Herannya ketika Rania masih hidup Aydan tidak menyadari hal-hal aneh seperti ini. Dulu mereka cukup ramah dan banyak sekali pujian untuk Rania, padahal menurut Aydan perbedaan dikedua wanita itu tidak jauh berbeda selain pendidikan dan pekerjaan saja. Aydan tau jika ibu mertuanya itu terang-terangan menasehatinya, sekali lagi Aydan melirik ibu mertua dan budhe yang masih asik berbisik tentang Raina.
Aydan masuk dengan dua panci besar," Na, ditaruh di mana ini?" katanya sembari berusaha menahan beban.
Dengan cepat Raina membantu,"Sini aja Kak, nunggu agak keringan baru di simpen lagi." Jawab Raina sembari menggeser sedikit posisi panci.
Aydan berdecak," Panci segede ini minta kamu yang angkat, emang kuat Na?" tanya Aydan tiba-tiba.
Sembari mematikan kompor, Raina mengambil mangkuk,"Kuat nggak kuat ya berusaha di angkat Kak, emang siapa lagi mau ngangkat,?"
Aydan berdecak lagi,"Kayaknya dulu Kakakmu nggak sekeras kamu deh sampe harus angkat dan kerjain ini itu. Dia feminim dan sangat lembut." gumam Aydan masih terdengar oleh istrinya.
" Kak, nggak usah bandingin kita berdua ya, sekarang jelas-jelas kita sangat berbeda dia sudah tenang di surga sedangkan aku, sudahlah temani Deeva makan saja nggak usah bahas aku." Tutur Raina berjalan mendekati keponakannya yang menyebutnya ibu.
Aydan terdiam dengan menuruti apa kata Raina bersiap untuk sarapan. Dipandanginya wajah sederhana yang sudah basah akan peluh di pagi hari, selama bersaudara ipar dengannya Aydan tak pernah menatapnya sedekat ini. Dia wanita yang sangat menjaga pandangannya,"Kamu nggak sekalian makan?" tanya Aydan, melihat Raina yang justru berdiri saja.
"Mau suap Bu," Kata Deeva hampir bersamaan.
Raina mengalihkan pandangannya pada Deeva setelah menatap Aydan,"Suapin Nenek mau nggak Dee ?" sahut Ningsih yang baru saja masuk."Biar Ibu sarapan sama Ayah." Bisiknya sembari mendekatkan wajahnya pada Deeva.
Deeva menggeleng tidak mau,"Hari ini Ibu sama Deeva aja, nggak usah sama Ayah. Ayah sibuk banyak kerjaan Nek." jawab Deeva sembari menarik lengan Raina tak sabaran.
Ningsih menghela nafas lagi,"Ya sudah."Ucapnya menatap Raina dengan datar,"Suami juga di urusi ya Na, Deeva juga sudah besar pinter lagi, jangan jadi alasan." Ucapnya sebelum pergi dari sana.
Raina diam saja sembari menarik kursi di samping Deeva."Yah, nih nugget buatan Ibu cobain deh, enak tau..." suara Deeva mengalihkan mata Aydan yang terus memperhatikan istrinya.
"Coba Ayah minta satu, nanti kalo enak Ayah abisin semua yang punya kamu,"Kata Aydan sembari tertawa, memancing Raina agar ikut tertawa, sayang sekali wanita itu justru diam saja tak terusik sedikitpun.
"Jangan dong Yah, ini punya ku!" Sahut Deeva menarik sepiring nugget di hadapannya agar lebih dekat.
"Dee, jangan teriak-teriak dong sama Ayah. Tanya Ayah, emang Ayah suka nugget nya? Jangan buru-buru takut nggak kebagian." tegur Raina dengan lembut.
Deeva tertawa malu,"Eh iya Bu, Deeva takut aja sama Ayah, dia suka abisin jajanan Deeva soalnya, Mama juga sering marah sama Ayah."
Mata Aydan membola tidak menyangka jawaban putrinya terlalu menjatuhkan harga dirinya dihadapan Raina."Mama marah ya karena kamu nangis-nangis, bukan gara-gara Ayah makan jajanan Deeva, iya kan?" tanya Raina sembari menyuapi Deeva.
Anak perempuan itu mengangguk dengan pipi yang mengembung. Setelahnya senyap tidak ada obrolan lagi, Deeva yang terlalu menikmati makanannya dan Raina yang tampak diam tak berselera makan.
" Sarapan Na, habis ini kita pindahan ya!" ucap Aydan dengan tenang.
Raina menatap suaminya,"Hari ini, aku pikir besok-besok atau Minggu depan,"
"Aku libur hanya kemarin dan hari ini, takutnya aku nggak bisa bantu kamu."
"Ibu gimana Kak?" tanya Raina kebingungan.
Aydan berjalan ke wastafel, mencucinya dengan pelan. Raina tetap memperhatikan sampai Aydan duduk lagi di hadapannya."Rumahku kan nggak terlalu jauh dari sini, kamu bisa datang kesini sesukamu. Ibu juga udah izinin kemarin pas aku ngomong. Ibu nggak cerita sama kamu?" tanya Aydan keheranan.
Raina masih berpikir sembari terus menyuapi Deeva."Aku nggak ngajak kamu pergi jauh kok Na, cuman berusaha kasih kamu kelonggaran supaya nggak capek di sini," Tutur Aydan begitu lembut pada Raina.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rissa Risnawati
thor kok sy bingung dgn nama nya ya.. raina, rania. di ubah 1 knpa thor?
2024-01-23
1