4

Masalah bunga belum selesai dan sekarang calis lagi berjalan menuju parkiran, ia baru saja di telpon uminya untuk menjemput ke pesantren kakek dari uminya.

"Tumben umi nyuruh aku ngejemput". Gumam calis, ia menyalakan mesin mobilnya.

"Ohh pantess disuruh jemput, aku toh bawa mobil sendiri". Gumamnya lagi.

Menelusuri jalanan ibu kota yang lumayan dapat di sore hari.

Pesantren sang kakek lumayan jauh dari arah kampus.

Dari pada bosen, calis menghidupkan musik.

30 menit ia pun sampai, mobilnya memasuki wilayah pesantren.

"Tak banyak berubah". Gumam calis, sudah lama ia tak kesini karena jadwalnya yang sibuk.

Rumah kakek dan neneknya, yang biasa ia panggil Kakung dan uti. Berada didalam wilayah pesantren ini.

"Assalamualaikum kak calis". Salam para santri putri yang baru saja masuk keparkiran.

"Walaikumsalaam, dari mana kalian?". Tanya calis, melihat dua santri sepertinya baru saja MTS itu keluar menggunakan sepeda motor.

"Ke mini market kak, beli basic skincare ama kebutuhan mandi". Jawabnya.

"Emang dibolehin ya skincarean?". Tanya calis, dulu ia sangat menolak dimasukan ke dalam pesantren ini, karena takut tak sebebas ia disekolah swasta.

"Boleh kak, bagi yang sudah balig".

Peraturan dipesantren beda beda ya😀.

"Ohh, yaudah masuk sana, takut kalian di cariin". Ujar calis

"Iya kak, emm kak calis tumben kesini?". Tanya santri itu lagi.

"Haha, kaget ya? Aku disuruh jemput umi".

"Ouhh, yaudah kak, mari". dua santri itu pun bergegas masuk ke area santri putri

"Mari..".

Calis segera bergegas ke arah rumah kakung dan utinya.

"Assalamualaikum, Bruk!". Calis nabrak seseorang yang baru saja keluar dari rumah kakungnya.

"Mba!?! Mbaa gak kenapa napa?". Tanya orang yang ia tabrak.

"Auww". calis mengusap keningnya.

Kakung, uti dan uminya bergegas kedepan.

"Astagfirullah, calis calis.... bangun!". Ujar utinya.

"Auww, calis nabrak apa sih, sakit banget!". Ujarnya masih mengusap keningnya.

"Maaf ya nak arfan, ini cucu saya, agak sedikut ceroboh". Ucap kakungnya pada orang yang ia tabrak bernama ARFAN.

"Gak papa kyai, hehehe". Ucapnya pada kakung calis.

"Maaf ya mba, yang mba tabrak itu tas saya yang berisi laptop". Ujarnya, ia tak menatap calis. Bukan mahram cuyy.

"Jangan panggil mba mas, saya masih 23, masih muda, oh ya, maaf ya mas". Ucap calis sambil mengelus kening nya.

"Makanya kalau mau masuk rumah, baca doa dulu, sebelum assalamualaikum". Ujar uminya menasehati.

"Hehe, umi...".

"Ini nak arfan, ustad muda lulus kairo, beda 2 tahun ama kamu". Ujar kakung.

"Aretna calistha, ustad". calis pemperkenalkan dirinya, sambil menangkup kedua tangan di dada.

"Arfan ghifari". Balas Arfan, ia juga menangkupkan keduanya tangannya.

"Sepertinya saya langsung ya kyai," ujar arfan.

"Mari..."

"Mari semua, assalamualaikum"

"Walaikumsalaam"

Calis terus memandang arfan, sampai orang itu menghilangkan dari penglihatan.

"Matamu!". Umi memperingati.

"Maaf, ustadnya tampan ya kan uti".

"Tampan, tapi gak cocok ama kamu yang modelannya gini". Ujar uti pelan.

"What? Gak cocok, ah calis ngambek ama uti".

"Hahaha".

"Yaudah, abi, umi, fara pamit dulu ya".

"Iya".

"Assalamualaikum".

"Walaikumsalaam".

Dimobil, calis dan umi berbincang hangat.

"mi, kalau calis nikah muda, umi setuju gak?". Tanya anak itu.

"Masya allah, kalau ada jodohnya di kasih allah sekarang, kenapa enggak?".

"Emang kamu ada hodengan?(gebetan)".

"Gak ada sih, hehe"

Terpopuler

Comments

Arita

Arita

seru semangat terus thor 😊😊😊😊

2021-01-09

2

Atim Mardiyah

Atim Mardiyah

seru...

2021-01-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!