[Enjoy semua nya]
*
*
"Aku sebenarnya pintar, hanya saja malas belajar." -Anggi
*
*
"Baiklah anak-anak, hari ini diadakan ujian matematika dadakan, saya kasih waktu mungkin sekitar 15 menit untuk belajar, baik.. Sekian.." kata Ssaem, dan kemudian berjalan keluar ruangan kelas sambil membawa bukunya.
Keadaan kelas menjadi kacau karena beberapa murid yang tidak suka saat ulangan dadakan. Apalagi, mata pelajaran hari ini adalah matematika. Sungguh merepotkan..
"Anggi-ya...? Gimana nih..? " tutur Seunghee sambil mengguncang tubuh Anggi, "Anggi-ya.. Kamu harus nolongin semua orang..!!"
"Okee.. oke.. Semuanya tolong tenang..!!" pekik Anggi, langsung saja semua siswa dan siswi terdiam. Anggi maju kedepan.
"반장!! (Banjang \= Ketua kelas ) Dimohon ikut sertanya yaa..!! Karena cuman kamu yang ago matematikaa.."
Lee Nara sebagai ketua kelas, hanya mengacungkan jempolnya keatas. Menyetujui ajakan Anggi.
Anggi kemudian menjelaskan rencananya. Dia mulai menyabotase tempat duduk setiap siswa. Dan kini, telah dipindah sesuai dengan perkiraannya, Nara sebagai ketua kelas berada di depan sendiri, dan beberapa murid yang tergolong pintar juga. Disusul beberapa murid yang ada dibelakang.
Nara duduk di sebelah kiri pada deret nomor 2, sedangkan si pemimpin rencana. Yaitu, Anggi berada di urutan no 3 belakangnya banku pertama sendiri.
20 menit telah berlalu hanya menyusun rencana. Ssaem datang dan memberi tepuk tangan kepada mereka karena telah berpindah posisi tempat duduk sebelum di perintah.
"Hebat sekali kamu, ketua kelas..!!" Puji Ssaem pada Nara.
Nara hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
Segera Ssaem membagikan lembaran kertas ujian ke seluruh siswa dan siswi. Tapi, hal yang membuat Anggi tidak nyaman adalah.. Dia duduk bersebelahan dengan Minhyun. Itu adalah masalah terbesarnya. Takut sekali Minhyun tidak dapat diajak kerja sama.
Ujian berjalan seperti biasa, suasana kelas terasa sunyi. Hanya suara pensil yang digosokkan ke kertas. Sedangkan Ssaem terus keliling mengawasi anak muridnya.
Tak..Tak.. // Anggi mengetuk dua kali pada mejanya dengan jari. Memberi kode pada Ketua kelas.
Ketua kelas langsung menuliskan sesuatu di lembaran. Itu adalah seluruh jawaban soal yang telah dia kerjakan dengan cepat, "Pak.. Saya izin ke toilet.. Ahh.. perut saya.." kata Nara sambil mengangkat satu tangannya sedangkan tangan yang lain memegangi perut.
"Baik.. Silahkan..!!"
Nara berdiri, kemudian saat tepat berada di samping Anggi, "Nara.. kamu gapapa kan..?" Anggi menangkap tangan kiri Nara yang berisi jawaban soal ujian.
"Ya.. Aku tidak apa-apa.. Hanya saja, sakit perut biasa..."
Nara kemudian melepaskan pegangan tangan Anggi, kertas jawabannya berhasil berada di tangan Anggi. Kini Anggi hanya menunggu momen saja untuk melakukan aksinya.
Nara kemudian keluar kelas, Ssaem kemudian mengintip keluar kelas, mengecek apakah Nara benar ke toilet apa tidak.
"Oke.." gumam anggi sambil menyelipkan kunci soal jawaban di belakang kertasnya. Ia dengan cepat menyalin semuanya, kunci jawaban itu kemudian ia remat disimpan pada tangannya.
Anggi mulai mengetukkan jarinya pada meja. Dari jawaban nomor awal hingga akhir. Kode itu seperti kode piano dengan chord nya A, B, C, D, E. Memang terlihat susah. Tapi, pada akhirnya semuanya paham.
Tidak hanya Anggi, teman di bangku paling depan juga ikut membantu memberi tahu jawaban dengan cara ini dengan mendengarkan nada ketukan Anggi.
"BERISIIK!!!" Sergah Ssaem, membuat seluruh isi kelas terkejut, "Anggi.. Berdiri..!!"
Anggi dengan perlahan berdiri, "Ma--"
"Maaf pak.. itu perbuatan saya.. Bukan Anggi, " Potong Minhyun yang ikut berdiri.
"KAMU LAGI YA!! Selalu bikin ulah, " kata Ssaem sambil tangannya menunjuk ke muka Minhyun.
"HUhh... Jika, saya dengar ada ketukan lagi di tempat mu.. Kamu KELUAR!!" Ancam Ssaem dengan menekan kata 'Keluar'.
Minhyun dan Anggi kemudian duduk kembali, Anggi dengan wajah kesal menulis pada secarik kertas, 'Apaan itu tadi?!'
'Aku ga mau kamu kena hukuman..'
'Dih.. kamu siapa ku?? Sok perhatian banget'
'Calon pacarmu'
Anggi langsung mendelik mendapati hal seperti itu, "Heol.." Gumamnya.
Muncul rasa kesal pada diri Anggi. JAdi, dia kemarin yang nelpon sama ngirimin pesan, ya?
____________________
Ujian telah selesai, Anggi berkumpul di kantin bersama, Seunghee, Minji, Soojin, dan Joohyuk, mereka tengah makan, hari ini lauknya ada sosisnya jadi.. ENAKK!!
"Joohyuk-a.. Kamu gamau makan sosisnya?" Tanya Anggi sambil menunjuk kearah sosis yang masih utuh belum dimakan pada tempat makan Joohyuk.
"Kamu mau? Ambil saja, " Joohyuk langsung menyumpit sosis-sosisnya dan diletakkan pada tempat makan Nara.
"MAKASIHH!!"
"Kita sepertinya harus membuat grup belajar deh..."
Celetuk Soojin, sambil memasukkan nasi pada mulutnya.
"Setuju!! Setuju!! Kita harus atur tempat, biar aku saja yang atur. Aku tau tempat yang nyaman disekitar sini.."
Seunghee langsung bergegas menghidupkan ponselnya dan sibuk scrolling Instagram ifo menarik tempat makan yang enak.
Disini belajar kelompok lebih sering dilakukan di tempat makan, kafe, atau perpustakaan. Bisa sih, ditempat yang lain. Hanya saja, kurang nyaman dan butuh juga tempat yang baru biar lebih semangat.
"Kita belajar disini aja gimana? Tom N Toms Coffee (탐엔 탐스 커피)"
"Boleh.. RUmah kita deket daerah situ semua kan??" Kata Minji, matanya menoleh pada 4 orang dihadapannya.
"Sepulang sekolah kita langsung kesana saja..!!"
"GASSS.!!" Kata mereka serentak.
"Anggi..!!" Panggil seorang pria dari kejauhan. Anggi hanya menoleh. Pria itu kemudian mendekat kearah Anggi yang membuat Anggi harus mendongak agar dapat melihat wajahnya dengan jelas.
"Apa sih Minhyun?!"
"Aku cuman mau bilang.. Kamu ga nurutin permintaan ku buat makan berdua di kantin, bahan pesanku aja enggak kamu jawab.."
"Kapann a---"
"YAsudah kalau begitu aku ikut makan disini..!!"
"Aneh.."
Gumam Anggi, sambil melirik kearah Minhyun lalu memutar bola mata malas.
"Anggi, " panggil Minhyun, ia menolehkan kepalanya sambil tangan menopang kepalanya di meja.
"Apaa??"
"Aku hanya ingin hidup cukup."
"Kenapa emang kalau hidup berlebihan?"
"Cukup melihatmu tersenyum setiap hari itu manis. Tidak ingin berlebihan, takut aku ga kuat nanti diabetes. "
Anggi hanya melongo, "Hah??"
Soojin menatap malas pada dua orang dihadapannya ini, "Hei Minhyun.. Anggi gak ada waktu buat menanggapi gombalan membosankan kamu itu..!!"
EMang bener sih Minhyun anaknya konslet dikit. Minji, Seunghee, dan Joohyuk udah males duluan. Apalagi Joohyuk yang sedari tadi nahan cemburunya.
_______________________
Mereka sampai di tempat yang mereka rencanakan tadi, mereka hanya memesan minuman es kopi, jus dan lain-lain sesuai selerea mereka masing-masing. Ada juga yang sampai pesan cake.
Peraturan tidak tertulis di negara Korea, jika masuk ke kafe atau restoran wajib membeli satu minuman/makanan, walaupun hanya numpang belajar atau kegiatan lainnya.
Dan itu bukan datangnya dua orang tapi, yang pesan hanya satu. Tapi, wajib semua orang pesan, walaupun hanya minuman saja. Kalau yang pesan hanya satu orang. Maka, pemilik akan langsung menambahkan satu menu yang sama sesuai yang dipesan sesuai jumlah orang yang diajak.
Begitu sih, sistem mereka di sana.
"AYoo... Kita belajar, " Mereka berlima langsung mengeluarkan buku bersampul simbol menghitung seta ada judul besar terpapar jelas pada buku itu yap benar, 스학 (Suhak \= Matematika )
-Bersambung-
Ada ga sih yang pernah kayak gini?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments