Satya berjalan ke bawah dan berhenti didepan pintu kamar seseorang, dia beberapa kali mengetuknya hingga seorang pria membukanya dengan mata sipitnya.
“Ganggu banget sih,” ucapnya kesal sambil menggaruk kepalanya.
“Aku tidur disini,” ucapnya langsung masuk begitu saja.
“Eh.. eh , kamarmu mana,?” ucap Yudha langsung membesarkan matanya.
“Diamlah,” ucapnya ketus dan naik ke atas kasur.
Yudha menatap Satya dengan tatapan aneh, senyuman kecil terukir di wajah Yudha.
“Aku hampir saja lupa jika kau sudah menikah, apa istrimu lagi datang bulan,?” tanya Yudha.
“Diamlah,” ucapnya dingin tanpa menatap Yudha.
“Kenapa kamu sangat bernafsu Tuan muda, sampai sampai darah masih membekas dihidungmu, kamu seperti sudah sangat ahli hahahahahhahaahaa, setidaknya hapuslah dulu hahahhahaha,” ucap Yudha tertawa berbahak-bahak.
“Apa adik kecilmu sudah penuh dengan darah hahahahahahahha,?” ucap Yudha lagi membuat Satya melemparnya bantal.
“Jangan berfikiran bodoh, aku bukan lelaki murahan,” ucap Satya menutup semua badannya dengan selimut.
“Tidurlah di sofa,” lanjut Satya.
“Ayolah, jangan seperti ini, jika.kamj gagal malam pertama tapi setidaknya kamu sudah ngelap darah bulanan istrimu huahhahahahhaha,” ucap lagi Yudha.
“TUTUP MULUTMU,” ucapnya sudah mulai kesal.
“Dia bukan wanita, dia laki-laki,” ucap Satya membuat Yudha terkejut.
“Hah?
“Kalian berarti Gay,?” ucap Yudha menduga-duga, namun tidak ada sautan dari Satya.
“Tapi bagaimana bisa dia datang bulan kalau dia laki-laki, tuan mudah sangat menjijikan menjilati darah datang bulan,” ucap Yudha sangat merasa jijik.
Pagi Hari, Keisya sudah bangun, setelah membersihkan tubuhnya ia turun untuk membantu menyiapkan sarapan, melihat pelayan sangat sibuk membuatnya juga semakin antusias membatu.
“Selamat pagi Nona, ada yang bisa kami bantu,?” ucap pelayan menundukkan kepalanya tanda hormat.
“Pagi juga, justru saya yang ngomong seperti itu, apa ada yang bisa saya kerjakan,?” tanya Keisya membuat pelayan tersebut terkejut.
“Tidak Nona, semuanya sudah selesai, Nona tunggu saja di meja makan, kami akan mengantarkannya,” ucap pelayan tersebut membuat Keisya sedikit cemberut.
“Eh anak Ibu sudah bangun, gimana dinasnya tadi malam? Lancarkan? Ucap Bu Adriana atau mertua Keisya.
“Dinas apa Bu,?” tanya Keisya dengan polosnya.
“Hahhahaha, cucu Ibu,” ucap Bu Adriana membuat Keisya bingung.
“Lupakanlah, mana suamimu,?” tanya Bu Adriana, Keisya bingung harus menjawab bagaimana, dia tidak tau keberadaan Satya.
“Mampus deh,” gumam Keisya.
“Bu, Satya berangkat dulu, hari ini ada meeting penting jadi harus pagi sekali untuk menyiapkan dokumentasinya.” Ucap Satya dari belakang sudah berpakaian rapih diikuti oleh Yudha yang sudah berpakaian rapih juga.
Yudha menatap Keisya dengan sedikit aneh, banyak pertanyaan yang muncul di benaknya.
“Gimana sih, jelas jelas dia punya dada seperti wanita pada umumnya, bukan dada yang di tempeli kain. Jelas bahwa cantik, tangannya bahkan mulus dan lembut, tidak ada tanda laki-laki sama sekali. Lagian sudah sangat jelas tadi malam Satya datang dengan darah di bibirnya,” gumam Yudha menahan tawanya serta menahan jijik dihatinya membayangkan hal yang tidak tidak tentang darah.
“Loh kok gitu, kalian harus bulan madu, masa habis menikah langsung kerja,” ucap Bu Adriana.
“Saya permisi,” ucap Satya pergi begitu saja.
“Ibu, saya berangkat,” ucap Yudha.
“Anak ini,” ucap Bu Adriana pasrah.
“Anak Ibu ada dua,?” tanya Keisya.
“Iya, yang tadi namanya Yudha, dia dulu ibu adopsi dari panti, tapi sekarang mereka sudah besar saja, apalagi Yudha itu, dia bahkan sangat jarang menemui ku,” ucap Bu Adriana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments