bab 2

rindu sedang duduk di sebuah taman yang penuh dengan bunga warna warni, kupu kupu yang berterbangan dan angin yang bertiup sepoi sepoi

rindu terlihat sangat bahagia dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya

ayah dan ibu nya datang menghampiri rindu yang sedang duduk diatas tikar piknik dengan berbagai makanan dan minuman yang berada di depanya

namun kedua orang tuanya hanya tersenyum tanpa berkata apa apa

"ayah, ibu, rindu seneng banget deh bisa kumpul bareng sama kalian" ucap rindu sambil memeluk kedua orang tuanya yang berada disisi kanan dan kirinya

saat rindu sedang asyik mengejar kupu kupu yang berterbangan dia berbalik dan tidak melihat ayah dan ibunya dimana pun, dia pun mencarinya kesana kemari

"ibuuuu..."

"ayaaaahh..." teriak rindu memanggil orang tuanya

"kalian dimana?" rindu menangis terisak karna tidak bisa menemukan mereka

"jangan tinggalin rindu..." jam alarm membangunkan rindu dari mimpinya, namun isakan tangisanya sampai terbawa kedunia nyata, yaa ternyata itu hanya sebuah mimpi karna rindu sangat merinduka orang tuanya yang sudah meninggal

rindu memposisikan dirinya duduk masih terisak

tidak ingin semakin larut dengan kesedihanya rindu bergegas untuk siap siap berangkat kerja karna jam sudah menunjukan pukul 6

karna sudah berjanji kepada jati untuk membawakanya sarapn rindupun memasak dahulu sebelum berangkat kerja, nasi goreng spesial untuk jati dan sandwich isi sayur dan telor untuk dirinya

.

.

.

hanya butuh 20 menit untuk sampai di kantor dengan menggunakan mobil jika tidak macet

brek...

rindu menaruh paper bag berisi sarapanya di atas meja di hadapan jati, jati sudah datang lebih dulu dan menunggu di ruangan rindu

mereka pun langsung menyantapnya

"cantik pekerja keras pinter masak, beuuuhh calon istri idaman" goda jati sambil melahap makananya

"lagian siapa juga yang mau sama aku, gak ada ortu juga gak punya apa apa" rindu merendah, karna memang dia bukan tipe orang yang sombong

"aku lah" jawab jati enteng

"mulai deh..." jati memang sering mengeluarkan kata kata ingin menikahi rindu namun rindu hanya menganggap nya sebagai gurauan saja, karna rindu juga belum memikirkan untuk menikah

selesai sarapan mereka melanjutkan pekerjaanya masing masing

rindu dan jati sedang berada di ruangan direktur untuk membahas tentang pekrjaan

" rindu kamu nanti siapkan proposal untuk di ajukan ke perusahaanya pak bima yah"

"kamu akan di bantu jati" lanjut bos rindu,

"baik pak" jawab rindu dan jati kompak

"kalu sudah jadi langsung atur janji temu dengan pak bima"

"iya pak"

setelah selesai jati dan rindu kembali keruangan rindu, jati memang lebih sering menghabiskan waktu di ruangan rindu daripada harus bekerja sebagai asisten direktur, sebab walaupun statusnya sebagai asisten namun jati tidak pernah terlihat mengerjakan apa yang seharusnya di kerjakan seorang asisten, karna sang direktur akan menyuruh orang lain untuk melakukanya

rindu pun kadang bingung yang melihat jati terlalu santai sebagai asisten

jati hanya terlihat bekerja saat ada meeting meeting saja

.

.

.

jati yang menyenderkan tubuhnya di sofa dengan memainkan hp nya sedangkan rindu yang sejak tadi terpaku menatap layar laptopnya dengan jari yang terus bergerak

"makan siang yuk, katanya mau traktir" ajak jati pada rindu yang masih fokus dengan pekerjaanya

"bentaaarr..." jawab rindu tanpa menoleh

"udah dulu sih, cacing di perut aku udah demo nih bakar ban" ucap jati sambil memegang perutnya yang sudah kelaparan

karna geram melihat rindu yang tidak beranjak jari pun berdiri dan menarik tangan rindu keluar ruangan

"eh tunggu itu belum selesai" tunjuk rindu ke arah laptop, namun jati tidak peduli tetap menarik rindu keluar

.

.

.

bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!