Sepanjang perjalanan dalam gelap malam, Naomi masih terjaga dari tidurnya. Kecupan hangat dari Enzy masih terbayang-bayang di kepalanya. Apalagi, ini adalah ciuman pertamanya. Selama ia berpacaran dengan Bisma, ia selalu menghindar jika kekasihnya itu sudah mengarah pada hal-hal yang intim. Pegangan tangan baginya sudah lebih dari cukup. Untungnya, kekasihnya itu tidak memaksanya dan menghargai keputusan Naomi yang ingin berpacaran sehat.
Ku akui, pria bermata elang itu sudah menjadi alasanku tersenyum selama enam hari ini. Meskipun aku sudah memiliki kekasih, tetapi tak bisa ku pungkiri, jantungku berdebar-debar dibuatnya. Aku yakin, dia tidak akan menyadari hal itu. Karna aku begitu handal dalam menyembunyikan rasaku. Oh? Apa-apaan ini? Apa aku sedang mencintai dua pria? Ah! pasti aku hanyalah wanita brengsek yang sedang tidak waras! ini salah! Aku hanya harus fokus pada lelakiku yang setiap hari cintanya padaku selalu tumbuh lebih dalam! Tenang lah hati, kau hanya sedang terkejut pada ribuan kupu-kupu yang tiba-tiba menyerbu!
Gadis cantik itu berusaha memejamkan matanya, berharap agar ia dapat terlelap. Namun, malah narasi-narasi yang bermain di kepalanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Kakek! Naomi pulang!" jerit Naomi yang langsung merangkul kakeknya.
Pria yang sudah sepuh itu, menepuk pelan pundak cucu semata wayangnya. Tangannya membelai lembut rambut Naomi.
"Alhamdulillah, cucu kakek sampai dengan selamat. Kakek dari tadi kepikiran," ucap syukur Fatah, kakek Naomi.
"Iya maaf ya, Kek. Naomi sampai di Bandara langsung tancap aja. Mau main gadget aja lelahnya udah seabrek-abrek, jadi ya gak sempat ngabarin kakek." jawab Naomi sambil menggeret masuk kopernya yang sejak tadi ia tinggalkan di depan pintu.
Naomi lekas meletakkan kopernya di dalam kamar, dan segera kembali duduk di samping kakeknya. Tangannya memijat pelan lengan kakeknya yang sudah penuh dengan keriput.
"Kalau gak ada kamu, gak ada yang pijitin kakek. Memang cuma kamu yang paling berbakti." puji Fatah tulus.
"Hehe Kakek bisa aja. Hmm ... Ayah gak pulang ya, Kek?" tanya Naomi sendu.
Fatah menggeleng pelan, dirinya sudah lelah memikirkan anaknya. Ferdinand selalu saja lepas dari tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai anak maupun tanggung jawab sebagai seorang ayah. Sejak kematian istrinya, Ferdinand memboyong Naomi pulang kerumah Fatah. Perlakuannya pada Naomi pun berubah drastis sejak istrinya meninggal. Apapun yang dilakukan putri semata wayangnya, selalu saja membuatnya emosi.
"Naomi tidur sebentar ya, Kek. Ngantuk pake banget ini. Malam juga mau ketemu sama Bisma," pamit Naomi.
"Belum selesai juga kamu sama Cecunguk itu, Mi?" cibir Fatah.
"Hidih mulai lagi deh, Kek." Naomi memanyunkan bibirnya.
"Mi, kakek ini laki-laki. Pernah muda. Tau mana yang tulus, mana yang modus," ucap Fatah lirih.
"Cailaah! Udah gaul bahasanya. Ah! Naomi tidur dulu lah, Kek." pamit Naomi dengan tawa renyah.
Naomi melangkahkan kakinya menuju kamar dan segera merebahkan tubuhnya pada ranjang yang sudah tidak empuk. Busa pada kasurnya sudah menipis sehingga menimbulkan rasa sakit pada tubuhnya. Sebenarnya, dengan gajinya yang bekerja dari HK Group, ia mampu membeli lebih dari satu kasur baru. Namun, gajinya selalu habis tak bersisa karna membayar hutang piutang ayahnya yang sangat kecanduan berjudi. Meskipun ayahnya selalu semena-mena padanya, selalu menimbulkan masalah untuknya, akan tetapi gadis itu tetap menyayangi ayahnya.
Gadis itu memejamkan matanya dengan tubuh yang bergetar, matanya sudah membasah.
Apakah ayah sebenci itu padaku? batinnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Naomi tampil begitu memukau dengan sebuah mini dress maroon. Make-up minimalisnya pun membuat wajah cantiknya tampak natural. Polesan lipstick nude semakin memperjelas kecantikannya. Ia sengaja berpenampilan lebih wah dari pada biasanya, karena hari ini kekasihnya sedang berulang tahun. Naomi tidak memberitahu Bisma akan kepulangannya ke Indonesia, ia sengaja untuk membuat kejutan pada pacarnya.
Naomi menggunakan taksi untuk menuju ke apartement Bisma. Tangannya sudah menjinjing sekotak cake dan kado.
Setibanya di sana, Naomi lekas masuk ke apartement kekasihnya. Gadis itu tak kesulitan untuk masuk begitu saja, karna ia diberi akses oleh Bisma. Jemarinya lekas menekan password untuk membuka keamanan sandi apartement kekasihnya. Segera ia meletakan cakenya di atas meja.
Degup jantungnya kini tak menentu, karena ini pertama kalinya ia berkunjung tanpa memberitahu Bisma terlebih dahulu. Langkah kakinya mulai mengendap-endap. Pelan-pelan gadis itu mengintip.
Brak! Sebuah bingkisan indah yang sudah ia siapkan dari Paris, jatuh begitu saja dari genggamannya.
Tubuh gadis cantik itu kini berguncang hebat, air matanya pun mulai mengenang, saat melihat pemandangan yang tersaji di hadapannya.
Pria yang begitu di cintainya, pria yang selalu ada dalam harapnya, tengah berciuman mesra dengan 4 wanita seusianya secara bergantian. Bahkan salah satu dari wanita itu, merupakan rekan kerja di perusahaan tempat Naomi bekerja. Maya, rekan kerja yang selalu saja sinis terhadap Naomi, ternyata menjadi salah satu selingkuhan kekasihnya. Sungguh mengenaskan!
"Sayang?!" Bisma dengan suara parau saat melihat wanita yang ia cintai, menatap nanar dirinya.
Naomi segera melangkahkan kakinya keluar dari apartment Bisma. Pria itu tak tinggal diam dan segera mengejar Naomi yang tengah berlari di koridor apartemennya.
"Mi!" jerit Bisma yang berhasil meraih jemari kekasihnya dan segera memeluk Naomi.
"Lepasin!" geram Naomi.
Bisma memeluk erat tubuh Naomi, seakan tak ingin melepas Naomi pergi.
"Kamu tuh menjijikkan banget, tau gak sih!"
"Iya, aku tau itu. Aku tau, Beibh. Tapi bisa kamu izinkan aku menjelaskan semua ini, Mi?"
Bisma melepaskan dekapannya perlahan-lahan setelah Naomi sedikit tenang. Pria itu menatap sendu kekasihnya.
"Aku ... memiliki poliamori, Mi."
Naomi menatap lekat pada pria yang baru saja mematahkan hatinya dengan sangat brutal.
Bisma mencengkram pelan kedua lengan kekasihnya. "Sumpah! Aku cinta kamu, Mi! Aku juga maunya hanya kamu. Tapi, gak pernah bisa." Bisma menghembus pelan nafasnya. "Kelainan ini, membuat aku selalu haus. Aku gak bisa berhenti, Mi."
Plak! Sebuah tamparan keras melayang di wajah tampan Bisma. Pria itu sangat kaget dan melirik kelasihnya yang sudah menatap nyalang dirinya.
"Kamu itu bener-bener ... Sampah! Kita putus!" maki Naomi yang berlalu pergi, meninggalkan Bisma yang dipenuhi rasa sesal.
Dengan wajah sendunya, Naomi meninggalkan gedung di mana cintanya harus kandas. Air mata tentu saja tak dapat dibendung lagi, gadis cantik itu menumpahkan air matanya.
"Huu ... Huuu .... tapi Poliamori itu apa sih?"
Naomi semakin menangis kencang, karna tidak tau apa yang di maksud poliamori.
Naomi menaiki taksi dan segera menuju pulang kerumahnya. Hatinya benar-benar kacau saat ini. Apa yang di katakan Enzy, benar-benar terbukti.
Enzy... Aku harus bagaimana? batin Naomi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Elok Oren 🤎
tuh kan bener kata Enzy mi.
2024-04-23
0
Jumli
hahahaha 🤣🤣🤣
jadi tamparan tadi artinya apa dong, kirain kamu juga tahu, ternyata sama dengan sebagian pembaca kaya aku
2024-03-23
0
Jumli
apaan tuh Thor?
2024-03-23
0