"Sudah puas berbicara?" ucap Jay dengan nada dingin.
"Hehehe....maafkan mulut ku yang sering salah ngomong ini,"
Pria muda yang memiliki nama Ziano menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Entah kenapa mendengar nada bicara dan tatapan Jay membuatnya sangat tidak nyaman. Pria itu penuh dengan aura penekanan dan mengerikan.
"Ikut aku," pintanya untuk Ziano mengikutinya.
Jay beranjak, begitupun dengan Ziano. Namun saat melewati Pak Dafi Ziano menepuk bahu pria baya itu, "Ku harap kau sabar menghadapi Iblis itu Pak tua,"
Pak Dafi yang mendengar bingung, apa maksudnya pria muda itu mengatakan bahwa dirinya harus bersabar. Sabar tentang apa? Malas memikirkan hal yang rumit Pak Dafi pun pergi ke belakang setelah kepergian mereka berdua.
Ziano menghempaskan tubuhnya di sofa, sangat-sangat lelah dan ingin sekali segera istirahat. Tapi sialnya Pria Iblis di depannya sama sekali tidak menawarinya untuk beristirahat, malah sebaliknya membawanya keruangan yang di yakini ruang kerja pria Iblis itu.
"Ada apa kau meminta ku datang kemari? Ku harap kau tidak akan merepotkan ku,"
"Aku memang akan merepotkan mu,"
"Hei, aku ini bukan budak mu yang seenaknya saja kau perintah ya! Aku butuh istirahat, aku lelah. Jadi berikan aku tempat tidur yang ternyaman," jawabnya kesal sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. Beraninya Jay berkata akan merepotkannya, memang siapa dia? Huh, menyebalkan.
"Ku rasa kau cukup berani menjawab apa yang ku katakan. Apa kau tidak takut jika peluru ini menembus kepala mu," Jay menodongkan senjata apinya ke arah Ziano membuat Ziano yang melihat langsung mendelik. Apa-apaan ini.
"Hei, aku hanya bercanda. Kenapa kau menanggapinya dengan sungguh-sungguh." paniknya melihat senjata itu siap membunuhnya. "Ayo turunkan senjata mu. Aku akan melakukan apapun kau perintah,"
Jay menyunggingkan bibirnya melihat kepanikan Ziano yang menurutnya lucu. Jay meletakkan senjatanya di dalam laci dan berbicara tentang apa yang akan di rencanakan.
"Aku yakin kau pasti bertanya-tanya tentang diri ku yang ada di sini dan memiliki sesuatu yang membuat mu terkejut."
"Ya, yang kau katakan benar. Aku memang penasaran, bagaimana bisa kau memiliki semua ini, sesuatu yang di luar nalar ku."
"Mereka hanya salah tangkap, mengira aku adalah tuan muda mereka hanya karena wajah kami yang sedikit mirip."
"Jadi....?"
"Hm, maka dari itu aku butuh bantuan mu. Semua orang di keluarga ini mengira aku adalah Chris, jadi tidak mungkin aku meminta bantuan salah satu di antara mereka. Jika itu terjadi mungkin saja aku akan mati."
"Kau memang pantas mati," gumam Ziano pelan, namun masih di dengar oleh Jay.
"Apa yang kau katakan?" ucap Jay dengan nada dingin, menatap tajam Ziano
"Tidak, tidak. Hehehe...lanjutkan apa rencana mu selanjutnya," jawabnya cengengesan. "Telinganya sungguh tajam sekali," gumamnya dalam hati.
"Aku ingin menggunakan kekuatan dari keluarga Bramata ini untuk mengumpulkan kekuatan di luar sana. Aku yakin kau sudah tahu tentang apa yang terjadi dengan keluarga ku. Aku yakin masalah itu tidaklah semudah yang di bayangkan."
"Ya, aku sudah mendengarnya. Jika itu musuh mu aku yakin mereka tidak akan membunuh keluarga kakak mu, melainkan akan menargetkan mu langsung. Apalagi jika di ingat tidak ada seorang pun yang tahu di dunia gelap kita bahwa kau memiliki keluarga. Aku yakin masalah ini memang karena mereka mengincar keluarga kakak mu."
"Tapi apa masalahnya. Kakak ku hanyalah karyawan biasa. Tidak mungkin untuknya memiliki musuh,"
Mereka diam memikirkan berbagai dugaan. Namun tetap saja tidak menemukannya. "Kasus kakak mu sungguh rumit. Jika ingin mengetahui penyebab dan siapa pelakunya, kau harus mencari dengan pelan-pelan,"
"Hm, maka dari itu aku membutuhkan bantuan mu. Carilah banyak anggota yang terlatih dan siap menjadi bawahan ku. Aku memerlukan mereka untuk melancarkan semuanya."
"Baiklah, tapi sebelum itu biarkan aku istirahat. Aku sungguh lelah,"
"Keluarlah dan minta Pak Dafi untuk mengatur kamar mu,"
"Siap bos muda,"
Ziano pergi meninggalkan Jay sendirian. Saat dirinya hanyut dalam pemikirannya rentang rencana-rencana selanjutnya, sebuah pesan masuk di ponselnya.
Om Dave.
"Chris, datanglah besok malam di kediaman kakek mu. Semua anggota akan berkumpul disana. Ada sesuatu yang akan di sampaikan oleh kakek. Tapi sebelum itu datanglah kerumah sakit untuk menjenguk kedua orang tua mu. Aku yakin mereka merindukan mu."
Itulah bunyi pesan yang di kirim oleh Dave kepada Jay. Jay hanya diam dengan wajah datarnya, setelah itu pergi kekamarnya untuk istirahat.
.
.
Pagi hari seperti biasa, Zack datang untuk menjemput Tuan mudanya. Namun saat sampai di sana dia terkejut dengan adanya pemuda asing yang saat ini sedang sarapan bersama dengan Tuannya. Siapa pemuda itu, kenapa ada bersama dengan tuan muda? Itulah pertanyaan yang ada di kepala Zack.
"Selamat pagi Tuan muda,"
"Duduklah dan sarapan bersama." Pintanya membuat Ziano langsung menoleh, menatap pemuda yang baru saja datang.
Kedua pemuda itu saling pandang, namun sedetik kemudian Ziano mengabaikan, tidak peduli siapa pemuda itu. Yang saat ini di pikirkan nya adalah sarapan agar cepat kenyang dan menjalankan perintah dari bos iblisnya. Jika tidak segera di lakukan nyawanya yang akan menjadi taruhan. Sungguh menyedihkan sekali hidupnya. Datang-datang hanya untuk di perintah, jika menolak maka akan mati.
"Saya sudah sarapan Tuan. Silahkan di lanjutkan sarapannya, saya akan menunggu anda di depan."
Zack pun pergi, meninggalkan mereka berdua. Ziano yang penasaran akan siapa pemuda itu langsung bertanya, kenapa pemuda itu bisa datang pagi-pagi begini.
"Siapa dia?"
"Asisten ku atas perintah omnya Chris."
"Oh, kau harus berhati-hati dengannya. Jangan sampai dia mengetahui siapa diri mu. Sepertinya dia cukup misterius," bisiknya dan Jay mengangguk, membenarkan.
Setelah sarapan selesai, baik Jay maupun Ziano pergi dengan tujuan masing-masing. Jay pergi ke kantor
sedangkan Ziano mencari sesuatu yang di perintahkan Jay. Mungkin dia harus ke tempat yang memiliki informasi lengkap, seperti tempat-tempat perjudian, dan pelelangan di wilayah gelap.
Namun mengingat hari masih pagi, tidak mungkin tempat-tempat seperti itu akan buka. Hal pertama adalah mencari alamat tempat-tempat itu berada agar saat malam hari dirinya langsung menuju alamat tujuan.
.
.
Di tempat lain, Fargeo yang mengetahui bahwa nanti malam akan ada pertemuan seluruh keluarga di kediaman ayahnya. Fargeo berpikir pasti ada sesuatu yang akan di bahas. Mungkinkah tentang itu.
"Ada apa, kenapa kamu terlihat banyak pikiran. Apakah ada sesuatu yang kamu pikirkan?" Tanya Istri Fargeo bernama Kristin.
"Hm, ini tentang acara nanti malam."
"Oh, apa kau takut tentang masalah yang akan di sampaikan oleh tua bangka itu?"
"Tentu saja."
"Apakah Bajingan kecil itu juga akan datang?"
"Aku yakin dia juga akan datang,"
"Kalau begitu buat dia tidak datang nanti malam." Fargeo menatap istrinya dengan kening berkerut. "Hubungi juga saudara mu yang lain, minta untuk membantu mu agar bajingan kecil itu tidak bisa datang."
"Baiklah,"
Fargeo mencium rakus bibir Kristin, istrinya itu benar-benar kejam.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Yus Nita
dasar manusia serakah
demi warisan rela membunuh antar saudara sendiri
2024-12-21
0
LENY
SUAMI ISTRI SAMA2 LAKNAT BIADAB
2024-12-20
0
Eemlaspanohan Ohan
pasangan laknat
2024-09-08
1