ADVENTURE OF STAZARS
Keesokan paginya, Arya menemukan notifikasi Daily Quest yang sudah selesai terpampang di hadapannya:
[Daily Quest]
[Membunuh dua goblin: telah selesai]
[Point Status +3]
Arya garuk-garuk kepala. “(Apa yang terjadi?)” Dia merenung sejenak, mengingat kejadian semalam. “(Apakah mungkin karena tadi malam aku ngucapin ‘Daily Quest’ ya? dan kenapa aku bisa membunuh dua goblin padahal kemarin aku tidak melakukan apapun?)” Arya merasa seperti baru saja menemukan cheat code game.
Dia mencoba mengendalikan sistemnya. “(Kalau begitu, System Non-Aktif)” poof! Sistemnya hilang.
“(Oh, jadi begitu caranya. Sekarang aku mulai mengerti sedikit tentang kinerja system ini)” pikir Arya.
Arya membuka system nya kembali dan mulai mempelajari Skill System nya Setelah mempelajari dasarnya, Arya bersiap-siap untuk berkumpul, Arya dan teman-temannya berkumpul di sebuah restoran untuk sarapan. Setelah makan, mereka pergi ke guild untuk mengambil quest dan bertemu dengan Bacia di guild. Dan di guild mereka mencari quest dengan Rank E.
Arya memikir apakah dia harus memberitahu skillnya apa tidak. “(Sepertinya aku harus menyembunyikan Skill ini. Lebih baik menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu mereka)” pikir Arya dalam hati.
Evan melihat Arya melamun. “Eh, Arya, kamu lagi mikirin apa sih? Kok mukanya kayak lagi mikir rumus fisika?”
“Hah? Kenapa?” Arya tersentak.
Sultan, dengan semangatnya yang selalu menggebu-gebu, langsung menunjuk sebuah quest. “Hey, gimana kalau kita ambil quest ini, ‘Melawan Sepuluh Shadow Wolf’?” usulannya langsung disambut dengan tatapan horror dari Evan.
Evan langsung protes. “Ah, jangan bercanda dong, Sultan! Kita kan gak akan bisa menang!! Jangan sampai kejadian tiga hari lalu terulang lagi!” Trauma goblin masih menghantuinya.
Sultan menepuk pundak Evan. “Mencoba gak ada salahnya, kan? Lagian, kita kan udah lebih kuat sekarang!”
Saat Evan dan Sultan berdebat layaknya anak kecil berebut mainan, Bacia datang. Dia menepuk pundak Hanif. “Hey, gimana? Sudah memilih quest untuk hari ini?”
“Belum,” jawab Hanif.
Bacia melihat papan quest, lalu memilih satu dan menunjukkannya pada yang lain. “Kalau begitu, hmm, kalian tertarik dengan quest ini?”
[Quest: Menjelajahi Dungeon]
[Quest Rank: D]
[Imbalan: 10 koin perak]
"Hey, kamu serius?" Evan langsung protes lagi. "Ini kan quest Rank D, kita masih Rank E!"
"Wah, kelihatannya seru. Ayo kita ambil!" Sultan tetap antusias.
Hanif ikut bingung. "Tapi, apakah kita mampu?"
Bacia tersenyum misterius. "Oh, jadi kalian belum tahu ya? Kalian bisa mengambil quest yang Rank-nya satu tingkat di atas Rank kalian saat ini."
"Oh, jadi kita bisa ambil quest Rank C?" Hanif bertanya, matanya berbinar.
"Tidak juga. Kalian hanya bisa mengambil quest satu tingkat di atas atau yang selevel dengan Rank kalian," jelas Bacia.
"Baiklah, kalau begitu kita ambil quest yang kamu rekomendasikan," Hanif memutuskan.
"Yay!" Sultan bersorak.
Evan pasrah sambil menghela napas panjang. "Huh,"
"Halo Karla," sapa Hanif.
"Hai, ada yang bisa saya bantu?" balas Karla.
Hanif memberikan quest nyaa. "Kami ingin mengambil quest ini," kata Hanif.
Mengarahkan tangannya. "Tolong letakan di sini Kartu party dan quest nya." jawab Karla. Setelah terdaftar mereka mulai pergi dari guild.
"Terima kasih, Karla," kata Sultan sambil tersenyum.
"Sebelum kita berangkat, sebaiknya kita beli peralatan dulu," usul Bacia.
Evan kebingungan. “Kenapa tidak memakai pedang yang kemarin muncul dari tangan?” tanya Evan.
“Pedang kemarin dibuat menggunakan mana, dan jika kalian kehabisan stamina pedangnya tidak akan muncul. Maka dari itu lebih baik menggunakan pedang yang ditempa oleh ahlinya.” jawab Bacia dengan santai.
"Begitukah." ucap Hanif.
Mereka pun pergi ke pandai besi yang disarankan oleh Bacia. Setibanya di sana, mereka mencari peralatan yang sesuai dengan kelas mereka. Sultan melihat sekitarnya dengan takjub. "Wah, banyak sekali pilihannya." ucap Sultan yang langsung pergi mencari senjata.
Arya berfikir bahwa lebih baik menggunakan system nya untuk mengukur kuatnya peralatan. "(Lebih baik aku menggunakan sistem penilaianku untuk mengetahui apakah barangnya bagus atau tidak)," pikir Arya.
Arya menyalakan System nya. "(System Mata Penilaian Aktif)," pikir Arya.
Arya melihat dua pedang dan melihat statusnya.
[Pedang Divest][Rarity C][Status: Str+8, Agi+3][Non Efek]
[Pedang Starshard][Rarity C+][Status: Str+10, Agi+2, Vit+2][Efek:hero (jika digunakan oleh pahlawan Atk+13%)]
"(Apa bedanya C dengan C+? Ah, tak perlu dipikirkan)" pikir Arya yang masih ingin tahu system dunia ini.
Arya melambaikan tangan ke Evan. "Hei, Evan." panggil Arya.
"Apa, Arya?" jawab Evan.
Arya mengambil kedua pedangnya lalu memberikannya ke Evan. "Aku merasa pedang ini cocok dengan Class mu," kata Arya.
Pemilik toko itu melihat pilihan Arya yang sangat bagus. "Oh, kamu punya mata yang tajam," ucap pemilik toko sambil memainkan jenggotnya.
"Kalau dia bilang begitu, aku setuju saja," kata Evan yang tidak mau ambil pusing.
"Baiklah, aku akan mengambil ini," kata Sultan sambil mengangkat sebilah Dagger.
[Dagger Firevein][Rarity E][Status: Agi+5]
"Lebih baik jangan itu, biar aku pilihkan yang lain," kata Arya sambil tersenyum tipis.
"Baiklah, kalau begitu," kata Sultan.
[Dangger Ghostblade][Rarity D+][Status: Str+4, Agi+7, Vit-5][Efek: paralyzed (Melumpuh selama 2 detik)]
[Dangger Frostbite][Rarity C][Status: Str+4, Agi+8, Vit-7][Efek: Peluang 30% membuat musuh freeze (Beku selama 5 detik)]
Arya melempar Dagger ke Sultan. "Lebih baik ambil yang ini, Sultan," kata Arya.
Sultan menangkapnya. "Baiklah," kata Sultan.
"Sekarang giliranku," kata Hanif.
"Baiklah, aku akan mencarikan nya," kata Arya.
[Tongkat Soulwhisper][Rarity C][Status: Str-3, Agi-4, Int+12][Efek: Ketika pengguna tidak menerima damage, akan meningkatkan 15% kekuatan sihir]
"(Meskipun banyak status yang dikorbankan, tapi efeknya bagus)," pikir Arya.
"Nah," kata Arya.
"Terima kasih," ucap Hanif.
"(Sekarang giliranku, Sistem aktif, Mata penilaian)," pikir Arya.
"(Karena statusku lebih banyak di Agi, lebih baik aku pilih Dagger)," pikir Arya.
[Dagger Moonshadow][Rarity B][Status: Atk+340, Str+5, Agi+9, Vit-11, Int+4][Efek: berpeluang 40% bloody (Membuat lawan terkena efek berdarah)]
"(Apa bedanya Str dengan Atk? Ah, tak perlu dipikirkan)," pikir Arya.
Arya menonaktifkan system nya. "(System Non Aktif)," pikir Arya dengan ragu.
"Kau yakin mengambil itu? kenapa kau tidak ambil pedang saja?" Tanya Hanif, mempertanyakan keputusan Arya.
"Ya, aku yakin," ucap Arya dengan mantap.
"Semuanya totalnya delapan koin perak," ucap pemilik toko dengan senyum.
"Hah, semahal itu?" ucap Sultan dengan kaget.
"Sini, biar aku yang bayar." ucap Bacia dengan murah hati.
Bacia membayar semuanya dengan murah hati (Sultan sempat melongo melihat dompet Bacia yang isinya banyak koin emas). Bacia menaruh uangnya di meja pemilik toko. "Nih, delapan koin peraknya," ucap Bacia sambil menyerahkan uang kepada pemilik toko.
"Oke," ucap pemilik toko dengan senang.
Setelah pembayaran selesai, mereka berlima siap untuk memulai petualangan ke dalam dungeon. Di perjalanan, Arya memeriksa kembali sistemnya.
Arya ingin melihat Statusnya lagi. "(System Aktif, open Daily Quest, open Skill, open Status)," pikir Arya.
[DAILY QUEST]
Membunuh Goblin: 0/10
[SKILL]
System (Rank ??)
Mata penilaian (Rank C)
[STATUS]
Nama: Arya
Class: None
Level: 8
HP: 430 (-330)
MP: 160 (+40)
Str: 27 (+5)
Agility: 27 (+9)
Vitality: 21 (-11)
Intelligence: 21 (+4)
Poin Status: 3
Arya menghela nafas. “(Vitality-ku kurang… Semoga gak mati di dungeon nanti),” pikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Kuri
Melanjutkan cerita ini lebih baik daripada menyesal nanti!
2024-03-19
4