Episode 5

Cahaya matahari menerobos masuk kamar dengan nuansa warna putih, wanita cantik yang tengah tertidur diranjangnya itu terbangun tatkala wajahnya terkena pantulan cahaya matahari. Dilihatnya sebuah catatan kecil dimeja dimana disana ada sebuah pil dan juga air putih, catatannya berasal dari Harvey, obat agar mengurangi rasa mual karena terlalu banyak minum.

Luna meminum obat tersebut lekas bangun dari ranjang menuju kamar mandi, selesai memakai pakaian bersih, wanita itu keluar kamar, seingatnya banyak sekali sampah kaleng, tapi ini bersih seperti sebelumnya, siapa lagi kalau bukan Harvey.

Luna memutuskan untuk membuat sarapan untuknya dan Harvey, sebelum itu dia mengirim pesan pada Harvey untuk datang ke apartemennya, toh Harvey tau sandi apartemennya, begitupula Luna yang tau sandi apartemen Harvey.

Makanan tersedia dimeja, Harvey tidak menyukai susu jadi Luna hanya menyediakan kopi, toh itu minuman kesukaan Harvey. Bersamaan dengan Harvey yang masuk keapartemen Luna dengan pakaian yang santai, hanya kaos dan celana pendek.

“kau memasak untukku?”. Tanya Harvey sambil duduk di kursi depan meja makan

“ya karna kau membantuku semalam”.

“apa yang kau katakan semalam benar?”.

“apa?”.

“pertunanganmu dengan Nathan”.

Luna terdiam, dia duduk di kursi tepat didepan Harvey. Dan mengangguk

“aku akan mengatakan pada paman dan bibi untuk membatalkan perjodohan kalian, aku akan mengatakan kalau Nathan tidak baik untukmu”.

“dan mereka akan sangat kecewa, aku ingat bagaimana wajah mommy saat pernikahan kakak”.

“jadi kau akan menderita selamanya?”.

“mereka sudah janji kita tidak akan menikah kalau selama pertunanganku dengan Nathan tidak menginginkan sebuah pernikahan”.

“baguslah”.

“sudah makanlah, aku mau ke kampus, kau bisa mencucinya sendiri kan?”.

“ya sudah biasa”.

“hehehe thank you”. Luna mengambil tasnya dan memakai kacamatanya lalu pergi kekampus menggunkan angkutan umum, walaupun dia memiliki mobil sendiri di basement apartemennya.

Luna duduk dibarisan paling belakang, memakai airpod nya menyalakan lagu terbaru milik Leehi-Holo, beberapa hari ini dia m menyukai lagu itu. Hanya beberapa menit saat bus berhenti dihalte depan kampusnya, Luna turun dari bus dan berjalan menuju kelasnya.

Dia melihat Jeslyn hanya berdua dengan Gavin, tidak ada Nathan di antara mereka, Luna hanya melihat mereka sekilas lalu fokus kembali mendengarkan ucapan Miss Valen yang menjelaskan didepan.

Pintu terbuka, Nathan datang dengan malas dan duduk di samping Jeslyn. Miss Valen yang merasa terganggu dengan kehadirannya menyuruh Nathan untuk maju kedepan mengerjakan apa yang ditulis bu Valen, beberapa menit berlalu secara sia-sia saat pria itu hanya dia mengamati soal yang tertulis dipapan.

“kau tau apa kesalahanmu Nathan?”. Tanya Miss Valen

“terlambat”.

“kau tau kalau di kelasku tidak ada yang boleh terlambat?”.

“ya saya tau”.

“lalu kenapa kau tetap masuk?”.

“bukanlah lebih baik tetap masuk walaupun terlambat dari pada bolos?”.

“benar. Minggu depan kau harus ikut ujian dikelasku sendiri, dan jika nilaimu kurang dari 70 maka namamu di kelasku aku batalkan”.

“apa?”.

“tidak ada bantahan”.

“tapi miss-“.

“baiklah kalau begitu, Luna!”. Panggil Miss Valen pada Luna yang sibuk menulis

“iya miss”.

“ada tiga pilihan, kau belajar dengan luna lalu ikut ujian, kau belajar sendiri lalu ikut ujian atau

kelasmu aku batalkan”.

Nathan terdiam, itu adalah kesempatan untuknya membuat Luna menderita “aku memilih pilihan pertama miss”.

“baguslah, Luna ajari Nathan, jika dia berhasil kau mendapatkan nilai tambahan di kelasku”.

“kenapa harus saya miss?”.

“karena aku percaya padamu”.

“baik”.

Jam kelas berakhir, Luna membereskan buku-bukunya dan meninggalkan kelas, namun sebelum itu Jeslyn menghentikan langkah Luna. Wanita berambut biru pirang dengan sebuah tindik di hidungnya itu menarik tas Luna dan menjatuhkan buku-buku yang dibawa Luna. Dari jauh Nathan melihat drama antara Luna dan Jeslyn tanpa ekspresi.

“awas kalau kau membuat Nathan nilainya dibawah 70”. Ucap Jeslyn, Gavin menghampiri mereka berdua dan menarik Jeslyn pergi.

Luna hanya diam, dia membereskan buku-bukunya yang jatuh. Nathan beranjak dari kursinya membantu Luna membereskan buku-buku tersebut, dikelas itu hanya tinggal mereka berdua.

“Nathan”.

“anak itu memang seperti itu”.

“aku sudah terbiasa, aku tunggu nanti malam di rumah”.

“untuk?”.

“belajar”.

“kenapa tidak ke apartemenmu? Ah pasti pria itu yang di lift, kekasihmu?”.

“Harvey? Bukan, dia temanku sejak kecil”.

“oke lah, aku akan kerumahmu nanti malam”.

Jam berlalu sangat cepat dan malam kembali datang dengan kegelapannya, Nathan meninggalkan apartemennya, saat menutup pintu, Queen datang membawa sekantong plastic berisi makanan.

“nat, kau akan pergi?”. Tanya Queen dengan wajah sedihnya

“ya, aku mendapatkan tugas dari miss Valen”.

“padahal aku datang untuk merayakan hari jadi kita yang pertama”.

“maaf Queen, aku sudah janji, kau bisa menunggu diapartemenku, aku akan segera menyelesaikannya lalu pulang”.

“baiklah aku akan menunggu”.

“ thanks”. Nathan mengecup pipi Queen sekilas lalu pergi masuk lift.

Sebelum sampai dirumah keluarga Martine, Nathan membeli makanan kesukaan nyonya Martine atas saran ibunya beberapa menit yang lalu untuk membelikan nyonya Martine makanan kesukaannya.

Mobil Nathan sampai didepan rumah Luna, pria itu keluar dengan membawa kantong plastik makanan untuk nyonya martine. Luna membukakan pintu, wanita itu terlihat sangat cantik dengan hanya memakai kaos dan hotpants. Hanya beberapa detik Nathan terperangah melihat Luna, wanita itu sangat tidak asing dimatanya tapi dia lupa kapan bertemu sebelumnya.

“eh Nathan, masuk. Luna kenapa Nathan tidak di suruh masuk”. Ucap Nyonya Martine menghampiri mereka.

Nathan dan Luna masuk kedalam, Nathan memberikan makanan  yang dibelinya untuk nyonya Martine, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu tersenyum sembari mengucap teriima kasih karena Nathan sudah repot-repot membelikan untuknya.

Luna membawa Nathan menuju lantai atas ke kamarnya. Nathan sedikit melihat-lihat kamar Luna yang bak putri, semuanya serba warna merah muda dan putih. Luna duduk di sofa, dia membuka halaman demi halaman buku miliknya, sedangkan Nathan mulai mengeluarkan beberapa lembar kertas.

“kau tidak punya buku bacaan?”. Tanya Luna penasaran

“buat apa? aku tidak membelinya”.

Luna menaruh bukunya didepan Nathan “baca ini sampai halaman dua puluh, jangan ada yang terlewat sedikitpun”. Ucap Luna tegas

“kenapa jadi menyuruhku?”.

“baca atau tidak ada pelajaran malam ini”.

“oke oke”.

Nathan mulai membaca buku yang diberikan oleh Luna, sedangkan Luna turun untuk mengambil makanan ringan dan juga minuman untuk Nathan.

Didapur hanya ada kedua orang tuanya yang tengah berciuman “ehm”. Luna melewati mereka berdua mengambil makanan ringandilemari dan juga air minum dari lemari pendingin “dikamar saja mom dad”. Ucap Luna ketus, beberapa kali Luna sering melihat kedua orang tuanya bermesraan.

Luna kembali kekamar, menaruh makanan dan minumannya dimeja.

Sembari menunggu Nathan selesai membaca, Luna mengerjakan soal-soal dari buku yang di dapatkan dari daddy nya dua minggu yang lalu saat berkunjung ke rumah pamannya di Hongkong, bahasanya memang full bahasa mandarin, tapi Luna dapat berbicara maupun membaca bahasa mandarin dan spanyol sejak kecil.

#revisi

Terpopuler

Comments

🌹Milea 🖤

🌹Milea 🖤

knpa ga, sma harvey aja thor toh dy lbih mngerti dan mngenal luna dri sgla hal 🤔

2020-08-25

0

Amelisa cherry Salsabila

Amelisa cherry Salsabila

kenapa gak sama Harvey aj....huh......Nathan huh huh

2020-08-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!