LUKA YANG TERSEMBUNYI

"Hanum cepat keluar ibu dan bapakmu sudah datang,sebelum keluar benahi dirimu jangan sampai orang tuamu berfikir macam macam dengan akang"teriak Yanto langsung keluar saat mendengar deru mobil memasuki pekarangan rumahnya dan melihat mertuanya duduk di samping pengemudi

"ibu bapak"lirih hanum membuka korden jendela kamar dan memang benar orang tuanya sudah datang yang di antar pakdenya mengunakan mobil losbak

Hanum buru buru ke dapur mencuci muka untuk menyamarkan bekas air mata yang mengalir di pipi tapi mata sembab Hanum tidak bisa di bohongi meskipun dirinya telah membasuh wajahnya masih terlihat jelas habis menangis

"Assalamuallaikum"ucap salam Minah dan Ranto orang tua Hanum yang di ikuti Iyan pakde dari Hanum

"Waalaikumsalam"jawab Yanto langsung menyalami mertuanya dan pakde Hanum

"apa kabar ibu bapak dan pakde"tanya ramah Yanto

"alhamdulilah kabar kami baik sehat,gimana kabarmu sendiri terus di mana Hanum"jawab mereka sambil mencari keberadaan Hanum

"ibu bapak pakde"panggil Hanum keluar dari rumah saat orang orang yang dia sayangi mencari keberadaannya Hanum tidak lupa menyalami orang tuanya dan pakdenya juga

Minah Ranto dan Iyan langsung terhenyak kaget,dada mereka terasa berdenyut nyeri melihat Hanum yang saat ini sangat kurus berbeda saat terahir kali mereka bertemu badan Hanum yang terurus cantik berisi sekarang dekil kurus tidak terurus

"apa kabarmu nak"tanya Ranto menitikan air mata memeluk erat Hanum yang sedang mengendong Rena

"Hanum baik pak,Hanum rindu bapak ibu dan kalian semua"lirih Hanum pelan

"sini cucu eyang gendong eyang ya"Minah mengambil Rena dari gendongan Hanum membiarkan suaminya melepas rindu kepada putri satu satunya itu

"apa yang terjadi denganmu hanum,sepertinya kamu tidak bahagia setelah menikah"batin Iyan menatap pilu sang ponakan tersayang dan menatap tajam Yanto yang langsung mengalihkan pandangannya takut takut di tatap tajam begitu

"Ya Allah ibu bapak apa yang kalian bawa banyak sekali"tanya hanum terharu melihat barang bawaan orang tuanya dari kampung setelah acara lepas rindu antara bapak dan anak,Hanum langsung menolah melihat losbak yang di bawa pakde dan orang tuanya terisi penuh

Yanto yang mendengar ucapan istrinya ikut menoleh penasaran,Yanto langsung terperangah melihat barang bawaan mertuanya memang benar yang di katakan istrinya saat melihat mobil losbak yang terparkir di pekarangan depan rumah mereka

"ya enda apa apa nak kan bisa kamu bagikan ke mertuamu ke tetangga kalau tidak habis"

"yan bantu angkatin ya"pinta Ranto ke Yanto yang masih bengong melihat oleh oleh sang mertua

"eh iya pak"jawab Yanto semangat membantu mertuanya yang di bantu Iyan menurunkan oleh oleh ke teras rumah mereka

Ada buah duku sekarung besar,durian buah kesukaan Yanto kisaran satu karung belum ayam hidup ada 8 ekor,petai seempong ikatan besar dan masih banyak lagi sayuran yang lainnya hasil dari perkebunan orang tua hanum

sedangkan Minah ibu dari Hanum masih memeluk rindu sang putri bungsu dan cucunya

"weleh weleh besan sudah datang"tanya Sumi antusias,Sumi yang kebetulan baru masuk sama seperti Yanto langsung ikut keluar penasaran ada ramai ramai di rumah Yanto,Sumi bersemangat antusias saat melihat oleh oleh yang di bawa besannya

"kalau saja orang tua Hanum tidak membawa banyak oleh oleh seperti sekarang layak nya orang kampung yang kebanyakan hanya berkunjung tidak membawa oleh oleh dari kampungnya mana Sudi aku keluar menemui mereka"

"berhubung mereka banyak membawa oleh oleh kan lumayan bisa aku bawa buat intan sebagian pasti dia senang"batin Sumi tersenyum

"iya mbak Alhamdulillah apa kabarnya"Minah menyambut cepika cepiki dari sumi

"alhamdulilah kabar saya juga baik besan,ibumu baru datang ya bukannya cepat suruh masuk toh nak nak,ibumu pasti capek malah berdiri di luar saja"

"masuk besan pasti cape perjalan jauh"titah Sumi berkata lembut mengusap lengan sang besan

"terimakasih mbak"senyum Minah sedangkan Hanum hanya tersenyum kecut melihat perubahan sang mertua yang tiba tiba baik dengan ibunya begitupun dengannya

"kamu kurus sekali nak makanya tercukupi bukan apa lagi sedang menyusui kamu harus banyak makan dan makanan yang bergizi minum susu"

"maafkan ibu dan bapak baru sempat menengokmu,kamu tau sendiri mbakmu juga di sana sama habis melahirkan.apa lagi ibu sebagai mertua mbakmu sudah kewajiban ibu mengurus keperluan manantunya yang habis melahirkan"

"maafkan ibu ya nak"lirih Minah pilu melihat Hanum yang sangat tirus masih mengendong sang cucu tersayang

"ya namanya juga ibu habis melahirkan besan,Hanum kalau di bilangi suka ngeyel setiap kali saya mau menemani menginap di sini untuk membantunya menjaga Rena selalu di tolak"

"dengan alasan ingin mandiri tidak mau merepotkan ibu padahal itukan sudah kewajiban saya sebagai mertua apa yang besan ucapkan tadi sebagai mertua memang sudah kewajiban kita sebagai mertua untuk memperhatikan menantunya"

"namanya punya bayi kan pasti sering bergadang apa lagi Yanto setiap hari masuk pagi tidak bisa bergadang malam jadi ya begini kurang istirahat mana susah makannya padahal makanan apa saja yang hanum pinta pasti akan Yanto turuti"

"mungkin hormon bawaan semasa hamil sebelumnya besan, jadi jangan kuatir makanan untuk ibu menyusui selalu tercukupi belum lagi pekerjaan apapun akan selalu saya hendel. hanum tidak pernah kekurangan kasih sayang di sini"timpal Sumi tiba tiba berbicara tanpa jeda membawa nampan air minum saat mendengar pertanyaan Minah ke hanum

"iya ibu tidak usah kuatir dengan hanum ya,hanum di sini bahagia baik baik saja mungkin benar apa kata ibu Sumi bawaan dari semasa hamil masih terasa sampai sekarang"jawab Hanum tersenyum paksa mengengam tangan Minah

"Alhamdulillah kalau begitu terimakasih mbak sudah menjaga Hanum dengan baik selayaknya anak sendiri"senyum Minah menatap mata Hanum penuh kasih.minah tau ada sesuatu yang tersimpan dalam mata hanum

Sebagai seorang ibu tidak bisa di bohongi apa lagi alasan dari besan nya tidak masuk di akal mana ada hormon semasa hamil masih terbawa sampai melahirkan sedangkan Rena saat ini umurnya sudah 5 bulan akan memasuki 6 bulan.

"ada luka di matamu nak yang kamu pendam,ibu tau kamu tidak ingin kami kuatir dengan ke adaanmu tapi hati seorang ibu tidak bisa di bohongi"batin Minah mengelus sayang wajah tirus hanum

Meskipun Minah berasal dari kampung dirinya bukan orang bodoh yang bisa di bohongi apa lagi Hanum darah dagingnya dan tau krakter Hanum seperti apa

Terpopuler

Comments

Akbar Razaq

Akbar Razaq

lah hanum py mulut bisa kan ngomong sebenarnya toh suami macam dia gak akan baik klo ada mertua saja.yakin

2025-07-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!