1. Tentang Kanaya

Happy & enjoy reading 💜

sorry for typo🙏

Karena cinta tak selalu membuat bahagia. Kadang kala sebuah luka bisa hadir karena cinta.

🐰

Tepat pukul 10 malam di cafe COLOUR'S. Salah satu cafe ternama di Jakarta terlihat ramai oleh banyaknya pengunjung yang datang. Dari pengunjung yang hanya untuk sekedar menghabiskan waktu bersama pacar, teman, keluarga. Bahkan ada yang hanya datang sendiri sekalipun di malam minggu ini.

Dengan banyaknya jumlah pengunjung di Cafe, itu berarti menambah banyak kesibukan dan pekerjaan untuk seluruh karyawan di cafe itu.

"Nay ... tolong anterin pesanan yang ini ke meja nomer 5 sekarang!"

Teriak seorang wanita yang saat ini sedang sibuk berdiri di depan meja kasir dan melayani transsaksi pembelian. Sementara yang dipanggil masih sibuk untuk mengantarkan pesanan pelanggan ke meja yang lain.

"Bentar Mba Tan, nanggung nih nganterin pesanan yang ini dulu," sahutnya sambil terus berlarian.

Langkahnya dipaksa berlari malam ini untuk mondar-mandir dan bolak-balik mengantarkan pesanan ke meja-meja pelanggan yang tak pernah ada kosongnya.

"Udah jam 10 malem. Kapan nih tutupnya sih cafe? Badan gue udah remuk semua nih rasanya." Rasanya ia ingin mengomeli setiap pelanggan yang datang dan disuruh pulang lagi.

Keringat membasahi wajahnya yang sudah ditekuk sedemikian rupa dan harus dipaksa tersenyum untuk melayani pelanggan. Bahkan rasanya giginya pun sampai kering dan mau rontok karena kebanyakan tersenyum.

Dikira lagi iklan pasta gigi kali dia...

Namanya Kanaya, ia adalah seorang pekerja part time di cafe ini. Dia akan bekerja sepulang sekolah dimulai dari jam 4 sore. Waktu liburnya biasanya bergiliran seminggu sekali dengan karyawan lainnya.

Kalau hari biasa cafe biasanya akan tutup pada jam 10 malam. Karena jumlah pengunjung yang masih berada dibatas normal. Terkecuali khusus untuk hari libur atau weekend cafe akan tutup bahkan bisa sampai jam 12 malam.

Malam ini rasanya badan Kanaya sudah hancur lebur. Tulang-tulang otot tubuhnya seperti sudah patah semua. Bayangkan saja saat pertama masuk dari jam 4 sore sampai sekarang, Kanaya belum bisa hanya untuk sekedar duduk sama sekali. Bahkan untuk istirahat makanpun hanya diberi waktu 10 menit.

Ini GILA ... RODI namanya benarkan???

"Akhirnya duduk juga. Kasian nih pantat belum nyentuh tempat duduk dari tadi," ujar Kanaya senang. Saat ini ia sedang berada di dapur, lebih tepatnya di depan tempat cuci piring sambil duduk berselonjorkan kaki.

"Kaki lo bocah ... ngalangin langkah gue tau!" Satu protesan yang muncul dari Ardi salah satu karyawan di cafe. Saat ini ia akan berjalan melewati Kanaya sambil membawa tumpukan piring kotor.

"Ampun deh Mas Ardi. Belum ada gue 5 menit ngedaratin pantat di sini udah protes aja lo kaya knalpot bocor," protes Kanaya tidak terima. Ia bukannya menurut tapi malah semakin menselonjorkan kakinya kemana-mana.

"Mas-mas ... lo pikir gue mas-mas tukang baso!" sentak Ardi. Bahkan ia sengaja saat melewati Kanaya dengan menginjak kakinya, sehingga Kanaya memekik kesakitan.

"Enak aja bocah. Umur gue udah 17 tahun tau. Gue udah bukan bocah lagi!" protes Kanaya tidak terima. "Selain mulut lo kaya knalpot bocor ternyata kaki lo juga kaya kaki gorila."

Tiba-tiba Ardi mencapit mulut Kanaya dengan sebelah tangannya. Sementara Kanaya melotot kaget sambil berusaha untuk berbicara.

"Gue gak ngerti sama Tuhan. Saat dia lagi ngasih wajah cantik lo, kenapa gak sekalian sama mulutnya yang bagusan dikit yang ngomong gak kaya kresek butut kaya gini."

Sebelah tangan Ardi mencapit mulut Kanaya dan sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk menekan-nekan wajahnya. Sementara Kanaya yang diperlakukan seperti itu meronta-ronta meminta dilepaskan.

"Kak Putri! Kak ... tolongin aku dari siksaan om-om jahat ini!" adu kanaya pada Putri, seseorang yang sedang mencuci piring kotor sambil sesekali terus melirik kelakuan 2 orang yang beradu mulut yang membuat pening kepalanya.

"Udah deh ... kalian berdua ini udah pada gede tapi kelakuan kaya masih pada bocah bolon. Giiliran salah satu ada yang gak masuk, udah repot yang satunya nyariin!" omel Putri masih terus mencuci piring.

"Ih idih ... amit-amit cabang bayi," timpal keduanya kompak sambil sama-sama memegang perut masing-masing.

"Tuh barengan. Udah deh Di udah gede ngalah sama yang kecil. Sana balik ke tempat lo. Ambilin gue piring kotor lagi!" usir Putri sambil terus menggerakan kedua tangannya mengusir Ardi.

"Iya-iya gue pergi ... awas lo bocah. "

Sebelum pergi Ardi masih sempat-sempatnya menjitak kepala Kanaya dan langsung berlari ke luar. Sementara Kanaya hanya mencebikkan bibir kesal sambil terus mengusap kepalanya yang terkena jitakan Ardi.

**

Tepat Pkl 00:00 WIB Kanaya baru pulang dari cafe. Malam ini ia pulang sendiri karena Putri sudah pulang duluan dijemput pacarnya. Sebenarnya jarak dari cafe dan rumahnya hanya perlu berjalan kurang lebih 15 menit. Karena rumah Kanaya berada di sebuah gang kecil tepat di seberang jalan depan cafe.

Saat Kanaya akan menyebrang tiba-tiba ada sebuah motor yang berhenti tepat di sampingnya.

"Yakin pengen balik sendiri? Gak mau dianterin? Ini udah tengah malem loh. Biar gue anterin aja yah." Tanpa membuka helm Kanaya sudah tahu siapa orang yang berada di atas motor.

"Gak kak Ardi, biar gue balik sendiri aja. Lagian udah gue bilangkan rumah gue deket di gang depan sebrang jalan. Rumah lo yang jauh kak. Hus ... hus ... sana cepet pulang," tolak kanaya Sambil terus berusaha mengusir Ardi dengan berusaha mendorong motornya.

"Etdah bocah ... keras kepala bener. Ya udah gue balik duluan yah. Nanti kalo udah sampe atau ada apa-apa kasih kabar ke gue yah," kata Ardi dan sebelah tangannya mengacak dan mengusap lembut kepala Kanaya.

"Cie khawatir ... cie khawatir," ledek Kanaya jahil.

Tiba-tiba gerakan tangan Ardi yang semula mengusap kepala Kanaya beralih menjadi menjitak kepalanya.

"Idih geer si bocah ... gue cuman takut lo diculik. Gue cuman khawatir sama penculiknya kalo harus ngehadepin cewek si mulut kresek bocor dan si doyan makan kaya lo ini." Tepat setelah itu Ardi menghidupkan dan menjalankan motornya meninggalkan Kanaya yang masih merengut masam.

"Berengsek ... sakit tau!" teriak Kanaya kesal.

Malam ini tepat dua kali untuk hari ini kepalanya mendapat jitakan dari Ardi. Tapi setelah itu sebuah senyum tipis muncul di kedua sudut bibir Kanaya.

"Terimakasih kak Ardi."

Ardi dan Kanaya sudah saling mengenal kurang lebih 2 tahun. Tepatnya saat Ardi 2 tahun yang lalu mulai bekerja di cafe dan Kanaya waktu itu sudah bekerja lebih lama 1 tahun dibanding Ardi.

Mereka memang seperti kucing dan tikus jika bertemu. Tapi Kanaya tahu Ardi adalah orang yang selalu menjaga, membela dan melindungi dia apapun yang terjadi. Ardi juga sudah menjadi seperti sosok kakak kandung baginya sama seperti Putri.

 

Mungkin karena usianya yang paling muda diantara semua karyawan cafe, makannya ia seperti menemukan sosok-sosok kakak di sini termasuk Ardi.

 

Tepat Pkl 00:35 Kanaya sampai di rumah. Suasana rumah sangat gelap itu berarti belum ada satupun lampu di rumah yang sudah dinyalakan Bunda.

"Bunda pasti udah tidur. Mudah-mudahan makanannya dimakan sampai habis," gumamnya.

Langkah letih memaksanya untuk memasuki rumah dan membersihkan diri untuk bersiap tidur. Sebenarnya Kanaya mempunyai sebuah kebiasaan untuk selalu menyempatkan diri untuk melihat Bunda yang sedang tidur di kamar. Tapi malam ini ia tidak melakukannya, karena badannya sudah sangat lelah dan ingin segera beristirahat.

 

Tepat saat Kanaya sedang bersiap tidur dan akan memejamkan mata. Ia mendengar suara Bunda berteriak.

"Bunda ya ampun!" Kanaya langsung bangun dan menuju kamar Bunda.

Saat sudah sampai di kamar Bunda seketika tubuhnya membeku untuk beberapa saat. Setelah mampu menguasai diri ia berjalan perlahan menghampiri Bunda.

"Bunda kenapa? Ada yang sakit apa? Bunda lapar?" tanya Kanaya khawatir.

Walaupun dalam keadaan terkejut, Kanaya berusaha untuk melembutkan nada suaranya. Dalam hati Kanaya meringis melihat keadaan kamar Bunda. Gelas dan piring yang pecah serta makanan yang berhamburan di lantai. Paling parahnya kaca rias yang pecah.

"Dava hilang ... tadi dia ada di sini tidur. Tapi sekarang sudah gak ada hilang, gak tau kemana?" racau Bunda gelisah dan panik.

Bahkan air mata terus menetes begitu derasnya di mata Bunda, seakan kehilangan ini adalah hal yang paling menyakitkan dalam hidupnya. Melihat kondisi Bunda membuat Kanaya pun semakin sedih.

Sekilas matanya menemukan sesosok Dava menurut versi Bunda ada di bawah meja rias. Kanaya lalu mengambil dan memberikannya pada Bunda.

"Bunda ... ini Dava. Dava gak kemana-mana kok. Dava ada di sini."

Bunda melirik  Kanaya lalu mengambil sebuah boneka yang ada di Kanaya. "Cup ... cup ... cup... anak Bunda ternyata ada di sini. Ayo tidur udah malem. Embak kalau mau pergi jangan lupa lampunya jangan dimatiin. Soalnya Dava takut kalo tidur gelap." Kanaya hanya mengangguk pelan untuk menjawab Bunda.

Setelah memastikan Bunda sudah berbaring untuk menidurkan Dava-nya, lebih tepatnya sebuah boneka. Ia dengan pelan membuka pintu.

"Eh ... Embak Tuan mana yah? Suami saya kok gak ada?" tanya Bunda tepat pada saat Kanaya akan menutup pintu.

Kanaya hanya tersenyum miris. Sepertinya malam ini ia harus kembali membohongi Bunda. Sebuah kebohongan yang kesekian kalinya keluar dari mulut Kanaya.

"Bapak belum pulang. Bapak masih kerja nyonya," jawab Kanaya  memaksakan tersenyum tipis.

Tanpa menunggu jawaban dari Bunda, Kanaya langsung buru-buru ke luar dan menutup pintu. Sesampainya di luar, di depan pintu kamar Bunda pertahanan Kanaya runtuh. Ia langsung terduduk jatuh di lantai sambil memeluk kedua lututnya.

"Dava ... Ayah ... udah gak ada Bunda. Mereka udah pergi. Mereka udah ninggalin kita buat selamanya Bunda," lirih Kanaya pilu.

Malam ini tepat Pkl 01:00 WIB, pertahanan Kanaya hancur untuk yang kesekian kalinya.

"Sampai kapan Bunda kaya gini? Ini udah 4 tahun semenjak mereka pergi dan Bunda selama ini cuman anggap aku hanya pembantu bukan anak Bunda."

Malam ini Kanaya tahu arti dari tumbang dan hancur. Saat kita tak pernah dianggap hidup oleh orang yang melahirkan kita. Bahkan saat kehadirannya ada di depan mata kita, tapi sosoknya tak bisa kita peluk.

**Thanks for reading🙏

Jangan lupa vote & comment🙏**

Terpopuler

Comments

Eka Chusnul Msi

Eka Chusnul Msi

jabang bayi ya bukan cabang bayi

2023-08-08

0

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Assalamualaikum.mampir Thor..Crita Kanaya bikin Sedih..Samangat Kanaya Sayang..🖐️👍👍💪💪♥️

2023-04-11

0

PutriLiyaa

PutriLiyaa

kasian sama kanaya

2020-12-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!