Episode 4

Setelah menghabiskan makan malam, Nathan ijin untuk menggunakan kamar mandi, niatnya bukan untuk buang air besar maupun air kecil, dia hanya ingin merokok sebentar. Saat sampai dikamar mandi, Nathan membuka jendela kecil yang ada di kamar mandi dan

menyalakan rokoknya. Hanya beberapa menit lalu Nathan mematikan rokoknya saat

mendengar teriakan Luna. Nathan memakan permen kecil menghilangkan bau rokok

dimulutnya dan membuka pintu kamar mandi, yang pertama di lihatnya adalah wajah

kesal Luna.

“semua mencarimu, kau lama sekali di kamar mandi”.

Bukannya menjawab ucapan Luna, pria itu malah mendorong tubuh Luna ke dinding.

“apa yang kau lakukan?”. Tanya Luna sedikit ketakutan

Nathan menyentuh lembut bibir Luna “aku menyukainya”. Ucap Nathan yang kemudian melepaskan Luna dan meninggalkan Luna dengan kebingungan wanita itu.

Luna berjalan mengikuti Nathan menuju ruang tamu dimana keluarga mereka berada, Nathan duduk di samping Jeane, sedangkan Luna disamping ibunya.

“jadi niat mommy dan daddy datang kemari bersama kalian semua adalah menentukan hari pertunangan Nathan dan Luna”. Ucap tuan Addison

“apa?”. reaksi Luna dan Nathan bersamaan

“dad, Nathan tidak ingin perjodohan”. Ucap Nathan

“Luna juga mom dad”.

“sayang, mommy dan daddy tidak menjodohkan kalian, itu terserah kalian mau menikah atau tidak, hanya saja mommy dan daddy ingin kalian lebih dekat makanya kalian harus bertunangan, setelahnya itu urusan kalian mau menikah atau tidak”. jelas nyonya

Martine di ikuti anggukan semuanya

Nathan dan Luna saling melihat satu sama lain, Luna tau kalau Nathan memiliki kekasih dari jurusan fashion, yaitu Queen sang primadona kampusnya dan sekaligus seorang model, Luna sangat jauh dibawah Queen walaupun jauh lebih kaya. Nathan sendiri tau kalau Luna adalah nerd dikampus, kalau teman-temannya tau Nathan bertunangan dengan si nerd itu pasti dia menjadi bahan olokan teman-temannya.

“Nathan ingin bicara dengan Luna sebentar”. Ucap Nathan mengajak Luna menuju halaman belakang dimana disana ada kolam renang yang sangat luas dan juga taman bunga milik nyonya Martine.

Luna duduk di ayunan warna putih dengan Nathan yang berdiri didepannya.

“aku tidak mau bertunangan apalagi menikah denganmu”. Ucap Luna to the point

“ya aku juga memiliki kekasih yang jauh darimu, aku tidak akan meninggalkannya. Tapi keluarga kita tidak akan membiarkan untuk kedua kalinya perjodohan antar keluarga gagal”.

“lalu?”.

“menerima pertunangan tersebut, dan jangan sampai ada yang tau soal pertunangan ini, hanya kedua keluarga dan kerabat saja”.

“kau akan mengajukannya pada keluarga kita?”.

“ya”.

“baiklah aku terima”.

“dan juga aku mau kebebasan seperti sebelumnya kita tidak saling mengenal dan tidak ada hubungan apapun, hanya didepan keluarga, bagaimana?”.

“aku terima”.

“bagus, ayo kembali”.

Mereka berdua berjalan kembali ke ruang keluarga dan duduk kembali.

“Nathan dan Luna menerima pertunangan ini”. Ucap Nathan yang di ikuti anggukan Luna

“baguslah, mommy sangat senang”.

Nyonya Addison memeluk Luna erat di ikuti dengan Jeane kemudian “aku senang kau menjadi adik iparku”. Bisik Jeane.

Setelah pertemuan keluarga, Luna pergi keapartemennya, walaupun sudah tengah malam bahkan jam menunjukkan pukul satu dini hari, wanita itu membeli beberapa kaleng bir untuk di bawanya ke apartemen, saat berada di lantai 8 tanpa sengaja bertemu dengan Harvey yang tengah selesai membuang sampah didepan pintu kamar apartemennya.

“Li”. Panggil Harvey yang melihat Luna baru saja keluar dari lift dengan dua kantong plastic

supermarket didepan gedung apartemen

“Harvey, ku fikir kau sudah tidur”. Ucap Luna

“ingin menghabiskan minumanmu denganku?”. Tanya Harvey

“tidak terima kasih, sudah malam lebih baik kau istirahat”. Luna berjalan keapartemennya sendiri, tepat didepan pintu saat wanita itu ingin membukanya, Harvey menghentikan

tangan Luna

“kau ada masalah?”. Tanya Harvey sambil menatap Luna

Wanita itu hanya menggeleng sembari menunduk.

“aku mengenalmu sejak kau kecil, bahkan aku tau bagaimana kau memperlakukan anjing peliharaanmu. Ceritalah padaku kalau memang kau butuh teman cerita, jangan seakan kita baru bertemu tadi sore”.

Luna berhambur kepelukan Harvey menjatuhkan dua kantong plastic yang dibawanya, air mata wanita itu jatuh sangat deras, Harvey hanya bisa mengusap rambut Luna lembut. Didalam apartemen Luna, mereka berdua duduk di karpet depan televisi sambil meminum kaleng bir yang dibeli Luna, Harvey hanya menghabiskan satu kaleng

sisanya adalah milik Luna.

“cukup, kau sudah menghabiskan delapan kaleng”. Ucap Harvey sambil mengambil kaleng yang dibawa Luna “kau hanya minum sejak tadi, sebenarnya apa yang terjadi?”.

Luna menunduk “aku akan bertunangan”. Ucap Luna dengan wajah mabuknya

“apa? nggak mungkin”.

“dan pria yang akan bertunangan denganku adalah Nathan”.

“Nathan yang sering membullymu?”.

Luna mengangguk. Beberapa menit kemudian kesadaran Luna menghilang, wanita itu terkapar di karpet. Dengan telaten Harvey membopong Luna menuju kamarnya, dan menidurkan wanita itu diranjang kemudian menutup tubuh Luna dengan selimut. Harvey keluar dari kamar Luna, duduk di meja makan sembari meminum kaleng yang tersisa.

‘aku tidak menyangka kalau kau akan menjadi milik orang lain Li, harusnya aku mengatakan pada orang tua mu terlebih dahulu sebelum kau dijodohkan dengan pria itu’ Harvey tersenyum dalam kebodohannya, dia menyukai Luna sejak kecil, dia fikir sebelumnya hanya

menganggap Luna adiknya mengingat biasanya dia juga bermain dengan Freed.

Disisi Nathan baru saja masuk club, pria itu menemui Jeslyn dan Gavin yang tengah duduk di bar sembari meminum wine dan juga menghisap rokok yang ada di tangannya.

“bukannya kau pulang kerumahmu?”. Tanya Jeslyn sambil menyentuh lengan Nathan lembut

“memangnya kenapa?”. jawab Nathan kesal sedangkan Gavin tertawa melihat ekspresi Nathan dan Jeslyn yang menurutnya sangat lucu

Nathan meminum segelas wine yang ada di hadapannya dengan sekali teguk, bahkan hanya beberapa jam hingga benar-benar mabuk. Jeslyn jangan tanyakan lagi, wanita itu tidak kembali saat ijin ke kamar mandi, mungkin sudah di bungkus pria lain yang bertemu dengannya.

“jadi kenapa?”. tanya Gavin

“aku dijodohkan dan akan bertunangan”.

“dengan siapa?”.

“si Nerd”.

“what? Apa kau yakin?”.

Nathan mengangguk

“dia cantik, hanya saja aku tidak menyukainya”.

“apa kau gila mengatakan kalau dia cantik, jelas-jelas cantik kekasihmu”.

“karna kau belum melihatnya secara jelas”.

“lalu apa yang kau lakukan?”.

“aku menerimanya, tidak ada pilihan lain, daddy akan membatalkan warisan atas namaku kalau aku menolak perjodohan itu”.

“tenanglah, pria tak cukup satu, kalau kau mengatakan pada Queen pasti dia mengerti”.

“hahaha menurutmu saja”.

Nathan beranjak dari duduknya menuju lantai dansa, pria itu menari-nari seperti orang gila dengan wanita-wanita seksi yang ditemuinya.

“Nerd, kufikir Nathan benar, wanita kaya sepertinya kapan saja bisa cantik”. Gavin hanya tersenyum melihat tingkah Nathan.

🍦 ⋆ 🍒  🎀  𝒶𝓇𝓇𝒶𝓃𝑔𝑒𝒹 𝓂𝒶𝓇𝒾𝒶𝑔𝑒 𝓌𝒾𝓉𝒽 𝓃𝑒𝓇𝒹  🎀  🍒 ⋆ 🍦

#revisi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!