Say haii to new chapter 🙋🏻♀🙋🏻♀🙋🏻♀
Huffff kalo liat karya orang"pada terbit ngiler juga ya😂
Jadi ayo abang"Kakak"yg ganteng juga cantiks kayak aku mari mampir😘.
(Alay dikit gk papa lh kn😅)
Yaudah happy reading, jangan lupa voment ya.
...☘☘☘...
Sudah terhitung tiga minggu Agatha bersekolah di Pradipta High School, dan sejauh itu Agatha termasuk sangat cepat untuk memahami materi yg tertinggal, dan juga banyak guru yg memang mengakui kepandaian Agatha, bahkan jika kelas mengadakan ujian harian guru sampai bingung untuk memberikan nilai kepada Agatha dan Alvaro karna nilai mereka selalu beriringan.
Tibalah hari di mana sangat mengerikan bagi siswa seluruh indonesia, yap betul hari senin, sekarang hari senin yg mana sekolah selalu mengadakan upacara bendera dan tak terkecuali di Pradipta High School, semua siswa berlarian menuju lapangan sekolah dan tak terkecuali Agatha dan temannya, siapa lagi geng yg tersohor di sma itu kecuali Alexa dkk, entah mengapa Agatha menjadi sangat dekat dengan mereka, yg membuat siapapun berdecak kagum setiap melihatnya, bayangkan saja gadis yg populer di sekolah karna kecantikan dan kepintarannya itu berada di satu kelompok, ketua Cheers dan ketua tim basket perempuan dan satu lagi anak berprestasi di kelas yg visualnya tak usah di ragukan.
Mereka berdiri di barisan kelasnya dengan topi dan dasi yg lengkap serta kaus kaki yg memang di tetapkan berwarna putih untuk hari senin.
Kerusuhan yg terjadi berangsur-angsur berhenti karna upacara sudah akan di mulai, untuk saat ini barisan memang masih rapi dan udara juga masih sejuk, tapi entah Kenapa Agatha merasakan pusing di pertengahan upacara, dia sudah disuruh untuk ke uks oleh Alexa tetapi gadis itu tetap kekeh untuk tetap berdiri di barisan, dan tepat saat mc membacakan sepatah kata dari guru, mata Agatha mendadak berkunang-kunang, dan tubuhnya limbung terjatuh ke arah Alva yg kebetulan juga berdiri tak jauh darinya, menangkap tubuh Agatha yg limbung ke arahnya, hal tersebut membuat barisan kelas mereka seketika heboh, apalagi Alexa dan Jasmine, mereka heboh untuk menyuruh Alva segera membawa Agatha ke uks.
Tanpa mendengarkan rusuhan dari siswa lain Alva segera menggendong tubuh lemas Agatha menuju lantai atas di mana ruangan pribadinya terletak, mengapa Alva gak bawa Agatha ke uks? Karena jika hari senin itu uks sangat penuh, entahlah itu betulan orang yg sakit atau hanya orang-orang yg takut panas dan berdalih sakit untuk menghindari upacara, dan tentu keadaan itu akan memperburuk kondisi Agatha yg sekarang tengah pingsan yg harusnya membutuhkan udara yg tidak sesak seperti itu, makanya Alva berfikir untuk membawa Agatha ke ruang pribadi nya yg ada di lantai 4.
Setelah memasuki lift dan menekan angka di mana ruangan Alva berada, cowok itu terus berusaha mengatur nafasnya, lumayan juga ya berlari dari lapangan menuju ke sini, bukan Alva bukan khawatir dengan Agatha tetapi yaa gitu dia terlalu terkejut dan jantung nya sedikit berdebar karna Agatha adalah gadis pertama yg ia gendong seperti ini, diluar keluarganya loh ini.
Setelah lift berhenti, Alva langsung berjalan menuju pintu yg tak terlalu jauh jaraknya dengan lift tersebut, membukanya dengan tangan yg masih menahan tubuh Agatha, jangan bingung kalian mikirin Alva ngambil kuncinya gimana tuh kn gendong Agatha, jadi gini, pintu ruangan-ruangan di sekolah tersebut memiliki sistem pin, jadi gak pake-pake kunci lagi kecuali ruangan kelas, jadi caranya Alva buka pintunya ya tinggal tekan-tekan aja, walaupun lumayan susah juga sih ya.
Setelah terbuka, Alva masuk dan menutup pintu kembali dengan kakinya, berjalan menuju ranjang yg memang di sediakan untuk Alva beristirahat, merebahkan tubuh Agatha ke atas kasur yg empuk dan menyelimutinya, setelah dirasa posisi Agatha sekiranya nyaman, Alva melangkah menuju ke arah single sofa di sudut ruangan dan mendudukan tubuhnya disana, lumayan melelahkan, fikirnya.
Saat Alva ingin memejamkan matanya sejenak sambil menunggu Agatha untuk bangun, handphone yg tadi sempat ia letakkan di atas meja kecil di dekat sofa berdering.
Sedikit berdecak Alva meraih handphone nya dan melihat siapa yg sekiranya menelfon saat ia ingin istirahat sebentar.
Saat melihat layar handphone nya, nama vano terpampang di sana, tanpa menunggu lama Alva langsung menjawab panggilan tersebut.
"Heh, kulkas lo bawa kemana adek gue?!" teriakan Vano yg pertama kali menyambut gendang telinga Alva.
"Ck, di ruangan" ujar Alva yg membuat kerutan pada dahi vano di sebrang sana.
"Duhh gue ni bukan mbah dukun loh Al, ruangan mana? ni sekolah punya banyak ruangan"ujar Vano sedikit frustasi dengan keiritan bicara Alva.
"Gue!" tambah Alva, "ck singkat terus! Dah lah, gue jalan kesana, awas lo apa-apain adek gue!"peringatan Vano kepada Alva, yg dibalas dengan deheman olehnya.
Tak perlu menunggu waktu yg lama, pintu ruangan Alva dibuka oleh Vano, jangan lupakan ekornya yg panjang dibelakang mengikut, mulai dari temannya Agatha sampai sahabat Alva juga mengekor.
Jangan bingung sih kalian mikir,'kok mereka tau pin ruang pribadi Alva?
Jadiii semua, eh tapi bukan semua deh, maksudnya itu Vano memang sudah tau pin ruang pribadi Alva, tapi tenang mereka tidak akan masuk ke ruangan tersebut tanpa ada Alva yg mengizinkan.
Dan kedua teman Agatha melongo melihat betapa mewahnya ruangan yg hanya diperuntukan untuk anak sekolahan, bahkan sepertinya ruangan itu jarang terpakai untuk Alva dan teman-temannya mengobrol, mereka lebih banyak menghabiskan waktu mereka di kantin atau di rooftop, dan sekarang adalah kali pertama bagi ketiganya menginjakkan kaki di dalam ruangan mewah tersebut, yg membuat mereka rada norak sih!.
"Kok lo bawa ke sini Agatha nya?" tanya Alexa karna sedikit bingung dengan perlakuan kulkas 2 pintu itu.
"Uks penuh"ujarnya datar.
"Yaa kan bisa ke itu, ruangan majelis guru atau uks yg di atas"ujar Leo menimpali.
"Lama"ujarnya lagi yg membuat yg lain menghela nafas lelah, ya begitu lah jika berbicara dengan Alva, jawabannya singkat padat dan dingin.
"Ya udah deh kalo gitu Nath , tolong beliin gue nasi goreng sama air mineral, juga tolong ambilin obat di uks, kalo gak ambilin minyak kayu putih aja"ujar Vano sudah seperti mak-mak rempong menyuruh Nathan mengambil pesannanya tersebut.
Nathan dan Leo beranjang untuk membawakan pesanan Vano tanpa banyak basa basi, dan yg tersisa hanyalah Vano dan Alva, kemana perginya Alexa, dan Jasmine? Yaaaa mereka dah balik lagi ke kelas, gak boleh bolos dong say😌.
Saat sedang sibuk dengan handphone masing-masing, terdengar suara lenguhan sedikit lirih yg keluar dari bilah bibir Agatha.
"Enghhh, abang" panggil Agatha yg masih memejamkan matanya, mendengar lirihan itu membuat Vano panik, mau bagaimana pun dia sudah sangat lama tidak bertemu Agatha, dan selama ini Vano sangat jarang melihat Agatha sakit seperti ini, dengan perlahan ia melangkah menuju ranjang, yg diikuti oleh Alva.
Setelah sampai di sisi ranjang, Vano mulai mengelus kening Agatha yg sudah basah karna keringat, mengelus rambut dan pipinya, entahlah mungkin Agatha merasa sangat tidak enak badan sampai-sampai sedikit meneteskan air matanya.
"Tha"panggil Vano dengan lembut, dan mata Agatha yg terlihat sayu itu memandang ke arah Vano dengan mata yg berkaca.
"Emmm, abang, pusing, pengen peluk"ujar Agatha yg sudah meneteskan air matanya itu, tanpa pikir panjang Vano langsung merebahkan tubuhnya di sisi kasur yg masih tersisa, menghiraukan kehadiran Alva yg tadi sempat mengikutinya, memeluk tubuh Agatha yg sedikit terasa panas di kulitnya.
Agatha juga membalas pelukan tersebut dan menduselkan wajahnya di dada sang kakak
"Kamu kenapa hmm? Kok bisa tiba-tiba gini?"tanya Vano yg dibalas gelengan oleh Agatha, hufff ternyata seperti ini manja sang adik ketika ia sakit, dulu ia hanya mendengar cerita dari mommynya yg menceritakan keadaan Agatha ketika sakit di London.
"Yaudah, tidur hmm, nanti kalo makanan udah dateng abang bangunin" ujar Vano sambil mengelus surai hitam sang adik, Agatha yg mendapatkan perlakuan seperti itu lantas kembali terjun kedunia mimpi, meskipun tak sepulas saat tubuhnya fit seperti biasa, tetapi cukup menenangkan diri kala kepalanya pusing dan perutnya bergejolak, sedikit teredakan karena mendapatkan pelukan hangat dari Vano.
Sementara Alva yg berdiri tak jauh dari kasur tatapannya terpaku kewajah Agatha yg sedikit menyembul dari pelukan sang kakak, terlihat imut dan tidak mencerminkan sifat ketika ia bangun seperti biasa, dimana keningnya berkerut dan pipinya yg sedikit memerah.
"Uww, why you look so cute" ujar Alva membatin.
❣❣❣
Tok... Tok... Tok...
Ketukan yg disertai dengan pintu yg terbuka menampilkan 2 orang lelaki yg menenteng, bungkus makanan dan minum serta yg satunya membawa obat dan minyak angin seperti yg di minta oleh Vano tadi.
"Hello everyone!!!"teriak Leo ketika masuk kedalam ruangan, yg di balas oleh pelototan mata dari Alva.
"Sttt, lo gak liat, Agatha lagi tidur"pernyataan dari Vano membuat keduanya menutup mulut rapat-rapat, sambil terkekeh kecil.
"Enghh"lenguhan Agatha yg merasa terganggu oleh teriakan tadi, "udah tidur lagi ya kalo masih pusing, atau mau bangun dulu? Makanya udah datang ini"tanya Vano saat mata Agatha mulai mengerjab, menyesuaikan cahaya yg memasuki netranya.
"Ehh, kalo gitu kita berdua balik ke kelas aja deh ya, Bang, Al!"ujar Nathan sambil menarik Leo keluar, menuju ke kelas mereka.
"Ehmm, makan aja"ujar Agatha sedikit lirih, dan mulai mendudukkan tubuhnya, sambil melihat sekeliling, sekiranya dia berada di mana sekarang, dia tau jika sekolah ini elit, tapi gak mungkin juga uksnya nyediain kasur dengan ukuran king size, jadi bagus ia bertanya kepada Vano.
