Suasana di rumah mulai ramai. Orang-orang pada sibuk mempersiapkan acara lamaran aku nanti malam. Aku pun ikut sibuk menyiapkan apa yang menjadi keperluanku nanti.
Tiba waktunya, aku dan semua keluarga sudah siap menyambut kedatangan Mas Bagas beserta keluarga nya. Jujur pasti kalian juga tau, jantungku benar-benar berdetak kencang, masih belum percaya aja sebentar lagi aku akan di lamar laki-laki yang selama tiga tahun ini menemani aku dalam suka maupun duka.
"Silahkan masuk .. "
Ucap Ayah sembari menyambut hangat keluarga Mas Bagas yang baru saja tiba, kami pun demikian.
Tidak lama, acara pun berjalan dengan lancar dan khidmat. Kebahagiaanku bertambah ketika semua keluarga sepakat akan mempercepat acara pernikahan kami.
Semua orang yang hadir mencicipi hidangan yang sudah keluarga ku persiapkan , sambil sedikit berbincang-bincang. Aku tentu berbincang dengan Mas Bagas.
"Mas , terima kasih atas pembuktian nya. Aku seneng banget." Kepalaku sedikit mendarat di pundak nya yang gagah itu.
"Sama_sama sayang .. " Jawab Mas Bagas sembari mengusap pelan kepalaku.
"Bukan hanya kamu, tapi Mas juga bahagia" Lanjutnya.
"Mudah-mudah an niat baik kita di lancarkan ya Mas ."
"Amin sayang .."
Kita saling menatap dan tersenyum.
Waktu sudah menunjukan pukul 21:30 WIB. Keluarga Mas Bagas pun berpamitan untuk pulang.
...*****...
"Nuri, jalan yuk mumpung libur kerja, mau gak?."
Tanya ku pada Nuri di telpon.
"Emang kamu tidak ada acara sama Mas Bagas ?"
"Tidak, dia lagi da urusan. Biasa kerjaan sampingan nya."
"Kerja sampingan apa emang?"
"Aku belum tau pasti sih, nanti deh aku tanyain jelasnya sama Mas Bagas. Haha .. " Jawabku di barengi dengan tawa ringan.
"Oh gitu. Boleh aja kalo mau jalan, emang nya mau kemana?"
"Daerah Dago boleh tuh, Sudah lama kita enggak kesana."
"Ayo deh. Aku siap-siap dulu ya."
"Oke!" Jawabku sambil menutup telpon.
Aku juga langsung siap-siap soalnya belum mandi juga. Hihi ...
"Mau kemana kak, rapih bener?" Tanya Dita adik bungsu ku.
"Mau jalan sama Nuri."
"Loh, kenapa sama kak Nuri ? kirain sama Mas Bagas mu itu?"
"Enggak dek, dia lagi sibuk."
"Sibuk apaan kak ? Ini kan bukan hari kerja, masa iya gak ngajak calon istrinya jalan keluar sih." Adik ku sedikit meledek.
"Kamu adik ku, gak usah se ingin tahu begitu dengan urusan orang ya." aku menjawab sambil mencubit kecil dagu nya. Dia nyengir lalu pergi ke kamar nya.
Gara-gara ocehan adik ku, aku sampai lupa mau telpon Mas Bagas. Ku raih ponsel ku yang terletak di tempat tidur, lalu aku langsung telpon Mas Bagas.
"Assalamu'alaikum Mas .."
"Wa'alaikumsalam sayang ku. Ada apa ?"
"Aku cuman mau bilang, hari ini aku mau pergi ke Dago sama Nuri, sekedar jalan aja Mas."
"Oh iya sok aja, maafin Mas gak bisa nemenin kamu kali ini ya." Suara Mas Bagas sedikit memohon.
"Eh tidak apa-apa Mas, aku ngerti ko kamu lagi sibuk."
"Iya sayang, ada kerjaan yang belum selesai nih."
"Ya sudah Mas, aku pergi dulu ya. Sepertinya Nuri sudah datang menjemput."
"Baik sayang, hati-hati ya."
"Assalamu'alaikum .."
Aku menutup telpon setelah menerima jawaban Salam ku dari Mas Bagas.
Perjalanan ke Dago dengan bermotor itu sungguh menyenangkan. Selain pemandangan yang indah, banyak juga tempat tongkrongan di sana. Cocok banget buat yang punya pasangan ini mah. Anti gagal kalo nge date sama si doi ke daerah Dago.
"Nuri, kamu gimana sama cowok kamu?
Aku membuka obrolan ketika kami sudah sampai di lokasi tujuan dan sedang menunggu pesanan datang.
"Ah begitulah .." Jawab Nuri sedikit tak bersemangat.
"Kenapa ? Gitu banget jawaban kamu?"
"Yaa seperti biasa, hubungan ku sama dia gitu-gitu aja. Belum ada peningkatan lagi."
"oh gitu ya. tapi kalian baik-baik aja kan?"
"Baik ko baik. Sudah ah jangan bahas soal aku sm cowok ku, cari topik lain ya."
"Oke .. Oke maaf. Hehe .."
Kami menikmati suasana tempat kami nongkrong, tawa dan canda membuat suasana semakin seru.
...*****...
Hari demi hari waktu berlalu, tidak terasa tiba waktunya acara yang ku nanti-nanti, impian semua para gadis, di persunting oleh kekasih yang di cintai nya, menjadi istri dari laki-laki yang di cintainya.
Semua keluarga, sanak saudara yang jauh pun berdatangan ke rumah, berkumpul di rumahku. Semua ikut sibuk mempersiapkan acara bahagia ku .
Aku bangun lebih awal, usai shalat subuh MUA yang akan merias wajahku sudah tiba di rumah, langsung saja mereka menyulap wajahku menjadi lebih cantik dan mempesona. Bahagia nya seorang pengantin tak bisa terkalahkan.
"Masha allah .. Cantik sekali pengantin ku hari ini." Nuri memuji ku.
"Makasih say. Aku deg-deg an banget loh ini."
"Tenang pangeranmu sebentar lagi sampai."
Mendengar kabar itu, hatiku semakin deg-deg an.
"Semoga acara hari ini di lancarkan ya allah ..." Do'aku dalam hati.
...*****...
"Saya terima nikah dan kawin nya Fatma Nur asiyah binti bapak Abdullah dengan Mas kawin 100gram emas dan seperangkat alat shalat di bayar TUNAI!."
"Bagaimana para saksi?" Tanya penghulu.
"SAH !"
"SAH !"
"SAH !"
Para saksi menjawab serentak.
Alhamdulillah .. Dalam hati ucapku lega.
kami semua ber do'a atas kelancaran akad ini.
Duduk di pelaminan berdua dengan Mas Bagas adalah impian ku selama ini. Aku bahagia banget , Mas Bagas akhirnya jadi suami aku dan aku menjadi istrinya, satu-satu nya wanita yang menjadi pendamping selama hidup nya.
Para tamu undangan berdatangan, memberi selamat kepada kami. Keluarga, Teman, rekan kerja dan semua yang hadir sangat menikmati acara bahagia kami. Tidak lupa mengabadikan moment bahagia ini juga dong.
Oiya, setelah menikah aku dan Mas Bagas memutuskan untuk tinggal di rumah kontrakan kecil. Walau pun kecil tak apa-apa, kami hanya ingin belajar mandiri saja. Karena menurutku itu harus di lakukan, bukan untuk menjauh dari keluarga ku atau kelurga suami ku, hanya alangkah lebih baik kami tinggal di kontrakan saja sebelum kami mempunyai tempat huni sendiri.
Do'a kan saja yaa semoga aku dan Mas Bagas bisa cepet punya rumah. Amiin ...
"Mas lelah tidak ?” Tanyaku.
Aku dan Mas Bagas berada dalam satu ruangan yang sama, yaitu kamar pengantin kami.
Benar-benar gak nyangka banget ini, malam ini aku tidur sama laki-laki yang kini menjadi suamiku, pembimbing hidupku, imam dalam hidupku, yang menjadi surga dan nerakaku .
"Sedikit lelah sayang, tapi Mas masih mau berbincang panjang sama kamu" Jawab nya sambil sedikit menggodaku.
Jantungku makin berdetak kencang ketika Mas Bagas menggoda ku dengan cara mencubit manja pipi ku. Kami masih merasa canggung, sedikit-sedikit kecanggungan itu hilang karena aku dan Mas Bagas masih tetap berbincang membahas apa yang akan kita rencanakan ke depan nya. Kita saling mengutarakan keinginan, menyebutkan tugas dan peran masing-masing.
"Mas, semoga aku bisa menjadi istri yang baik buat kamu."
"Iya sayang, semoga Mas bisa menjadi Imam yang baik pula buat Fatma."
Kami saling berpelukan, dan tak terasa kami pun terlelap tidur.
Lah malam pertamanya gimana ini ? Yaa begitulah malam pertama nya pengantin baru. Pasti kalian juga pada tau kan . Hihi ...
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments