"Ayah, memangnya Ayah mau ke mana?" tanya Maria ketika melihat ayahnya sudah berpakaian rapi dengan jaket denim.
"Oh ya, kalian semua bersiap-siap untuk ikut denganku, Keil dan anak buahmu kamu tunggu di sini sedangkan Ganjiro bawa semua anak buahmu. Kita akan ke distrik 7 ada sesuatu yang harus segera aku lakukan." jawab Stefanus.
"Memangnya ada apa ya, Kenapa tiba-tiba kita harus ke distrik 7. Memangnya ada sesuatu di sana?" Maria terlihat penasaran dengan perintah ayahnya yang meminta Ganjiro dan seluruh anak buahnya untuk pergi ke distrik 7.
"Nanti akan Ayah ceritakan, untuk saat ini aku akan katakan padamu kalau semua akan kita bicarakan di jalan." jawab Stefanus.
Ganjiro tidak mengatakan apapun, dia hanya meminta seluruh anak buahnya yang ada di beberapa tempat termasuk di rumah jagal untuk pergi bersamanya.
"Aku minta padamu untuk selalu berjaga-jaga. Aku tidak mau ada yang mencoba untuk berbuat onar di sini." ucap Stefanus.
"Tenang saja bos, semuanya aman terkendali di tanganku." jawab Keil yang kemudian meminta anak buahnya melanjutkan pekerjaan di rumah jagal.
Maria meminum sekaleng minuman ringan, Gadis itu tidak menanyakan apapun, dia langsung masuk ke dalam mobil Bersama sang ayah sedangkan Ganjiro dan anak buahnya mereka membawa 3 mobil jadi 4 mobil yang akan pergi ke distrik 7.
"Memangnya kita akan ke tempat Siapa, ayah?" tanya Maria.
"Kita akan ke rumah teman ayah, katanya dia dalam masalah dan butuh pertolongan Ayah." jawab Stefanus.
"Kita tidak akan melakukan sesuatu yang berbahaya kan ayah? dengarkan aku baik-baik, Aku tidak suka jika ayah membuatku dalam masalah." Maria langsung menatap sang ayah dengan tatapan mata yang begitu tajam.
"Tentu saja tidak, putriku. Tidak akan mungkin aku membuatmu dalam masalah, lagi pula aku hanya akan berbicara dengan temanku saja. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya, lagi pula dia menelpon meminta bantuan kepada ayah." ada sedikit kebohongan yang terucap dari mulut Stefanus. Maria dapat melihat kebohongan itu dia hanya menganggukkan kepalanya kemudian tidak bertanya lagi.
Perjalanan ke distrik 7 membutuhkan waktu sekitar satu hari, yah anggap saja keluar kota. ketika pagi menunjukkan sinarnya Stefanus dan yang lain sudah sampai di sana, di sebuah rumah yang sangat besar milik keluarga Trevez.
Empat mobil masuk ke kawasan rumah super besar itu, beberapa penjaga membukakan pintu karena mereka sudah mendapat perintah dari big boss mereka. Louis keluar terlebih dahulu untuk menyambut orang-orang yang diminta datang ke tempat itu.
"Kita mau apa ke sini Ayah?" tanya Maria.
"Sudah jangan banyak tanya, kamu ini bawel sekali sih." jawab Stevanus.
"Aku bawel pantas kan karena aku perempuan, Ayah. Kalau ayah yang bawel itu kurang pantas karena Ayah seorang laki-laki." Maria membalikkan kata-kata ayahnya.
Ketika berada di tempat itu sudah berjajar begitu banyak pengawal, Maria keluar mengenakan kacamata hitam dan pakaian casual yang seperti biasa dia pakai. Jaket kulit kesayangannya selalu melekat, celana denim serta kaos sedikit longgar.
"Selamat datang, tuan Stefanus." ucap Louis.
"Oh ya apakah kamu orang suruhan Trevez?" tanya Stefanus.
"Saya orang kepercayaan tuan muda Carlos, Putra Tuan Trevez." jawab Louis.
"Ya terserah kamulah, dia memintaku kemari pasti ada sesuatu kan?" tanya Stefanus.
Louis tidak menjawab, Dia langsung meminta Stefanus mengikutinya. Tatapan mata Louis dan beberapa pengawal yang lain menatap satu gadis muda yang datang bersama dengan Stefanus dan rombongannya. Rambut sedikit bergelombang dengan kacamata sedikit hitam yang melekat.
Mulut Maria masih mengunyah permen karet yang ada di mulutnya, jika tidak ada pekerjaan Maria selalu mengunyah permen karet, entah dia hobi atau itu kesukaannya tidak ada yang tahu.
Beberapa pria yang melihat Maria nampak mereka sedikit menunjukkan senyumnya. "Maria, kalau masuk ke rumah orang buka kacamatamu. Ini di dalam rumah, kamu seperti seorang turis yang ada di pantai saja." sindir Stefanus.
Entah dia mau menyindir atau mau menunjukkan kepada orang-orang yang ada di sana kalau putrinya itu sangat cantik.
"Memangnya tidak boleh memakai kacamata, ayah? kalau begitu buka kacamatamu dulu sebelum menyuruhku." Maria membalikkan kata-kata Stefanus.
"Mati kau Stefanus, makanya jadi orang jangan sok, Lihatlah semua yang kamu katakan itu di lahap habis oleh putrimu." bisik Ganjiro di telinga Stefanus.
"Dasar kamu ini benar-benar sangat menyebalkan, pasti kamu selalu membisikkan arahan-arahan untuk menyesatkannya kan?"
"Kenapa aku harus melakukan hal itu? aku sudah menganggapnya sebagai putriku, tidak mungkin kan aku menjebloskannya ke jurang Hitam seperti itu." jawab Ganjiro.
Tak berselang lama seorang pria keluar dengan kursi roda khusus. "Halo Stefanus." Panggil seorang pria yang menggunakan alat bantu bicara.
Stefanus menoleh menatap Trevez, Pria tua yang dulu sempat bekerja sama dengannya. "Ya Tuhan, apa yang terjadi denganmu Trevez? kamu benar-benar menjadi pria tidak beruntung sekali." ucap Stefanus yang begitu lolos. pantas saja perkataan Maria seperti itulah ternyata ayahnya juga seperti itu.
"Hahaha.., kamu masih tetap saja seperti dulu, Stefanus. cara bicaramu tidak berubah sama sekali." ucap Trevez.
"Ya bagaimana lagi, akan sangat susah untuk merubah kebiasaan kita, Trevez. Oh ya, apa yang terjadi denganmu? Kenapa kamu bisa cacat seperti ini?" tanya Stefanus.
"Ikutlah denganku." pinta Trevez.
pria tua itu meminta Stefanus untuk ikut dengannya.
"Maria kamu dan Ganjiro di sini dulu, aku mau berbicara sebentar dengan pria tua yang memakai kursi roda ini." ucap Stefanus yang kemudian pergi bersama dengan Trevez.
Di lantai 2 rumah itu seorang pria yang juga memakai kursi roda nampak menata beberapa orang yang sudah ada di tempat itu. "Apakah orang-orang itu yang ditelepon oleh Papa, Louis?" tanya Carlos.
"Iya tuan, orang-orang itu yang ditelepon oleh Tuan besar. Tuhan besar meminta Tuan Stefanus kemari, kemungkinan besar tuan besar meminta Tuan Stefanus untuk membantunya." jawab Louis.
"Apakah mereka tahu kalau pria itu ada di sini?" tanya Carlos.
"Kemungkinan besar belum, tuan. semua orang tahu siapa Tuan Stefanus, Dia adalah orang yang sangat berbahaya, bisa dibilang dia adalah gangster yang sangat ditakuti."
Tiba-tiba saja tatapan mata Carlos langsung terkunci dengan seorang wanita yang bersama dengan pria berusia matang. "Louis, Bukankah Gadis itu yang menolong kita beberapa waktu yang lalu?" tanya Carlos yang membuat Louis menatap sosok yang ditunjuk oleh Carlos.
Pria itu sedikit terkejut saat melihat gadis cantik yang beberapa hari yang lalu membantu mereka. "Benar, Tuan. Bukankah dia adalah gadis yang menolong kita waktu itu?" jawab Louis.
"Lalu, kenapa dia ada di sini? lalu hubungannya dengan mereka itu apa?"
"Saya tidak tahu Tuan, tapi yang Saya dengar dari tuan Stefanus memanggilnya, dia adalah putrinya." jawab Louis.
*Bersambung*
Mohon dukungannya untuk karyaku.
*Isteri bar-bar bos mafia
*My jodoh duren(duda keren)
*Isteri bar-bar bos mafia(the legend)
*Contract marriage
*Sugar baby tuan muda lumpuh
Baca novelku yang lain, terima kasih 🥰👍❤️😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Rahma Inayah
lnjut thor mkn seru ceritanya
2023-12-24
0