Keisya sudah berada didalam kamar mandi sekitar 20 menit, dia kebingungan harus bagaimana saat ini, dia lupa mengambil handuk. Dengan terpaksa ia kembali memakai gaunnya, namun dia sangat kesusahan untuk menggapai rosleting belakang.
Keisya membuka pintu sedikit berniat untuk mengintip Satya namun betapa terkejutnya dia saat melihat Satya sudah berdiri didepan pintu menatapnya dingin.
“AHHHHGGGGGG.....” teriak Keisya refleks meninju Satya, Satya seketika terjatuh memegang hidungnya yang sudah berdarah. Keisya panik seketika, dengan segera dia keluar dan membantu Satya berdiri, namun tidak bisa di pungkiri Gaun yang ia kenakan melorot karena belum di kancing. Darah yang mengalir dari hidung Satya semakin banyak saat melihat pemandangan tersebut, matanya tak berkedip sedikitpun seperti sedang terhipnotis oleh pemandangan itu.
Keisya menyadari apa yang terjadi, sekali lagi dia kembali berteriak dan menampar wajah Satya dengan keras.
“AAHHHGGGGG....!” teriaknya lagi.
“PLAKK...!” diiringi dengan tamparan yang tanpa ia sadari. Satya memegang pipinya merintih kesakitan.
Kaisya kembali dibuat tercengang dengan tangannya yang selalu memukul Satya. “Duh maaf, aku tidak sengaja, aku memakai baju dulu, setelah itu aku akan membantumu berdiri dan mengobatinya.” Ucap Keisya langsung berlari pergi meninggalkan Satya yang sedang memegang pipinya tidak percaya dengan kejadian ini.
Terlihat Satya mengambil tisu dan membersihkan darah dari hidungnya, Keisya yang ingin membantunya kebingungan, Satya tidak ingin ia sentuh sedikitpun.
“Tidur di sofa, dan jangan dekat dekat denganku, jangan berharap apapun dariku,” ucap Satya naik ke atas tempat tidur.
“Mana Sofanya,?” tanya Keisya membuat Satya menatap ruangannya, Sofanya hilang disana dan dia baru menyadarinya.
“Tidur di lantai,” ucapnya.
“Tapi dingin, aku gak kuat jika tidur di lantai, apalagi suhu AC nya segitu,” ucapnya protes.
“Hei wanita cerewet, diamlah dan tidur,” ucap Satya kesal.
“Bagaimana aku bisa tidur jika seperti ini,?” ucap Keisya.
“Bisakah kamu tidak membantah, ini kamarku dan berarti aku yang menguasa, siapapun yang masuk bisa ku perintahkan semauku,” ucap Satya.
“Tidak, ini kamarku sekarang, Ibu yang memeberikanku,” ucap Keisya membuat Satya sangat kesal, Satya duduk mengambil bantal dan melemparkannya ke wajah Keisya.
“Jangan berharap tidur denganku, kau bukan siapa-siapa, dan ingat kita menikah hanya Karena bisnis, jika sudah 1 tahun kita bercerai, dan kau jangan berharap menyentuhku apalagi ingin aku memberikan mu bibit ku,” ucap Satya membuat Keisya melongo mendengar ucapan Satya.
“Aku tidak berharap, aku bahkan sangat bersyukur kau sadar diri, dan asal kau tau, aku bukan wanita murahan, siapa juga yang menyentuhmu. Dan seharusnya aku yang harus mengatakan itu. Untuk perceraian aku akan setuju, tidak, melainkan sangat sangat setuju,” ucap Keisya.
Satya sangat kesal mendengar ocehan Keisya yang terus mengeluh. Membuatnya bangun dari tempat tidur dan pergi.
“Baiklah, tidur di situ untuk malam ini, besok jangan berharap bisa tidur disitu lagi,” ucap Satya pergi dari kamar tersebut, Keisya yang melihat Satya sudah keluar dengan langkah cepat berjalan ke arah pintu dan menguncinya.
“Aku bebas,” ucapnya dengan senyuman penuh kebahagiaan.
Satya berjalan ke bawah dan berhenti didepan pintu kamar seseorang, dia beberapa kali mengetuknya hingga seorang pria membukanya dengan mata sipitnya.
Thanks you Guys
Jangan lupa untuk jempol dan penyemangatnya yah wkwkwk.
2 tahun hilang dan kangen lagi nulis hehehe
@Pena_Tak_Bertinta23
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments