Part 4

Chacha pergi ke kampus seperti biasanya. Ia telah bertekad mengosongkan hati dan otaknya dari semua bayangan Zacky. Ia harus menata kembali perasaan nya seperti sebelum bertemu pria itu, hidup dalam dunianya sendiri tanpa peduli pada siapapun.

Namun takdir nyatanya tak berpihak, beberapa meter di hadapan nya matanya menangkap sosok yang selalu membuat hatinya bergetar. Begitupun saat ini, Hatinya kembali berkhianat. Seolah lupa akan apa yang telah menjadi tekadnya tadi malam.

'Ingat Cha pria itu jahat. Jadi berhenti menyukainya' Bentak Chacha pada hatinya. Ia menarik nafas kemudian menghembuskan nya secara perlahan untuk menenangkan hatinya.

Chacha membawa kepalanya untuk menatap plat shoes abu-abu dengan aksen pita yang terlihat manis yang ia kenakan, ia terus melangkah tanpa menolehkan kepalanya pada siapapun.

Jantung Chacha semakin bergetar saat tubuhnya semakin dekat pada posisi di mana Zacky berdiri. Andai ada jalan alternatif Chacha akan memilih jalan itu meski dipenuhi duri sekalipun.

Langkah cepat Chacha terhenti saat ia melihat sepatu lain yang berada tepat beberapa langkah di depannya. Ia yakin itu adalah seorang pria, tanpa mengangkat kepalanya Chacha menggeser tubuh nya ke samping kemudian kembali melangkah namun pria itu ikut menggeser tubuhnya. Mau tidak mau Chacha mengangkat wajahnya untuk melayangkan protes.

Ia menangkap wajah pria tampan itu tersenyum sinis padanya. Chacha menghela nafas lelah. Kali ini ia benar-benar tidak ingin menerima perlakuan buruk dari pria itu lagi, sudah cukup kemarin ia harus menanggung malu dan perih di hatinya.

"Kenapa kak?" Ucap Chacha dengan sedikit senyum yang dipaksakan.

"Kenapa apanya?" Zacky mengangkat alisnya terlihat begitu menyebalkan bagi orang normal namun bagi Chacha yang sudah terjerat cinta pada pria itu ekspresi apapun yang Zacky tampilkan tetap saja memukau.

"Kakak menghalangi jalan ku" Ucap Chacha, terdengar lesu dan sarat akan keputus asaan.

"Ini jalan umum, siapapun bebas berdiri di tempat yang ia suka" Chacha kembali menghela nafas, ia mengangguk kemudian kembali menggeser tubuhnya untuk melanjutkan langkahnya.

"Kamu itu terlalu lemah" Chacha tidak mempedulikan ucapan Zacky, ia melanjutkan langkahnya. Chacha merutuki nasip nya, ia mengeluhkan pada takdir yang seolah selalu mempertemukan dirinya dengan Zacky. Bagaimana ia bisa melupakan pria itu jika selalu bertemu.

'Bodoh, satu fakultas tidak aneh jika sering bertemu' Umpat Chacha dalam hati.

****

Chacha memilih untuk diam di dalam kelas menunggu mata kuliah satu jam lagi. Ia tidak ingin mengambil resiko bertemu Zacky jika keluar dari kelas. Jika sebelumnya ia akan mencari cara agar bisa melihat pria itu namun tidak kali ini, Chacha sedang merajuk pada hatinya yang kembali meneriakkan nama pria setelah melihat wajahnya tadi pagi. Padahal tadi malam Hati dan otaknya telah sepakat untuk mengusir Zacky dalam hidupnya.

"Yah ada orang yang" Tanpa mengangkat wajahnya Chacha tau itu suara siapa. Chacha tersenyum getir, ia merasa miris pada takdirnya yang tak pernah berpihak. Ia memilih tetap tinggal di dalam kelas agar tak bertemu Zacky, namun pria itu malah masuk ke kelasnya. Chacha tak mengerti sampai ia mendengar suara Eliza kekasih Zacky.

"Lagian kamu ngapain ngajak ke sini, kenapa nggak ke tempat biasa aja" Suara gadis itu terdengar manja.

"Aku fikir kelas ini kosong babe, nggak taunya ada orang"

Entahlah Chacha tak mengerti, Ia jadi merasa bahwa Zacky selalu mencari kesempatan untuk bertemu dirinya.

'Huh terlalu percaya diri' Chacha terkekeh. Untung posisinya sedang menelungkup kan wajahnya di meja dengan bertopang lengannya hingga Zacky tidak menyadari bahwa ia sedang tertawa.

"Silahkan dilanjutkan, aku akan keluar" Entah keberanian dari mana Chacha berdiri dan melempar senyum pada sepasang kekasih itu, Chacha menangkap tatapan sinis seperti biasanya dari Zacky.

"Maaf ya jadi ganggu tidur kamu" Ucap Eliza sopan. Chacha membalasnya dengan anggukan kepala dan senyuman tipis sambil berlalu meninggalkan kelas.

Zacky menatap gadis itu hingga menghilang dari matanya.

"Kamu sengaja ya datang ke tempat di mana ada dia?" Eliza menatap curiga pada kekasihnya.

"Kenapa mikir gitu?" Zacky malah balik bertanya dengan ekspresi santainya. Ia menarik tubuh Eliza untuk duduk di kursi mahasiswa.

"Kemarin di kantin sengaja duduk di depan dia. Hari ini ngajakin aku ke sini juga ada dia"

Zacky terkekeh

"Kebetulan aja babe, lagian buat apa coba kalo emang sengaja?"

"Ya mana aku tau babe" Ucap Eliza cuek.

"Udah ah, nggak usah buang-buang waktu" Zacky menarik kepala Eliza kemudian ******* dengan rakus bibir gadis itu, Eliza yang sebelumnya kaget membalas sentuhan Zacky padanya. Keduanya larut dalam ciuman panas. Saling menyesap tanpa peduli sepasang mata sejak tadi membulat menatap kelakuan mereka.

"bodoh!" Chacha memukul kepalanya sendiri. Ia merasa menjadi gadis mesum yang mengintip orang lain yang sedang bercumbu.

Ia melangkah cepat sambil mengusap dadanya.

"Sakit" Ucap Chacha sambil tersenyum getir. Meski tak tau diri tapi Chacha tak bisa menepis ada rasa sakit di hatinya saat melihat Zacky bermesraan dengan Eliza.

"Hai Chacha ya?"

Langkah Chacha terhenti saat seseorang yang Chacha tau adalah sahabat Zacky itu tersenyum sambil menyapanya.

Chacha hanya mengangguk, ia tak berminat untuk menjawab. Ia tak ingin berinteraksi dengan siapapun, Zacky adalah orang pertama yang ia biarkan masuk ke dalam hatinya dan gadis itu tidak berminat untuk menambah daftar orang yang akan menyita waktu dan perhatiannya.

"Kenalin aku Ben" Ben mengulurkan tangannya pada Chacha. Karena tak enak hati Chacha menerima uluran tangan pria itu namun bibirnya tetap terkunci.

"Mau ke mana?"

Oh tolonglah, Chacha benci situasi ini. Sejak kapan ada yang peduli dengan keberadaanya.

Ia lebih suka menjadi makhluk tak kasat mata bagi orang lain seperti biasanya.

"Ke kantin"

Ben tersenyum, suara Chacha begitu lembut.

"Aku ikut ya? aku nggak ada teman Zacky lagi sibuk pacaran kamu tau kan aku temannya Zacky"

Chacha sedikit bingung saat Ben menyebut nama Zacky seolah begitu yakin bahwa Chacha kenal dengan Zacky.

"Nggak usah bingung gitu, aku tau kok kamu suka kan sama Zacky?"

Chacha membulatkan matanya, Ia tak pernah mengatakan perasaan nya pada siapapun karena memang ia tak memilik satu teman pun. Satu-satunya yang tau perasaannya selain dirinya sendiri adalah buku diary nya.

"Kata siapa? Jangan asal tuduh" Ucap Chacha gugup.

"Mata kamu uda menjelaskan semuanya kok. Dari cara kamu menatap dia tampak jelas kamu memilik perasaan yang dalam padanya"

Chacha kelabakan, jika Ben saja tau perasaan nya itu berarti juga Zacky pun tau.

"Iya Zacky juga tau kok" Ben kembali berucap seperti memahami pertanyaan yang ada di otak Chacha

Terpopuler

Comments

Dewi Oktavia

Dewi Oktavia

waduh,,, bahaya kalo laki sudah tahu cewek suka ma cowok jika dalam diam.

2024-01-04

0

Raudatul zahra

Raudatul zahra

iiihh Ben ini orang baik nggak yaa?? apa sam aja kayak Zack ??

2023-09-10

0

Fitri Anwar ALfhyank

Fitri Anwar ALfhyank

wah nnti zacky sndiri bakal kangen sma chacha klw chacha sdh prgi dan tdk peduli sma dy

2021-11-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!