Naomi melompat kegirangan melihat hasil foto dari Enzy, yang terlihat seperti mahakarya. Menurutnya, Enzy sangat berbakat dalam memotret.
"Apaan sih, kekanak-kanakan banget ...!" gumam Enzy dengan senyuman kecil di bibirnya sambil menjaga jarak empat meter dari Naomi.
Naomi menunjukan wajahnya yang ceria saat menerima video call dari Kakeknya. Terlihat jelas wajah kakeknya yang menahan rindu pada cucu satu-satunya itu.
"Lihat Kek ... indah banget kan ...!" Naomi begerak memutar menunjukan keindahan negara Paris pada kakeknya.
Sang kakek mengangguk-anggukkan kepalanya, perasaannya sangat bahagia saat melihat wajah cucunya yang tampak bahagia.
"Ngomong-ngomong, siapa itu yang di belakang Naomi?" tanya Kakek yang sangat penasaran.
"Itu pemandu wisata Naomi Kek, Naomi segan deh sama Beliau. Gara-gara nemanin berwisata, Beliau sampai kelaparan. Yang sedihnya sampai makan ilalang Kek." Naomi mengecilkan suaranya agar Enzy tak mendengarkan pembicaraan mereka.
Namun, Enzy seketika melotot. Seolah ada signal 5G di dalam telinganya, yang memberitahu percakapan antara Naomi dan Kakeknya.
"Sudah saya bilang ... saya tidak lapar!" jerit Enzy lalu mengejar Naomi.
Naomi yang menyadari Enzy mengejarnya, lekas berlarian dengan kencang sambil tertawa riang.
Penduduk asli kota tersebut tampak tersenyum melihat aksi kejar-kejaran antara Enzy dan Naomi.
"Regarde..! Le couple se bat, comme c'est mignon." dua orang penduduk asli menatap Enzy.
(Lihat..! pasangan itu sedang bertengkar, manis sekali.)
Sambil berlari dan dengan nafas tersengal, Enzy berteriak dengan wajahnya yang sudah memerah.
"Aarrgh! Nous ne sommes pas un couple...!"
(Arrgh! Kami bukan pasangan...!)
Naomi berlari kegirangan, sesekali ia menoleh kebelakang menatap Enzy yang sudah kualahan.
Hahaha rasain! Siapa suruh jutekin aku terus! bathin Naomi puas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi-pagi sekali, Enzy sudah menjemput Naomi di kamar hotelnya. Enzy tampak sangat tampan dengan kaos hitam putih vertikal nya. Enzy tak hentinya menekan bel kamar Naomi, bahkan wajahnya sudah mulai masam karna orang yang ditunggunya tak kunjung membuka pintu.
Cklek
"Ayo Om ...!" ajak Naomi saat membuka pintu kamarnya.
"Sampai kapan Kamu terus memanggilku dengan sebutan Om? Kita hanya berbeda dua tahun saja," Enzy sekali lagi menjelaskan.
Naomi berusaha menahan tawa dengan melipat bibirnya. Melihat wajah masam dari Enzy, baginya sangat menyenangkan.
"Om..! Kok bajunya begitu? Memangnya, Om wasit Smackdown?" Naomi bertanya dengan wajah polosnya.
Enzy menghela nafas panjang, dirinya merasa ketampanannya selama 30tahun di dalam hidupnya menjadi sangat tidak berharga saat mendengar perkataan dari gadis yang memiliki bibir mungil itu. Enzy menatap dingin Naomi yang tengah berjalan di depannya. Matanya kemudian sibuk memcermati pakaian Naomi yang terlihat silau di matanya. Pagi ini Naomi mengenakan baju berwarna kuning, dipadukan dengan celana berwarna hijau, belum lagi dengan sebuah tas jinjing bewarna pink.
"Hey! ada apa dengan baju mu? Apakah kamu spons ramah lingkungan?" sindir Enzy dingin.
Raut wajah Enzy terlihat begitu puas ketika membalas ejekan Naomi.
"Ha ha ha ... gitu dong Om, biar tidak suram banget wajahnya." Naomi terkekeh.
Enzy yang begitu kesal, lekas menarik lengan gadis yang sudah dua hari ini membuat kepalanya terasa panas. Hingga wajah mereka hanya berjarak 5cm saja. Suasana yang hening, semakin memperjelas suara detak jantung keduanya.
Pria itu begitu terperangah, menatap lekat wajah gadis yang memiliki mata lebar, bulu mata lentik dan indah. Sangat memancarkan sisi misterius sekaligus aura menawan.
Cantik! kecantikannya sama banyaknya dengan jumlah bintang di angkasa, tapi untuk menyingkat semua itu dalam ringkasan, ku sebut dia cantik! Ah! Jantungku hampir berhenti sekarang. Bathin Enzy
Melihat wajah Naomi yang merah merona membuat jantung Enzy semakin berdegup kencang.
"Aaaaaa kasian aaaaa."
Enzy mengernyitkan keningnya saat Naomi tiba-tiba bernyanyi dengan suara lantang nan sumbang dan meninggalkannya dengan langkah seribu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Enzy dan Naomi melipat bibir mereka masing-masing, berusaha menahan tawa saat mendengar penyanyi di pinggir jalan, yang menyanyi dengan suara sumbang, bahkan mengalahi suara sumbang Naomi pagi ini.
"Tolong tahan, jangan tertawa." pinta Enzy pada Naomi.
Bahkan Enzy mencubiti lengannya sendiri untuk menahan tawanya agar tidak pecah.
"Tarikan nadanya sudah pas, tinggal nadinya saja," celetuk Naomi.
Mata Enzy terbelalak ketika mendengar perkataan konyol dari Naomi, tubuhnya sampai berguncang. "Ha ha ha!" tawa Enzy pecah.
Semua memandang pada Enzy dengan sorot mata yang tajam. Enzy lekas menarik jemari Naomi dan bergegas meninggalkan tempat tersebut, saat menyadari bahwa kini ia menjadi pusat perhatian.
"Kamu bisa tidak, jangan konyol ...." protes Enzy kesal, namun ada senyuman kecil di bibirnya.
"Jadi ... kita berdua, sudah aku dan kamu nih?" tanya Naomi random.
Pertanyaan sederhana yang meluncur dari mulut Naomi, membuat Enzy semakin tak bisa menguasai debaran di jantungnya.
Dari kejauhan, seseorang tengah mengintai mereka berdua dan bergegas melapor pada atasannya.
"Tuan besar, wanita itu merupakan pegawai dari HK Group yang mendapatkan penghargaan dan liburan ke Paris. Saya mengirimkan anda aktivitas tuan muda Enzy hari ini, mohon berikan saya tugas selanjutnya." Andrew melapor kepada atasannya.
"Awasi terus mereka." perintah atasannya.
Sedangkan di Indonesia, di sebuah ruangan medis. Seorang pria dengan uban yang sudah penuh menutupi kepalanya, tersenyum hangat saat melihat beberapa foto Enzy hari ini.
"Sudah lama ... sudah lama sekali, wajah kamu tidak ceria seperti ini ...." pria tua itu lekas menyeka air yang mengalir di sudut matanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Naomi semakin menjadi-menjadi menggigiti kukunya sendiri saat panggilan telfonnya yang ke tujuh kali tak juga di angkat oleh kekasihnya, Bisma. Ia bahkan tak menyadari, Enzy tak hentinya menatapnya dengan tatapan datar sejak tadi.
"Kelaperan banget atau emang doyan?" sindir Enzy.
Naomi menatap pria yang menyindirnya itu dengan penuh tanda tanya. Enzy memutar malas bola matanya saat Naomi masih tak kunjung menyadari arti sindirannya.
Pria tampan itu menunjuk ujung kukunya. "Nih!"
Naomi yang menyadari aktivitas menggigiti kukunya mengundang banyak sorot mata para pengunjung di restoran, segera membersihkan ujung jemarinya. Matanya melirik Enzy yang sedari tadi memijit pelipis matanya.
Gadis cantik itu segera menyimpan ponselnya dan kembali menikmati liburan yang tentu saja banyak meninggalkan kesan untuknya. Terutama saat ini. Dirinya mengakui, pemandu wisatanya ini patut di acungi jempol untuk memilih tempat yang menyenangkan. Alih-alih restoran mewah yang sudah biasa menjadi paket liburan, pemandu wisatanya memilih restoran dengan nuansa menyegarkan dan jauh dari kata bosan.
Bagaimana tidak, kini Naomi tengah berada di Bus Toqué. Sebuah restoran dengan konsep membawa pengunjung tur keliling Paris untuk menjelajahi jalan-jalan dan monumen-monumen paling modis di ibu kota. Di mana para pengunjung akan menemukan pemandangan terindah di Paris!
Bus Toqué sebuah restoran yang menyajikan makanan lezat dan meja dengan pemandangan! restoran yang megah di bawah atap kaca, ruangan yang terang benderang dengan pengaturan meja yang mewah.
Sumber (https://www.tripadvisor.co.id/Restaurant\_Review-g187147-d13189828-Reviews-Bus\_Toque-Paris\_Ile\_de\_France.html\#photos;aggregationId\=101&albumid\=101&filter\=7&ff\=385111444)
Baru 4 hari Naomi di Paris, akan tetapi, dengan segala keindahan yang terpampang di depan mata, membuat rasa lelahnya mengabdi pada perusahaan selama 7tahun terbayar lunas.
Enzy yang sejak tadi sudah jengkel melihat Naomi yang tidak fokus hari ini, dengan gemasnya menarik pipi chubby Naomi.
"Awh!" jerit kecil keluar dari bibir Naomi saat mendapati pipinya tengah dicubit.
"Jadi makan gak sih? Tangan saya udah gemetaran ini!" protes Enzy dengan wajah masam, namun terlihat manis di mata Naomi.
Naomi menyunggingkan senyum kecil di bibirnya, ketika melihat steak miliknya sudah dipotong kecil oleh Enzy untuk mengurangi hawa panas pada makanan.
Naomi mengunyah perlahan-lahan, tetapi tidak dengan Enzy. Belum juga lima menit, makanan di piringnya sudah tersapu bersih.
"Ah! Ini enak banget, ini namanya apa?" puji Naomi saat menyantap dessert miliknya.
"Creme Brulee, di sini dessertnya terkenal paling enak." jawab Enzy meyakinkan.
Naomi mengangguk-anggukan kepalanya untuk menyetujui ucapan pemandu wisatanya itu. Tangannya masih sibuk memotong kecil-kecil dessertnya, namun Naomi menunda untuk melahap dessertnya untuk yang kedua kalinya. Gadis cantik itu merasakan sensasi yang aneh pada tubuhnya. Nafasnya seolah tercekat di tenggorokan, rasa panas menjalar di sekujur tubuhnya.
Enzy yang mulai menyadari ada yang aneh pada Naomi, melambaikan pelan tangannya tepat di depan wajah Naomi. Namun, gadis itu seolah sibuk dengan rasa sakitnya.
"Hey Mi, are you okay?!" tanya Enzy panik.
Naomi yang sejak tadi menunduk, mulai mengangkat perlahan kepalanya.
"Sa-sakit nzy ...!" jawab Naomi sebelum tubuhnya ambruk tak sadarkan diri.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Elok Oren 🤎
loh Naomi kenapa? alergi?
2024-04-23
0
Mirabella
eh? keracunan?
2024-03-09
0
Mirabella
hmm enak ituu creme brulee
2024-03-09
0