4 Dia Nggak Main-main Rupanya

Setelah Mata pelajaran pertama selesai, bel istirahat pun berbunyi kembali. Aku mengajak kedua teman ku untuk pergi ke perpustakaan karena di situlah lokasi ternyaman untuk bergosip, yah sekalian menceritakan apa yang terjadi kemarin malam kepada mereka. Sebelum ke perpustakaan mereka ingin membeli jajan untuk cemilan nanti, aku pergi lebih dulu dan menyuruh mereka untuk menyusul ke sana.

Di perjalanan menuju ke perpustakaan, aku melewati kelasnya yudan. Siapa sangka rupanya yudan dan teman-teman gengnya sedang nongkrong di depan kelasnya? tanganku sempat tremor sesaat karena teringat dengan apa yang ia sampaikan kemarin, tapi mungkin itu hanya sekedar candaan belaka kan? ah sudah lah, toh ini bukan sekolah orang tuanya jadi apa hak dia untuk mencegat ku lagi.

Aku pun dengan santainya melewati kerumunan orang yang ada di situ, mereka sempat menyoraki ku dengan makian. Aku betul-betul tidak bisa di sorak-soraki seperti itu karena punya rasa trauma di masa lalu, saking terburu-burunya aku berjalan sampai tidak sengaja menabrak salah satu temannya yudan di situ. Aku terjatuh ke belakang dengan posisi terduduk, kenapa bisa? padahal tadi tidak ada orang sama sekali di depanku. mataku juga tidak salah liat atau apa mungkin mereka sengaja?

Mendengar mereka yang menertawakan ku sangat kencang, dengan sigap aku mengambil posisi berdiri dan perlahan melangkah keluar dari kerumunan itu. Tapi rasanya ada yang aneh, langkah ku tiba-tiba terhenti dan seperti ada tangan yang menarik ku kembali kebelakang.

"Heh cewek, lo gak ingat apa peringatan gue kemaren? atau lo pura-pura lupa?"

Yah sangat jelas, aku kenal betul ciri khas suara laki-laki itu. Suara seorang pria yang sangat aku benci. Apa dia ingin main-main dengan ku?aku pikir masalahnya sudah selesai, ternyata belum sama sekali.

"Mau apa kamu?!!" tegas dara kepada pria tersebut sambil menoleh kebelakang

"Gue mau lo jadi babu gue, oh ya jangan lupa gue belum makan pagi nih. Beliin gue jajan sekarang" suruh pria tersebut

"Kamu punya kaki kan?beli sendiri!!" tegas dara sekali lagi

"Gak, gua gak punya kaki. Makanya lo beliin gua jajan, sebagai permintaan maaf lo ke gua karena lo udah bikin gua kesal!!" jawab yudan dengan kesal

"Apa? sebagai permintaan maaf?okeee, ini permintaan maaf dari aku!!" saut dara dengan lantang. Ia langsung menginjak kaki yudan dengan kuat dan pergi dari situ sambil mengacungkan jari tengah

Yudan yang melihat reaksi perempuan itu tentunya hanya terdiam dan bingung, bagaimana bisa perempuan itu tidak takut kepada dirinya? itu yang ada di pikiran yudan saat ini. Semakin lama yudan memikirkan hal itu, ia tampak semakin kesal dan menyusun rencana untuk membuat dara takut kepadanya.

Setibanya aku di perpustakaan, aku pun langsung duduk dan membaringkan kepalaku di atas meja perpustakaan yang beralaskan tangan ku sendiri. Tidak lama setelah itu, terdengar suara langkah kaki orang-orang yang berdatangan ke perpustakaan. Dan tentunya kedua temanku pun ikut datang juga, aku pun menceritakan apa yang terjadi kemarin dan barusan.

"Wah gak bisa di biarin nih, tu anak emang ngeselin banget!! Bisa-bisanya dia gangguan bestie kita" amuk reni karena kesal dengan perlakuan yudan kepada dara

"Udah sabar, sekarang dia ga bakalan berani macam-macam sama aku kok. Kan udah aku kasih pelajaran" tawa dara

Kedua temannya itu pun ikut tertawa meskipun sempat khawatir akan apa yang akan terjadi nantinya. Selang berapa lama mereka mengobrol, mereka pun segera pergi menuju ke kelas karena pelajaran akan segera dimulai lagi.

...****************...

Bel pulang sekolah pun berbunyi, aku dan temanku berkemas untuk pulang. Di kelas hanya tersisa aku, reni dan lisa karena yang lainnya sudah lebih dulu berkemas dan keluar kelas. Pintu kelas yang awalnya terbuka lebar kini tiba-tiba tertutup rapat, kami terkunci di dalam kelas. Suara tawa dari luar terdengar ke dalam, tidak lain dan tidak bukan itu yudan bersama teman-temannya. Rasanya malas sekali untuk minta tolong ataupun memohon-mohon kepada mereka, mereka penyebab utama kami terkunci disini.

"Woy bocah, mau mati kamu yudan?aku udah tau semua yang kamu lakuin ke dara. Buka pintunya sekarang atau besok kamu gak bakal bisa jalan lagi" amuk reni kepada yudan dan anak-anak lainnya yang ada di luar kelas

"Aduh ampun, ampun mbak saya takut. Makin lo gitu makin gak bakalan gue bukain pintu" ejek yudan kepada reni

Saat yudan selesai berbicara, suara gaduh seketika terdengar dari luar. Seperti ada yang sedang berkelahi, tapi siapa? kami bertiga yang mendengar suara ribut itu pun langsung menjauh dari pintu dan saling berlindung satu sama lain. Sekeras apa sih pukulan orang itu sampai-sampai pintu kelas berbunyi keras gara-gara tertabrak salah satu badan dari mereka yang ada di situ. Tak lama kemudian pintu kelas pun terbuka tetapi orang-orang yang ada di luar sudah tidak ada, hanya menyisakan markus yang sedang lecet dan luka-luka di tangan akibat pukulan.

"M-mark?kamu gapapa kan?" tanya dara dengan cemas dan langsung menghampirinya

"Aku gapapa kok, cuma sakit bahu aja gara-gara di keroyok sama mereka. Maaf ya aku telat bantuin kalian, seharusnya aku langsung ngasih tau kalian waktu denger mereka mau kunci kalian di kelas tadi" ucap markus dengan suara yang agak sedih

"Udah pokoknya sekarang kita ke UKS dulu okey?lo luka-luka tuh, ntar malah kenapa-kenapa lagi" alih lisa

"Yuk buruan kita ke UKS sebelum ditutup sama guru piket nya" sahut reni

"Aku gapapa kok, kalian pulang aja sebelum hari makin sore"

"Ga bisa, kamu udah bantuin kami. Masa kami tinggalin gitu aja?" jawab dara

Melihat dara yang begitu khawatir, markus pun menjadikan hal itu sebagai kesempatan untuk mendekati dara.

"Yaudah, kalau gitu kamu yang bawa aku ke UKS ya. Temenmu biarin aja di suruh pulang, kan gara-gara kamu aku bonyok kayak gini hehe" ledek markus sambil menahan rasa sakit

"Iya tau kok. Reni, lisa kalian pulang duluan aja ya. Aku mau ngobatin dia, ga enak juga mau ninggalin dia soalnya ini semua kan gara-gara aku"

"No, stop bilang ini semua gara-gara lo. Si yudan emang harus di beri pelajaran besok, yaudah lo hati-hati pulang nya nanti dar. Mark lo awas aja kalo macem-macem ama temen gue, gue geprek lo biar makin bonyok" tegas lisa kepada mark

"Aku aja udah hampir tepar gini, mana sempet ngapa-ngapain dara" jawab mark dengan sedikit tertawa

Aku pun membawanya ke UKS dan mengobatinya di sana. aku memang penasaran kenapa dia bisa tiba-tiba luka seperti ini, apa aku tanya saja ya?

"Aku gak sengaja liat yudan dan temannya kunci pintu kelas kalian, gerak-gerik mereka juga agak mencurigakan makanya aku ngecek langsung. Pas denger ada suara reni yang teriak dari dalem, aku langsung tau kalau dia lagi ngerjain kalian" ucap mark

"Tapi liat kan sekarang kamu jadi gini gara-gara aku?" sahut dara dengan kesal

"Kenapa? khawatir ya?maaf deh lain kali aku gak bakal berantem lagi hehe" bujuk mark dengan muka nya yang polos itu

"Aku tau kamu udah punya pacar, jangan godain aku" jawab dara singkat

Mark pun terdiam sesaat, setelah selesai mengobatinya. Dara langsung pergi meninggalkan mark sendirian di UKS, dia benci akan lelaki yang tidak bisa menjaga hati dari perempuan lain.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!