"Aku di uks ya?"tanya Agatha yg di balas gelengan oleh Vano, "nggak, kamu lagi di ruangan Alva, kalo di uks takut sumpek Tha"ujar Vano sambil fokus membuka bungkusan nasi gorengnya.
"Kenapa abang bawa kesini?"tanya Agatha lagi, "bukan abang yg bawa kamu, tuh pelakunya lagi nyantai di sana"ujar Vano sambil menunjuk Alva dengan dagunya.
Agatha yg mengetahui ternyata yg membawanya kesini adalah Alva, langsung memandang kearah lelaki yg sekarang juga tengah melihat kearahnya, "emm, thanks Al"ujar Agatha dengan nada yg berbeda dari biasanya, jika biasanya Agatha akan berbicara dengan nada dingin tapi sekarang terselip kelembutan di dalam nya, entahlah, tetapi Alva hanya membalas dengan anggukan, lalu ia berdiri dan berjalan menuju lemari kecil yg tersedia di sana, ia mengeluarkan berkas-berkas dan kertas-kertas lainnya, entahlah Agatha semakin pusing melihatnya.
Walaupun ia sering melihat kertas seperti itu saat berkunjung ke perusahaan sang opa, tapi kalo melihat itu saat sakit kepala Agatha makin pusing jadinya.
"Nanti rapat ya Al?"tanya Vano yg sudah selesai menyuapi Agatha, dan dibalas deheman oleh Alva.
"Bahas apa tuh, lama Gak?"tanya nya lagi
" Masalah kepindahan Lintang"ujar Alva sambil melihat - lihat berkas-berkas tersebut, "eh iya, gue lupa si Lintang pindah ya"ujar Vano sambil menepuk jidat nya, "trus nanti siapa yg jadi wakil nya dong?"tanya Vano, "gak tau, bu Dewi lagi nyari penggantinya"ujar Alva sambil menyusun berkas tersebut di atas meja, berkas itu adalah dokumen dari kantor sang Ayah, jadi memang sengaja ia bawa ke sekolah untuk mengisi waktu luangnya, lagian ia hanya menandatangani berkas tersebut, karna ia sudah membaca semua isinya saat di rumah, karna kebetulan aja dokumennya kebawa kesekolah waktu itu😅.
"Eh udah istirahat nih, gue balik dulu ya Al, Agatha gak bakalan bisa masuk sekarang, jadi tolong izinin aja ya ke guru piket, gue juga mau pulang kayaknya" ujar Vano sambil membereskan sampah dan memasukkannya kedalam tempat sampah yg ada disudut ruangan, lalu kembali berjalan menuju Agatha, dan mengangkat tubuh sang adik seperti mengangkat kapas, jiaaak canda elah, Agatha emang kek gitu kalo sama abangnya, walaupun udah lama gk ketemu, tapi Vano selalu memanjakan Agatha. Saat Agatha sudah berdiri, Alva langsung merapikan seprai kasur dan menyusun kembali bantalnya sebelum keluar dari ruangan.
"Heem"ujar Alva yg ikutan berdiri dan berjalan keluar dari ruangan tersebut, setelah kembali meletakkan berkas tersebut ke dalam lemari yg ada di sana, kaki jenjang nya melangkah kembali ke kelas, yg mungkin sudah tak berpenghuni karna, bel istirahat sudah berbunyi dan sudah dapat dipastikan warga sekolah tengah berdesakan di kantin untuk mengisi perut.
****
Yeyyyyyy selesai lagi, hufff gk nyangka loh bakalan sepanjang ini🤧yaudah kalian nikmatin ada ya bacanya, koreksi aja kalo ada pengucapan atau kata ug terlalu berbelit ya
Ehhhh ketinggalan ,jangan lupa apa??
VOMENT!!!!!!
OK See you😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments