5

Salah satu kebanggaan besar jika Genjara memiliki hati yang baik untuk berbagi pada setiap orang. Kini Ashton dan ketiga temannya akan tetap melanjutkan hal itu meski dengan cara berbeda.

Ashton dan ketiga saudaranya sedang bersantai di ruang Falton dan Fero. Falton dan dan Fero ditetapy untuk satu ruang saja, mereka tetap menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Hal ini untuk mempermudah semua pekerjaan di kantor.

“Bagaimana dengan dirimu?" tanya Falton seraya bola matanya serius pada dokumen dengan paha yang bertaut pada paha yang satunya lagi.

“Aku bekerja, bukan keluyuran,” ucapnya sedikit kesal.

Falton mendongak, keluyuran. Kata itu adalah ulah mereka Falton dan Fero. Dua makhluk serigala ini, akan keluyuran mencari makan ke hutan. Lapar sangat mudah mereka rasakan, entah apa yang terjadi pada mereka.

“Kami bukan keluyuran, tetapi makan. Isi tenaga untuk menyelesaikan dokumen ini,” kilahnya.

“Tapi kalian tidak tepat waktu bodoh. Lama-lama perusaahaan ini akan dicap perusahaan yang tidak disiplin,” tukasnya.

“Lalu, kau apa saja yang kau lakukan sama pacarku?" tanya Fero seraya tangannya merangkul pinggang kecil Via. Rasa posesif untuk Via akan selalu saja ada.

“Kau penasaran?” tanya Ashton, dengan seringaian liciknya.

Fero merasa ini hal yang sangat aneh. Hatinya seolah ingin menelan hidup Ashton. Sementara Via merasa juga hal seperti itu. Otaknya berputar ke hari yang lampau. Sama sekali tidak ada yang mereka lakukan.

“Aku dan Via sering bersamaan. Via duduk dekat aku, dan aku juga pernah menyuapi Via makan. Karena apa? Karena dia kelaparan terus dan tidak ingat makan. Aku yang bertindak cepat untuk memberi ia makan.” Sungguh hebatnya dirimu Ashton. Mulutmu pandai sekali bertopi muslihat. Wajah Falton di sana sudah tidak bersahabat lagi. Bersiaplah untuk bahan cincangan dari Fero.

Via menelan ludahnya sendiri. Itu benar, ia memang lupa makan dan Ashton menyuapinya. Tunggu, Via juga tidak meminta. Ashton pun melakukan dengan wajah cerewet. Tapi kembali lagi hal itu memang dibenarkan.

Ashton yang bersebrangan duduk di sana malah bersikap santai. Ashton tentu menyukai hal seperti ini.

“Apa benar semua itu?” tanya Fero pada Via dengan tatapan intimidasi. Via malah takut untuk menjawab iya.

"Apa benar seperti itu?" tanya Fero lagi semakin mengintimidasi.

Via semakin menciut dan semakin tidak berani menjawab. Ia tahu Fero akan kemarahannya seperti kemarin. Semuanya akan kacau balau jika miliknya diganggu.

“Jawab saja Via, aku dipihakmu,” ucap Ashton mendesak.

“Jawab!!” sentak Fero yang sudah mengeluarkan asap kemarahannya.

Via mengangguk, dan beralih pada Ashton yang tersenyum bangga.

“Apa kau Sudah jatuh hati pada milikku ha?” sentak Fero lagi pada Ashton.

“Aku tidak mau menjawab,” balas Ashton yang bersorak ria dalam hati.

“Ck, gak usah cemburu. Ashton hanya buat kau marah. Memang benar Ashton melakukan itu, tetapi balik lagi itu permainannu agar membuat wanitanya marah atau cemburu.”

Skakmat dari Falton yang sudah tahu tipu daya Ashton. Ia cukup berdiam diri dengan serius pada dokumen namun Indra pendengarannya masih tajam untuk mengetahui pembicaraan

mereka sedari tadi. “Apa benar itu?" tanya Fero.

“Ck, kau memang terus buat aku kesal Falton ! Tidak bisakah kau diam sejenak mendukung aku ha?” sentak Ashton merasa rencananya gagal total.

“Sayangnya tidak,” jawab Falton bersikap cuek.

Via merasa kondisi aman, ia mengelus-elus punggung Fero agar amarahnya mereda. Sekuat mungkin Fero bersikap ke awal. Ia tidak ingin kekasihnya takut akan dirinya.

“Maafkan aku,” ucap Fero Memeluk kekasihnya. Via mengangguk membalasnya. Pelukan itu sangat nyaman seperti dulu.

“Aku juga minta maaf. Kami tidak melakukan hal yang jauh kok,” melepaskan pelukan itu dan menatap lekat Fero.

“Makanya pacar diurusin sekali-kali, bukan keluyuran Mulu,” sindir Ashton.

“Jomblo diam, ini urusan sepasang kekasih,” sindir Fero yang tidak mengalah. Ia kesal pada Ashton saat ini.

“Kamu kalau lapar, katakan sama aku. Jangan kerja Mulu. Ingat bosmu juga aku, bukan manusia bangsat sana,” ucap Falton lembut namun penekanan di ujung kalimat tentu pada Ashton.

Via mengangguk lagi. Fero sangatlah sayang padanya. Sedikit pun ia merasakan sakit, maka Fero akan bertindak untuk melakukan baik pembalasan atau pengobatan.

“Gini-gini jomblo aku juga laku bodoh,” ucap Ashton.

"Iya, jomblo laku namun hubungannya kandas, siapa paling bodoh di sini?" balas Fero semakin melawan perkataan Ashton. Ashton kembali kalah telak akan Fero.

“Pertanyaanku belum kau jawab, apa kau masih pacaran dengan Greisy?” tanya falton.

“Aku tidak ada lagi berhubungan dengannya. Saat ini kami sekadar atasan dengan bawahan.

“ok, kalau kau tidak mau. Aku saja, aku rasa aku sangat cocok untuknya.” Falton seolah membayangkan berpcaran dengan Greisy. Sementara Ashton sudah merasakan panas hebat akan perkataan Falton.

“Apa kau senekad itu untuk bisa berpacaran dengannya?" tanya Ashton masih berusaha meredam amarahnya.

“Iya, lagian tidak usah pacaran, langsung saja menikah. Lalu buat anak.” Falton berucap demikian untuk kembali memancing Ashton.

Fero malah tersenyum licik akan Falton. Begitu pintarnya Falton bisa membalas apa yang di hati Fero. Sungguh Fero ingin belajar pada Falton, agar bisa mengalahkan Ashton lagi.

“Apa kau tidak memiliki perasaanku?" tanya Ashton.

“Ngapain mikirin perasaan orang, lebih baik mikir perasaan sendiri,” balasnya.

“Lagian dia sudah memiliki suami,” kata Ashton.

“Aku tidak yakin, kalau belum kudengar penjelasannya, tanpa menyimpulkan.”

Lagi, Ashton berpikir dengan perkataan Falton. Ashton hanya langsung menyimpulkan tanpa mendengar penjelasan Greisy. Greisy mengatakan kemarin hanya calon, dan bisa saja Greisy memang sudah menikah.

Terdengar suara ketukan dari pintu, Fero mempersilahkan masuk.

Terlihat Greisy membawa setumpuk dokumen.

"Permisi Paran tuan, dan Nona Via. Saya datang ke sini menyerahkan dokumen pada tuan Falton,” ucap Greisy dengan nada sopan. Sementara Ashton bersikap cuek seolah ia tidak ingin tahu apa tujuan Greisy.

“Oh orang yang kutunggu datang. Silahkan duduk bersama kami Grei, duduk di sampingku saja.”

Benar saja Greisy menurut tanpa ada curiga. Satu sofa panjang kini di dudukku oleh Ashton di sebelahnya Falton dan sebelah Falton ada Greisy.

Falton malah semkaiy menjauh dari Ashton untuk mendekatkan diri pada Greisy. Dan itu renacanya untuk membuat Ashton semakin memanas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!