Nyusul yuk Rio! Udah lah biarin si Alvaro di sini. Ia cuman butuh waktu. Lo tau sendiri hari ini hari peringatan yang menyakitkan bagi dia."

Rio hanya mendengus malas mendengar kecerewetan Diego. Akhirnya ia pergi menyusul Vino, meninggalkan Diego dan Alvaro yang masih asyik minum.

"Eh ... si monyet udah maen nyelonong aja ninggalin gue!" omel Diego kesal. Ia pun menyusul kedua temannya ke lantai floordance.

**

Pkl 02:00 tepat Alvaro sudah berhasil memakirkan mobilnya di garasi rumah mewah. Rumah yang hampir beberapa tahun ini tidak dikunjungi. Alvaro masih ingat terakhir ke sini hanya untuk mengambil seperangkat playstation kesayangannya yang tertinggal di kamar kecilnya.

Rumah ini terlalu banyak kenangan baginya. Sayangnya Kenangan buruk dan menyakitkan paling mendominasi di sini. Tapi terpaksa malam ini ia harus kembali mendatangi rumah ini. Kedatangannya sengaja karena ia tahu sang pemilik rumah sedang tidak ada di tempat.

Akhirnya Alvaro berhasil pulang dengan selamat, walaupun ada beberapa kecelakaan kecil di jalan tadi. Seperti menabrak beberapa tiang jalan, gerobak dan juga beberapa warung yang ada di pinggir jalan.

"Mobil gue masih aman. Cuih ... mereka aja yang lebay," gerutunya pelan setengah mabuk.

Alvaro masih ingat bagaimana tadi teman-temannya memaksa untuk mengantarkan pulang. Mungkin mereka khawatir saat melihat kondisinya yang sedang mabuk. Tapi sayangnya Alvaro bersikeras ingin pulang sendiri.

Alvaro memasuki rumah dan berjalan melewati ruang tamu. Tiba-tiba langkahnya terhenti saat tak sengaja melihat sebuah figura foto besar yang terpajang di sana.

"Menjijikan, muak sumpah gue lihatnya!" Matanya nyalang melihat foto besar itu, seakan ada amarah besar yang tersimpan di dalam dirinya.

"Mereka semua sampah!"

Alvaro lalu berjalan menuju sebuah kamar. Sebuah kamar yang juga menyimpan banyak kenangan untuknya. Satu-satunya tempat di rumah ini yang bisa membuat bahagia dengan hanya mengingatnya. Di sini ia mengenal yang namanya cinta untuk yang pertama kalinya. Cinta yang telah pergi bersama orang yang memberi untuk selamanya.

Alvaro mengambil sebuah album foto dan mendudukan dirinya di pinggir ranjang besar di kamar itu. Sebuah senyum muncul di kedua sudut bibirnya. Perlahan matanya mulai berkaca-kaca, saat melihat seseorang yang ada dalam album foto itu.

"Mah ... Alvaro kangen." Satu tetes air mata lolos dari matanya.

"Hari ini tepat 6 tahun mamah pergi. 6 tahun mereka bahagia dan 6 tahun yang lalu mama ngerasain sakit dan bahagia dalam satu waktu."

Memorinya kembali berputar ke masa itu. Masa di mana mamanya pergi dan masa di mana semuanya terungkap.

"Mereka gak pantas bahagia saat mama terluka. Aku bakal bales rasa terluka mama."

Karena rasa sakit ini selamanya akan selalu hidup di hati, sebelum mereka merasakan rasa sakit yang ia rasakan.

Terlalu lama ia bertahan dengan luka sampai rasanya Alvaro sudah lupa bagaimana caranya bahagia. Bahkan untuk tersenyum saja ia juga sudah tidak bisa.

Alvaro merebahkan dirinya di ranjang. Menatap langit-langit kamar yang masih dipenuhi oleh hiasan rasi bintang. Dulu dia sangat suka melihat bintang karena cahayanya bisa membuat bahagia. Tapi sekarang rasanya ia sudah lupa bagaimana cahaya bintang. Karena sekarang seterang apapun cahaya diluaran sana sudah tidak ada artinya lagi. Alvaro telah merasakan kehilangan bintang yang paling bersinar dalam hidupnya. Jadi semua bintang sekarang terasa gelap.

**Thank for reading🙏

Jangan** lupa vote and comment🙏**

Terpopuler

Comments

@salma#

@salma#

lagi baper jdi kangen sama cerita alvaro dan kanaya ... hehehe ... ini udah kesekian x nya aku baca ... ga bikin bosen ...

2020-10-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!