Tolong hidup walaupun untuk hal hal kecil,syng kalo nyerah km udh jln sejauh ini
Wanita muda itu duduk di depan grand piano, jari-jarinya dengan cekatan menjelajahi setiap tuts. Musik yang ia ciptakan memenuhi udara dengan suara yang merdu dan menawan. Kadang-kadang, dia membuat kesalahan, kehilangan catatan atau menekan tombol yang salah. Musiknya tersendat-sendat namun kemudian pulih dengan cepat, seperti seorang penari yang sesekali salah langkah namun tetap mampu bergerak dengan anggun. Ruangannya hangat dan nyaman, cahayanya redup dan mengundang, dan suara permainannya menciptakan suasana yang tenang.
Di saat yg bersamaan juga saat Esha sudah selesai bermain dengan piano nya, ponsel nya berdering.
Ucap Esha bingung lalu langsung mengangkat telepon itu
Esha
"Iya apa Ndaa, ini Esha"
Tiba tiba Esha menyadari bahwa suara Isha itu kini bergetar seperti sedang nangis.
Esha
"Ndaa pasti liat album itu lagi?"
Esha
"Kan Esha udah bilang jangan buka album itu lagi sendirian"
Ucao Esha suaranya sedikit berteriak tapi terdengar bahwa ada nada khawatir yg terdapat di sana.
Ucap Esha lalu mematikan teleponnya lalu bergegas untuk mengambil jaket nya dan berlari pergi ke luar dan mengabaikan Skaya yg menyapa nya.
Setelah sampainya di rumahnya Esha langsung nyelonong masuk dan langsung pergi ke kamar bunda nya itu.
ia langusng membuka pintu kamar dengan keras Isha yg mendengar itu langsung berbalik yg memperlihatkan matanya yg kini sudah basah
melihat itu Esha langsung menghampiri Isha dan memeluknya erat
Isha
"Esha tolong ajak Dian pulang ya"
Isha
"Ajakin dia pulang Eha."
Isha
"Kalo dia gak mau paksa aja"
Isha
"Gimana nanti kalo kakakmu sakit?"
Ucap Isha yg kini sudah memeluk Esha dengan erat suarnya kini bergetar dan punggung Esha di buat basah olehnya
Jujur saja hatinya kini merasa sakit setelah melihat orang yg sangat penting baginya kini teringat kembali tentang hal yg membuat nya sakit.
Esha
"Iya nanti Esha cari terus paksa kak Gean buat pulang"
Ucap Esha dengan lembut sambil menepuk nepuk pelan pundak bundanya itu, mungkin siapapun yg melihat tingkah Esha sekarang mungkin tidak akan percaya
kenapa karna jika di lihat dari sifatnya Esha adalah seseorang yg tidak pernah menunjukan emosi apapun terhadap perasaan orang yg ia lihat,dan juga mungkin sifatnya yg pecicilan dan kini berubah.
mungkin sebagian orang akan menganggal itu biasa saja tapi tidak semua menganggap nya seperti itu terlebuh lagi dengan orang yg sudah dekat dengan nya.
orang mengira jika seseorang sudah sangat dekat dengan kita sudah hal yg mutlak untuk tau APAPUN tentang kita
TIDAK, Jangan pernah berpikir seperti itu karna sedekat apapun orang itu dengan kita dia pasti tudak akan tau sperti apa sifat kita yg benar benar atau sebagainya selain diri kita sendiri
Esha
"Pelan pelan, jangan di paksain"
Esha
"Nda pasti bisa nunggu sampe di mana waktu nya Esha bisa bawa kak Gean balik lagi."
Isha
"Nda gak sekuat itu Eha"
Isha
"Nda gagal jadi ibu yg baik"
Esha
"Loh?, kok Nda bilang gitu?"
Esha
"SUMPAH YA NDA DENGERIN EHA, NDA ITU GAK GAGAL SAMA SEKALI DALAM PERNA BUNDA DALAM SEORANG ORANG TUA ATAU IBU!!"
Isha
"Gak ha, contohnya aja sekrang Nda malah nunjukin sisi lemah Mda di depan anak Nda sendiri"
Isha
"Harusnya Nda harus bisa nahan ini Nda harus tegar-"
Isha
"Tapi ternya malah gini"
Esha
"Gak boleh ngerasa kayak gitu"
Esha
"Coba Nda tanyain aja sama bang Dian-kakak pertama Esha"
Esha
"Tanyain Nda gagal jadi seorang ibu gak?"
Esha
"Esha yakin Bang Dian bakal jawab sama kayak Esha "Enggak"."
Jelas Esha yg kini tatapan nya tertuju pada buku album yg berada di belakang Isha
benar sesuai yg dikiranya bundanya gak akan tiba tiba keinget sama anak keduanya yg hilang 'Gevardian'
Terdengar suara teriakan anak kecil dari arah mobil yg sedang memanggil ayah nya
"Iya iya bentar sayang, ini adik kamu baru bangun juga"
"Heh, sabar Dian." Celetuk ibunya-Isha dari dalam mobil.
"Udah udah sini masuk"
"Bun Dian duduk sama Nda aja yaa"
Ucao Dian-anak pertama dari kaluarga itu-Paradista
"Enggak, Dian duduk sama Gean aja ya di belakang"
"Bunda sama Adik kamu di depan sama ayah juga"
Jawab Isha dengan lembut kepada anak anak nya itu yg hanya di balas anggukan oleh dua laki laki itu tapi setelah itu mereka hanya saling bertukar tatapan tajam satu sama lain.
Kini keluarga itu sudah samapi di tempat tujuan mereka yaitu taman hiburan yg kini sedang ramai pengunjung.
"Dian, Gean sama Esha jangan kemana mana ya harus sama ayah sama Bunda nanti kalian ilang lagi. okay?"
"Okayy"
jawab ketiga anak itu sambil mengangguk semangat sudah tidak sabar utnuk menaiki wahana yg ada di sana.
"Kalo gitu-"
"Ayo kita mainn~"
Celetuk Esha sambil mengangkat tangan nya keatas di ikuti oleh kedua kakanya
hari sudah berlalu wahana satu persatu sudah ditaiki oleh keluarga itu matahari kini sudah tenggelam dan itu waktu nya untuk mereka pulang ke rumah karna tempat wahana bermain nya juga sudah akan tutup.
"Okey anak anak ayo pulang"
Ucap Zidan-kepala keluarga sambil menepuk nepuk tangan nya.
"Yahh, tadi Dian masih mau main"
"Dian mainnya nanti lagi ya"
"Masa Dian gak puas udah main dari siang juga"
Jawab Isha
"Belum"
"Eha juga bekum Ndaa!!"
Celetuk Esha oada orang tuanya.
kini mereka sudah mulai berjalan keluar bersama lalu memasuki mobil dan pulang menuju rumah.
Dengan suasana jalan yg sepi mungkin hanya 3 sampe 4 motor atau mobil yg melewat dalam 25 menit sekali, dan juga sialnya di tempat itu bukan tempat permukiman warga
Terdengar suara teriakan dari arah mobil yg kini sudah hancur itu, itu adalah suara Gean
Naluri anak kecil itu kini memutuskan untuk mencari bantuan, ia kini berjalan dengan langkahnya yg sempoyongan mulai berjalan perlahan menjauh dari mobil itu
Tidak lama kemudian batuan datang sebuah mobil yg membantu mulai menelepon ambulan
Meja di pukul dengan sangat keras oleh seorang perempuan yg kini sedang tersulut emosi tetapi terdapat kekhawatiran juga pada hati nya, bagaimana ia tidak khawatir? anak kedua nya menghilang, saat ia tersadar di ranjang rumah sakit ia hanya menemukan Dian, Zidan dan Esha yg berada di ranjang sekitarnya ia tidak menemukan Gean anak keduanya
2 hari setelah itu saat keluarga itu sudah pulih, Zidan dan Isha melakukan pencarian di tempat kejadian walaupun ini sudah terlambat mereka pikir mungkin masih ada harapan tetapi sialnya mereka tetap tidak menemukan Gean, bahkan pencarian mereka meminta bantuan kepihak kepolisian, Tetapi tidak ada.
Setelah itu mereka mulai mengunjungi rumah rumah yg dekat di tempat itu siapa tau mereka memasukan Anak kecil kedalam rumahnya, Namun nitip tidak ada satupun sang pemilik rumah yg memasukan Gean ke dalam rumahnya.
5 tahun berlalu pencarian itu kini sudah di tutup sekitar 2 tahun yg lalu, jadi mereka menegaskan mungkin Anak itu sudah meninggal tetapi jasadnya tidak di temukan.
Namun Isha masih belum mempercayai itu, tapi karna tidak ada yg bisa ia lakukan karna ia sendiri juga mengikuti pada saat proses pencarian putra ke-2 nya.
...
Ehh sorry masukin Foto nya.
Esha
"Yah jagain bunda yaa"
Esha
"Esha du telepon temen Esha, penting katanya mah"
Ucap Esha pada Zidan yg kini ia sudah bersiap siap untuk pergi lagi
Zidan
"Sanss, serahin aja Bunda ke ayahh"
Jawab Zidahn dengan bangga
seperi biasa kali waktu yg ada di foto atau chat tidak usah di hiraukan yaa
Comments