...CHAPTER 3...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Tapi, sayap ini kelihatan cantik," ujarnya. Yang mulai menyukai wajah dan bentuk tubuh transmigrasi itu. Tak lama kemudian, seorang Pria tampan datang menghampirinya dan memberi salam.
"Assalamualaikum wr, wb!"
"Wa'alaikumussalam wr.wb!," jawab Shireenz.
"Em... Permisi!"
"Paman, aku sedang tersesat, bisakah kau membantuku?"
"Heh, apa wajahku terlihat setua itu?" sahut ketus Pria itu.
Ya itu memang benar
"Maaf, maaf. Aku tidak tau, kau itu sudah berumur berapa?"
"Em... Mungkin, sekitar 300 ribu tahun." Mendengar jawaban Pria itu, Shireenz benar-benar terkejut hingga ingin tertawa.
"Heh?! Kau bukan lagi Paman. Tapi kau adalah Kakek buyut, atau Nenek buyut, hahaha!"
"Heh... Usiaku yang tua, bukan wajahku"
"Sekarang, bisa kau katakan... Kenapa kau bisa ada disini?" Shireenz pun terdiam sejenak, dan mengingat kembali apa yang telah terjadi kepadanya.
"Aku juga tidak tau!" jawab Shireenz yang bingung.
"Sebenarnya, aku sangat kebingungan, apa yang telah terjadi padaku. Dan tubuh siapa ini?!"
"Hahaha...! Jadi tubuh ini, bukanlah tubuhmu?"
"Iya..." jawab Shireenz.
"Lalu, dimana tubuhmu, heh?" Tiba-tiba Shireenz merasa panik, Karna memikirkan pertanyaan Saman, hingga ingin menangis.
"Iya, ya.... Aku tidak tahu, bagaimana dengan tubuh asliku....?! Makanya aku minta tolong pada mu" Pria itu mulai bersimpati padanya.
"Heh, ayolah... Kenapa kau ingin menangis, wajah dan tubuh ini hanya sementara"
"Heh, apa kau tau, siapa nama tubuh ini?"
"Tidak tau," jawab Shireenz.
"Namanya adalah Bidadari Alize." Mendengar nama 'Alize' Shireenz merasa tersentuh.
Heh, nama yang tulus
"Bidadari?!"
"Ya! Nama Alize berarti dari surga," jawab Pria itu.
"Ye...! Aku sekarang seorang Bidadari.....! Aku punya sayap kan. Aku aka terbang, dan memakai selendang. Seorang Pangeran akan menyanjungku menjadi ratunya!" Shireenz terlalu senang, hingga membuat Pria itu merasa ilfil.
Heh, dia berlebihan
"Ya. Kau ini benar-benar tak terduga," kata Pria itu.
"Kenalin, aku shireenz, dan kau?" Tiba-tiba saja Shireenz memperkenalkan dirinya.
"Heh. Panggil saja, aku Malaikat Saman"
"Malaikat...?" ketus Shireenz yang me-nyengir.
Wajahnya memang tampan, sih. Tapi, heh... Pria ini benar-benar songong. Pasti, saat dia kecil, dia sering menjilat keteknya sendiri, sambil memanjat pohon seperti kera...
"Weeekkkk!" gumam Shireenz yang ingin muntah.
"Kenapa... Tidak percaya?"
"Sekarang, ikutlah denganku." Ajakan Malaikat Saman membuat mulut Shireenz me-monyong.
"Maaf ya. Mamaku bilang, jika aku bertemu dengan orang yang tidak kukenal, maka aku tidak boleh menuruti apapun yang dia minta. Aku ingin pulang ke rumahku....! Mamaku pasti sudah menungguku pulang"
"Heh... Nanti juga kau akan pulang. Tapi, apa kau tau cara untuk pulang?" Pertanyaan Saman membuat Shireenz terbungkam, dan mulai panik lagi. Tapi meskipun dia panik, dia berusaha terlihat pintar dihadapan Saman.
"Heh...? Aku tinggal kesana, lalu disana akan ada belokan. Dan lurus, setelah itu aku akan sampai kerumahku!" jawab Shireenz. Dengan penuh percaya diri.
"Baiklah. Coba saja." Shireenz pun mencoba berjalan kesana, dan kemari. Namun semua tidak berhasil, tidak ada pintu apapun yang bisa mengantarnya pulang.
"Ini pasti rencanamu, kan?!"
"Heh, kan sudah kubilang, nanti juga kau akan pulang" ketus Saman yang me-nyengir.
"Em... Karna aku nggak bisa pulang sekarang. Aku akan ikut denganmu, tapi, bener ya?!. Janji, kalau aku nggak bakal, kenapa-napa?" Shireenz masih tidak percaya pada Saman.
"Ya. kau tidak perlu takut"
"Sekarang, ketuk lah salah satu dari ketujuh pintu, yang ada di depanmu!" perintah Saman.
"Heh, sejak kapan ada pintu?!" Shireenz terkejut melihat pintu yang sebelumnya tidak ada, tiba-tiba timbul dengan sendirinya.
"Nah.... Jangan banyak tanya!"
Dasar pemarah
"Baiklah. Tapi, apa yang akan terjadi, jika aku mengetuknya?" Saman tidak menjawabnya.
Cha....! Dasar cowok sok jual mahal...!
Shireenz pun mengetuk pintu pertama
...TTTOOOKKK!!!.......
...TTTOOOKKK!!!......
"Assalamualaikum!" salam Shireenz seraya mengetok pintu.
"Assalamualaikum!" ulangnya.
"Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh!" Dia mengulanginya lagi dengan lengkap. Tak lama kemudian, pintu pun terbuka, dan keluarlah Seorang Malaikat yang sangat elok rupanya, Malaikat itupun menjawab salam dari Shireenz.
"Wa'alaikumussalam wr, wb"
"Wahai Ibrahim! dialah orangnya," kata Saman pada Malaikat itu.
Eh... Nada bicaranya norak sekali. Heh, siapa yang mereka maksud?
"Ternyata dia telah sampai ditempat ini?"
Siapa yang mereka maksud? Apakah aku? Tapi kenapa mereka tidak to the point saja?
Shireenz yang tidak tahan lagi, dengan teka-teki yang kedua Malaikat itu buat pun akhirnya mengamuk.
"Maksud kalian siapa....?!"
"Heh?! Kau ini kenapa?" tanya Saman yang pura-pura tidak tahu.
"Aku sudah lama menunggunya datang. Dan akhirnya, dia datang juga," kata Ibrahim.
"Iya. Aku telah menjemputnya. Dia gadis yang sedikit aneh. Kau harus berhati-hati padanya"
"Hei...?! Siapa yang kalian maksud?" tanya Shireenz lagi. Namun mereka tidak menghiraukankannya.
"Kita patut bahagia," lanjut Saman yang berpelukan dengan Ibrahim dan melepasnya.
Heh, mereka sengaja mempermainkanku?! Awas kalian!?
"Siapa yang kalian maksud...!?" Teriakan Shireenz membuat mereka berdua terdiam, dan akhirnya menjawab.
"Kami sedang membicarakanmu"
"Owh... Lalu tempat apa ini?"
"Inilah tempat tulisan takdir semua orang!" Mendengar jawaban Ibrahim benar-benar membuat Shireenz terkejut hingga melotot.
"Apa!?"
"Iya, inilah Lauhul Mahfudz....!" Tiba-tiba... Angin berhembus kencang, seolah-olah ingin mengatakan 'percayalah' kepada Shireenz, yang masih tidak percaya.
"Mari, masuklah kedalam bersamaku," ajak Ibrahim.
"Baiklah." Shireenz dan Saman pun masuk
"Apakah aku, boleh membaca masa depanku?" Pertanyaan Shireenz membuat Saman kecewa, dan Ibrahim ingin tertawa.
"Owh ya ampun..." ketus Saman.
"Eh... Aku tidak bertanya padamu, ya?" ketus Shireenz pada Saman.
"Jangan bertengkar, ini adalah perpustakaan...! Di perpustakaan, tidak boleh berisik!" tegas Ibrahim yang membuat Shireenz menguap.
Dia bicara terus... Dia bicara hal yang tidak penting. Heh, pasti ketika dia masih bayi, dia sering menghirup bau kentutnya sendiri, sambil menjilat taik ayam.
"Heh, apa sudah selesai?" Ibrahim menghela nafas panjang.
"Heh..."
"Em..., wahai Saman, bolehkah aku bertanya padamu?"
"Tentu saja, Ibrahim. Dengan senang hati"
"Siapakah gadis ini?" Pertanyaan Ibrahim membuat Saman terdiam dan Shireenz kecewa hingga ternganga. Pertanyaan yang diberikan oleh Ibrahim, benar-benar membingungkan.
Eh?
"Padahal tadi kalian bilang, kalian sudah menungguku, sejak lama. Lalu, mengapa kau tidak mengenalku?!" Saman yang tidak tahan lagi ingin tertawa pun, melepaskan tawanya.
"Hahaha...!"
"Ternyata, kau belum berubah juga, ya. Kau masih saja pikun, hahaha..." ejek Saman.
Dia pikun....? Pantas saja, ketika bayi dia tidak hanya menghirup, tapi juga mencium bokong ayam, hahahaaaa....!
"Gadis ini, adalah ratu ular. Namanya ratu Shireenz, hahahaha....!" Shireenz terkejut dan kecewa mendengar pernyataan tentang dirinya dari Saman
"Aku manusia...!" teriak Shireenz yang tidak terima.
"Siapa Shireenz?" tanya Ibrahim lagi. Pertanyaan Ibrahim benar-benar membuat Saman kecewa, dan Shireenz merasa ingin membunuhnya.
Eh...?!
"Oh..., hahaha aku baru ingat, dia adalah gadis itu, kan?" Kata Ibrahim.
"Ya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
arya
Minta Malaikat Saman satu, boleh?/Grin/
2024-04-10
1
kyo
300ribu?/Blackmoon//Blackmoon//Blackmoon/
2024-04-08
1
Kavirajasena
jadi ini kisah cinta seorang perempuan manusia dengan seorang malaikat bernam saman
2024-03-20
1