"semuanya aku pamit pulang lebih dulu." ucap shaera pamit sambil berlalu.
semua memandang kepergian shaera dengan pandangan sedih karena turut bersedih melihat apa yang terjadi pada shaera.
dan tak lama setelah kepergian shaera mereka turut meninggalkan restoran itu satu persatu tanpa berpamitan kepada Wira. karena mereka marah dengan sikap dan ucapan Wira kepada istrinya sendiri.
"kau sungguh keterlaluan Wira !!" gumam teman wanita shaera sambil berlalu pergi dari ruangan itu.
"kau keliru menafsirkan perasaanmu padaku Wira, dengan tindakkan bodohmu ini justru kau membuang cinta sejatimu.
semoga saja semuanya tidak terlambat, karena jika karena semua ini kau kehilangan shaera kau akan menjadi orang yang paling menyesal karena membuang cinta tulus wanita sebaik shaera." ujar Nasya dengan nada kesal.
"sudahlah sya, tinggalkan dia biarkan dia dengan keangkuhannya yang menghina cinta tulus shaera. dan saat dia menyesal semuanya sudah terlambat. karena aku berharap shaera sudah menemukan kebahagiaannya." tambah Dave dengan sarkas
Wira yang mendengar itu hanya bisa diam dengan tatapan lurus kedepan.
tatapan yang ditunjukkan oleh Wira tatapan yang sulit diartikan, dan Wira diam seribu bahasa tidak menyahuti atau membantah semua ucapan Nasya dan Wira yang terus memarahi sikap dan ucapannya kepada shaera.
"ayo sya.. kita pergi saja dari sini." ujar Dave sembari mengajak Nasya untuk keluar dari ruangan itu.
kini hanya ada Wira sendiri yang ada di ruangan itu dengan keadaan masih sama saat Dave dan Nasya pergi.
"apa yang sudah aku lakukan.."
"apa yang aku katakan pada shaera... istriku"
"apa yang sudah aku perbuat.."
"apa.."
"apa.."
"apa.."
kini air mata mengalir dipipj Wira dengan tidak terbendung karena baru saja sadar dengan apa yang sudah ia perbuat dengan mengucapkan kata-kata yang seharusnya tidak ia ucapkan sebagai suami dari shaera.
ia menyesali perbuatannya ucapannya kepada shaera di depan semua temannya.
ia menyesal sudah menghina istrinya di depan semua temannya, dengan mengatakan tidak mencintainya dan menikahi shaera karena terpaksa untuk membalas hutang budi nya kepada mendiang kakaknya shaera.
ia menyesal telah membuang cinta tulus istrinya dengan mengatakan tidak pernah mencintainya.
"maafkan aku shaera.."
"maafkan aku Sam aku tidak bisa menjaga adikmu dengan baik."
"aku melakukan hal yang tidak ku lakukan, maafkan aku.. aku menyesal."
"maafkan aku shaera.." lirih Wira menyesali ucapannya.
***
"kakak seharusnya aku yang seharusnya mati."
"seharusnya aku yang ada di tempatmu, aku tidak berguna kakak, aku hanya bisa menjadi beban untuk mu, ayah dan sekarang yang baru aku tau aku adalah beban bagi suamiku sendiri.
aku menjadi beban dan penghalang baginya untuk mendapatkan kebahagiaan nya."
"aku memang tak berguna... aku tak berguna..." Isak tangis shaera tumpah di depan pusara sang kakak.
semua beban yang menghimpit dada nya ia tumpahkan sambil menagis tersedu di depan pusara sang kakak.
shaera memang di besar kan di keluarga bangsawan yang terpandang. banyak yang iri dan menginginkan berada di posisi seperti shaera.
tapi mereka tidak tau beban dan luka yang shaera tanggu sebagai putri dari seorang bangsawan.
shaera di asuh dan dibesarkan oleh ibu asuh yang di pekerjaka khusus sebagi pengasuh shaera oleh tuan Adnan Wendaru ayahnya.
ibu shaera meninggal saat melahirkan shaera, sedangkan ayahnya sibuk dan tak punya waktu untuk mengasuh dan memperhatikan shaera, karena pekerjaannya yang memiliki posisi penting di pemerintahan di desa tersebut.
dan lagi ia sibuk mengajarkan dan mendidik langsung Sam Wendaru putra pertama nya yang akan meneruskan posisinya kelak.
shaera kecil kekurangan kasih sayang sedari kecil karena Adnan berpikir shaera hanya anak perempuan.
karena anak perempuan bagi keluarga mereka tidak sepenting anak laki-laki yang kelak akan menjadi penerus dan kebanggaan bagi keluarga.
ditambah lagi dengan kondisi fisik shaera yang lemah karena lahir prematur, semakin membuat Adnan tidak menganggap keberadaan shaera.
asalkan sudah dirawat, dibesarkan, diberikan pendidikan dan tata Kerama bangsawa agar tidak membuat keluarga malu kedepannya. itu semua sudah cukup bagi shaera, karena Adnan tidak terlalu perduli akan anak perempuannya itu.
asal shaera tidak membuat malu dan dapat membawa nama baik keluarga, maka shaera akan tetap dibiarkan menyandang posisi putri keluarga Wendaru.
walaupun sebenarnya shaera adalah putri yang terasingkan dari segala hal.
perhatian, kasih sayang, kontribusi dalam keluarga semua itu tidak didapatkan oleh shaera. karena ia anak perempuan ditambah lagi fisik nya yang lemah.
tapi Shaera tidak mengeluh dan tetap bersyukur, karena setidaknya ia masih dibesarkan. walaupun tidak ada bedanya ia dengan para pelayan di kediaman Wendaru.
semua shera terima dengan ikhlas tanpa mengeluh.
tapi ternyata penderitaannya tidak berhenti pada keluarga saja, ternyata suaminya juga menganggapnya seperti itu, malah lebih parah.
jika di keluarganya shaera diacuhkan karena shaera bukan orang yang penting dalam keluarga. tapi bagi Wira shaera adalah pengganggu dan penghalang bagi kebahagiaan Wira.
.
.
.
.
.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments