BARAN MAXIMOVA

"kau tau apa kesalahanmu?!" Dave berdiri mendekati Rykel yang tengah menundukan kepala takut "ya, Daddy aku tau..." Rykel mengepalkan tangannya saat Dave berada tepat dihadapannya "panggilkan Baran!!.." inilah yang Rykel tidak mau dengar dari Dave karena saat Rykel bertukar dengan Baran maka Baran akan diserang oleh Dave "baiklah..." Rykel memejamkan matanya berusaha mengumpulkan emosinya dan Baran pun datang menatap datar Dave "kau tau apa kesalahanmu?!!" Baran tidak menjawab ia memalingkan pandangannya ia terlalu malas bertemu Dave

Buagh..

Tendangan kasar Dave berikan pada Baran membuat Baran menubruk pintu dan langsung terduduk tendangan Dave cukup keras tidak lebih tepatnya sangat keras "kau tau jika aku melukaimu maka Rykel juga akan terluka?!.." Baran memegangi perutnya racunnya saja belum hilang dan Dave sudah menambah rasa sakitnya itu sangat menyebalkan "aku tanya sekali lagi apa kesalahanmu?!!" Dave mensejajarkan tubuhnya dengan Baran yang masih terduduk "lain kali aku akan menghabisi lawanku... aku hanya tidak mood untuk membunuh, maaf Daddy dia sudah memohon untuk tidak dibunuh~"

"Jangan pernah memiliki rasa kasihan pada lawanmu!!.." Dave berteriak begitu kencang "dan jangan katakan lain kali tapi mulai sekarang habisi siapapun yang menghalangimu untuk melakukan perintahku!!.." Dave berdiri ia kembali ke kursi mewahnya "kembalilah!" Baran mengangguk lalu berusaha untuk berdiri dan keluar dari ruangan tersebut "ah sakit sekali mengapa kamu tidak menghindari tendangan Daddy sih..." Ujar Rykel dengan kesal "huh!.. aku harus istirahat.." Rykel berjalan menuju kamarnya ia mengganti pakaiannya dan di perutnya terdapat luka lebam yang cukup besar akibat tendangan Dave "sampai nanti Baran..." Ujar Rykel lalu memejamkan matanya

Dave selalu teringat masa lalu saat dimana Violet memarahinya dimana Violet begitu marah dan begitu dendam dengan kematian papanya yang tewas akibat kecelakaan di jalanan jika boleh jujur Dave sayang pada Rykel tapi ia tidak pernah menunjukannya Dave selalu berfikir jika ia mati kelak ia ingin Rykel bisa menjaga dirinya sendiri dan jika kamatian Dave karena pembunuhan seseorang yang memiliki dendam padanya maka Dave ingin Rykel membantai orang tersebut itulah mengapa Dave mendidik dengan keras Rykel maximova ralat lebih tepatnya Baran maximova karena Rykel tidak bisa bertarung ia hanya bisa merengek manja berbeda jauh dengan Baran

Rykel membuka matanya sepertinya ia ingin muntah rasanya sangat mual ini pasti akibat tendangan Dave yang begitu kencang "Baran ini sangat sakit!" Rykel memegangi perutnya air mata Rykel mulai berlinang ia ingin sekali menangis tapi ia tidak mau di sebut cengeng oleh Baran

Dave berdiri mendekati anon yang tengah duduk di sofa "obati dia aku tidak ingin dia sakit karena itu sangat merepotkan!!.." dingin. Tidak ada kehangatan di dalam kata-katanya "apakah kau tidak ingin Rykel sembuh?.. hilangkan sisi tergelapnya kau sudah gila Dave mengapa kau sekejam ini pada anakmu sendiri?!.. jangan jadikan anakmu pelampiasan dari Violet!!.." Dave tak memperdulikan ucapan Anik yang hanya ocehan anak baru gede itu "terutama perutnya..." Dave berdiri ia kembali ke kursinya dan langsung menghadapa pekerjaan yang sudah menumpuk 'perut? Apakah ada sesuatu?'

Anon mengetuk pintu kamar Rykel lalu membukanya secara perlahan ia melihat Rykel yang tengah duduk sembari memegangi perutnya "Rykel?" Anon memastikan apakah itu Rykel atau bukan tapi saat Rykel berbalik anon bernafas lega karena mata itu sekarang berwarna hijau kata Dave sisi tergelap anaknya itu saat matanya berubah menjadi hitam "iya paman?.." anon duduk di samping Rykel "apakah ada yang sakit?" Rykel menggeleng "tidak" ujarnya dengan cepat padahal perutnya sangat sakit "apakah aku boleh melihat perutmu?..." Rykel sedikit takut jika harus memperlihatkan luka yang dibuat oleh Dave tadi pagi, anon menarik perlahan kaos yang Rykel pakai ke atas dan terlihat jelas lebam di perutnya bahkan ini sampai keunguan dasar Dave brengsek apakah seperti ini mengurus anak satu-satunya? Anon sangat berharap Dave memberikan Rykel padanya tapi itu mustahil untuk Dave lakukan "bisa kamu panggilkan Baran?" Ujar anon ingin mengobrol dengan sisi gelap Rykel

"tidak bisa Paman..." Rykel menggelengkan kepalanya "kenapa?.." tanya anon karena jika ia dengar cerita Dave katanya ia bisa melihat Baran kapanpun ia mau "Baran bisa saja bunuh paman..." Ujarnya dengan lembut "tapi jika dengan Dave?... Kenapa dia baik-baik saja?" Anon bukan berarti ingin Dave kenapa-napa hanya saja aneh jika Dave baik-baik saja sedangkan iblis tergelap Rykel tengah menampakan dirinya "karena Baran tau jika itu Daddy... Sekejam apapun Daddy ia mengirimkan paman untuk mengobatiku.... Dia sayang padaku hanya saja caranya yang salah mungkin karena tidak ada mommy..."

'kau salah Rykel! Aku tidak membunuhnya karena aku tau jika kau menyayanginya!" Begitu jelas Rykel mendengar suara Baran

Anon tersentak ia mendongak melirik Rykel sebuah kesalahan besar untuk anon yang menatap Rykel dengan keterkejutannya karena bagaimana pun Rykel tau apa itu psikologis "paman mengetahui sesuatu?..." Anon memalingkan wajahnya "pakai salep ini nanti malam maka lebamnya akan hilang..." Anon berdiri meninggalkan Rykel yang masih bingung "akh!.. ada apa?" Tanya Rykel karena merasakan Baran yang ingin menggantikan posisinya dengan Rykel "jangan kamu tidur lagi aja"

semuanya jadi hening Rykel mengambil salep tersebut lalu menyimpannya di atas laci Rykel bisa merasakan perasaan Baran ada api disana sepertinya Baran sedang marah ia harus menahan Baran untuk tidak keluar karena bisa saja secara langsung Baran melukai orang terdekatnya Rykel tidak mau tubuhnya membunuh orang lain tapi jiwa Baran begitu kuat

'aku muak dengan perlakuan pria tua itu aku ingin belaian aku ingin sosok baru yang memberikan cintanya dengan tulus aku ingin mommy! Hanya paman anon yang bisa memberitahuku dimana mommy! Lihat saja paman kau sendiri yang ingin melihatku maka aku sendiri yang akan menampakan wujudku jangan pernah menyesal dengan apa yang sudah paman ucapkan! Aku akan segera datang!'

Dave merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi tapi ia terlalu malas untuk memikirkannya ia berjalan ke arah kamarnya ia bersiap untuk tidur ia tidak perduli dengan apa yang akan dilakukan anaknya selagi itu tidak mengganggunya ia akan mendiamkannya

"Maaf Rykel aku harus melakukannya ini juga demi kebaikanmu!!" Ujar Baran berjalan menuju parkiran dan melakukan mobil dengan kecepatan normal sangat tenang saat Baran mengendarai walaupun sekarang ia masih dibawah umur tapi ia terlalu nekad untuk anak seusianya rumah anon sangat jauh lebih tepatnya berbeda negara tapi baran yakin jika anon belum pulang ke negara asalnya sangat mudah untuk menemukan anon itu karena GPS kecil yang Baran pasang di tangan anon "kamu sangat kurang hati-hati paman!!" Smirk Baran begitu indah bahkan senyuma palsu Rykel saja kalah "aku bodoh bahwa paman itu sahabat pria tua itu pasti paman tau masa lalunya!!" Baran memarkirkan mobilnya di salah satu hotel ternama disana

"Maaf, tapi tempat ini bukan untuk bermain..." Apakah pendengaran Baran rusak? Sejak kapan hotel jadi tempat bermain? Dan apakah resepsionis itu tengah berbicara padanya? Oh Come on! Ini bukan saatnya untuk membuat lelucon "menyingkir dari hadapanku!!" Pistol sudah dengan sempurna berada di kepala resepsionis itu "anak kecil kamu jangan main-main sama pistol mainan seperti ini kamu lebih baik pulang lalu ti~"

Dor!!

Dia mati konyol. Itu yang Baran pikirkan "Diam semuanya! Jangan ada yang menghalangi jalanku jika tidak ingin bernasib sama seperti orang bodoh ini!!" Semua hening dan apa ini?! Baran merasakan Rykel yang berusaha mendorong jiwanya tapi maaf Rykel aku masih belum puas dengan bantaian ini "jangan pernah lapor polisi! Karena otakku lebih cerdas dari kalian!" Baran begitu angkuh ia berbalik menaiki lift laku melambai saat pintu lift tertutup ia melihat handphonenya ternyata anon ada di lantai dua

Baran mengetuk pintu kamar anon "Rykel?.. kamu mau apa malam-malam seperti ini kesini?" Hanya senyuman dan setelah itu mata Baran terbuka

Deg

"Baran?" Baran langsung masuk ke dalam apartemen tersebut ia melihat sekeliling lalu duduk di ranjang "ada apa? Bukannya kamu tidak bisa muncul jika orang lain yang memanggil?.." begitu banyak pertanyaan yang ingin anon lontarkan "tenanglah paman!! Jangan terburu-buru seperti itu!.. aku hanya akan bertanya satu kali... Dimana mommy?" Anon mengusap kasar wajahnya "Dia sudah tewas..." Baran tertawa hambar "jangan bohong!.." rasa sedih marah semua bercampur aduk "kau masih kecil Baran!!"

Suara mobil polisi terdengar jelas di Indra pendengaran Baran "merepotkan! Padahal aku sudah bilang jangan panggil polisi aku hanya membunuh Satu orang saja!" Anon tersentak kaget "kau membunuh?" Baran mengangguk "baiklah akan aku cari tahu sendiri dan aku bukan anak kecil paman, aku mesin pembunuh mari aku buktikan!" Tarikan tangan Baran begitu kuat menyeret anon ke jendela

Prangg!!

Anon terjatuh dari lantai dua

Baran melihat ke atas laci terdapat handphone anon yang bisa ia gunakan untuk melacak mommynya ia masih belum percaya jika mommynya mati Baran keluar apartemen dengan tenangnya ia berjalan melewati para polisi disana ia memakai sweater nya dan masuk ke dalam mobilnya ia membuka sedikit kaca mobilnya melirik rmsakah satu teman resepsionis yang baru saja ia bunuh kedipan mata Baran berikan lalu pergi dengan kecepatan tinggi

Terpopuler

Comments

Gribelion

Gribelion

bisa luang kan waktu anda untuk membaca novel ku Hidden Feeling 😁✌️

2020-10-14

0

Uswa Choi

Uswa Choi

Thor tolong visual nya dong

2020-07-23

0

Kesi Safitri

Kesi Safitri

kepribadian ganda yy

2020-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!