Teh hangat yang baru saja di buat oleh Aydan masih mengepul asapnya. Belum sempat menikmatinya terdengar Deeva memanggilnya dengan sedikit tangisan. Anak yang sedang pusing merasakan demamnya itu semakin manja menemui Ayahnya di dapur. Deeva melongok ibunya yang sedang mencuci perabotan di luar,"Ibu semalem tidur sama Deeva kan Yah?"ucapnya sembari duduk di sebelah Aydan.
"Iya, gimana masih pusing kepalanya?" Aydan meletakan punggung tangannya di dahi anaknya.
Adeeva menggeleng,"Pengen makan sama sayur bening buatan Ibu." ucapnya dengan sendu.
Aydan membuka tudung saji, hanya ada ayam dan beberapa lauk sisa kemarin. Setelah istrinya meninggal, Deeva memang lebih sering tinggal bersama Raina, wajar jika ia terbiasa dengan masakannya. Aydan melirik Raina yang masih sibuk menyelesaikan pekerjaannya,"Nanti Ayah coba minta Ibu buatkan ya Dee, sekarang Ibu sedang sibuk."
Deeva mengangguk lemah. Aydan bangkit dari duduk ketika melihat ibu dan budhenya datang. Bukan untuk menemui keduanya Aydan sengaja memanggil Raina." Na, Deeva pengen dimasakin sayur bening sama kamu," kebetulan Raina masuk dengan membawa wadah yang sudah bersih.
"Nenek yang buatin ya Sayang, sayur bening apa?" ucap Ningsih menyela.
Raina yang masih berjalan belum menanggapi sembari meletakkan bawaannya," Nggak mau, pengennya masakan Ibu." Rengek Deeva.
Ningsih menghela nafas," Na, biar Ibu dan budhe yang terusin, masak gih kasian Deeva," ia berjalan dengan langkah malasnya.
Aydan menatap Raina dengan sedikit senyum, sedikit sekali. Raina juga tidak akan tau jika suaminya itu tersenyum, Aydan tau bagaimana mertuanya bersikap pada istrinya sejak dulu. Dia terlihat jelas jika terkesan membeda-bedakan antara dua anak perempuannya. Rania juga sering bercerita tentang Nana yang selalu menurut meski sebenarnya ibunya berlebihan padanya.
"Wortel sama bayam ya Dee, nggak ada yang lain soalnya." Raina menunjukan kedua sayuran itu, dengan berjongkok di depan kulkas.
" Iya nggak papa,"
Aydan mengusap pucuk kepala putrinya, karena kesibukannya akhir-akhir ini jarang sekali ia bertemu dengan Deeva. Jika tidak mendengarkan apa kata mama dan papanya sebelum menikah kemarin, mungkin ia akan membawa Deeva pergi dari sana. Sayang sekali Deeva sangat menyukai adik dari Rania. Hal itu juga yang membuat Aydan mempertimbangkan kembali keputusannya. "Habis ini minum obat ya Dee," Kata Aydan sangat lembut.
Adeeva meletakkan kepalanya di lipatan kedua tangan di atas meja, dengan mata yang mengekori gerak Raina memasak tak jauh darinya."Aku juga pengen nugget Bu, sama sosis goreng," ucapnya pelan.
"Banyak banget pengennya, emang abis Dee?" sahut Raina sembari meneruskan mencuci sayur.
"Nggak tau, pait lidahnya Bu, pengen yang biasanya enak pas di makan."
Aydan diam saja menyimak obrolan keduanya, dengan memainkan ponsel."Cuma ada Nugget nih, sosisnya abis, mau di gorengin berapa?" tanya Raina mendekat pada Deeva. Ia berjongkok sembari menunjukan nugget buatannya dua hari yang lalu.
"Yang banyak Bu, Ayah kayaknya suka deh," jawabnya sembari menatap Aydan meminta persetujuan.
Aydan merasa di tatap dua pasang mata sekaligus itu sedikit gugup." Em, boleh deh."
Raina berdiri menjauh dari meja makan dengan terburu, seolah menyembunyikan rasa senangnya akan respon Aydan yang begitu sederhana itu. "Belum mateng Na,?" tanya Ningsih yang baru saja masuk.
"Belum Buk, "
" Masak sayur bening aja kok nggak kelar-kelar. Kasian budhe mu kelamaan jongkok, pancinya gede-gede Na." Ujarnya sembari berjalan meninggalkan Raina.
"Bentar aja kok Buk, sisanya biar Nana yang selesaikan nggak papa." Kata Raina setengah mengeraskan suaranya.
Aydan menatap punggung Raina dari tempatnya duduk. Kemudian melihat keluar,"Aku aja yang bantu Ibu Na." Ucapnya bangun dari duduk.
Tanpa mendengar apa yang di katakan istrinya dari dalam, Aydan gegas menghampiri dua wanita yang sedang bergumam entah apa yang sedang di bicarakan." Buk, Aydan aja yang bantu," ucapnya dengan tenang.
Kedua wanita itu menatapnya dengan sungkan." Raina memang aneh, kok malah nyuruh suaminya yang gantikan dia, ini kerjaan perempuan Dan, masuk saja sana temani Deeva makan." Titah Ningsih dengan wajah singkuh.
"Nana itu kalo kerja emang lambat Dan, pasti lama ya nunggu dia masak? Tegur aja nanti kalo masih gitu-gitu terus." Kata Budhe menyela.
" Tidak Budhe, saya lagi nganggur kok."
Budhe mengibaskan tangannya yang berbusa ke udara," Dan, jangan samakan Raina dengan Rania ya, jauh sekali bedanya. Raina kurang pinter, dia juga nggak sekolah tinggi wajar kalo kayak gitu, apa lagi dia itu..."
" Jangan begitu dong Budhe, Raina juga serba bisa kok" Pangkas Aydan.
Aydan menggelengkan kepalanya pelan, tidak menyangka Raina di perlakukan seperti ini selama ini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
🔵 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
tuh kan sama aja.. budhe sm emak ma aja.. siannya Raina.. sabar ya Na.. ☺
2023-12-07
1
🔵 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
tuh kan.. bener-bener ni emak.. ampun dah.. 🤦♀️
2023-12-07
1
auliasiamatir
sabar aja deh Raina, budhe sama mak mu rada gila nampaknya .
2023-12-07
1