Julukan Singa Iblis

Jay memainkan pena di tangannya, berpikir keras dimana didirnya bisa menemukan seseorang yang dapat di percaya dan mampu menjadi bawahannya dalam segala hal.

Cukup lama berpikir, tiba-tiba terbesit sebuah nama, seseorang yang telah lama dirinya kenal.

"Aku akan menghubunginya. ku harap nomornya masih aktif,"

Jay mengetik nomor dan menghubungi orang tersebut. Beruntung nomornya masih aktif, membuat Jay sedikit senang.

Tut...Tut....

Seseorang yang saat ini sedang tidur nyenyak di ranjangnya harus terganggu oleh panggilan nomor yang tidak di kenal. Ingin sekali dia memaki dan mengumpat orang tersebut karena menganggu waktu tidurnya, padahal baru saja dirinya tidur setelah malam panjang begadang karena pekerjaan.

"Sialan! Siapa yang menganggu waktu tidur ku," makinya sambil membuang bantal dengan kasar.

"Nomor siapa ini?" gumamnya melihat nomor asing dan setelah itu mengangkatnya. Tanpa basi-basi, pria itu langsung memaki orang yang menghubunginya, tanpa tahu siapa orang tersebut.

"Bangsat! Bajingan sialan! Beraninya kau menganggu waktu tidur ku," Teriaknya membuat Jay yang saat ini menghubunginya langsung menjauhkan ponselnya.

Wajah Jay terlihat gelap, beraninya ada yang mengumpatnya, benar-benar cari mati.

"Apa kau ingin mati?" ucap Jay dengan nada mengerikan, membuat seseorang yang baru saja mengumpatnya langsung menajamkan pendengarannya. Bahkan dia juga mengucek matanya, menajamkan penglihatannya terhadap nomor yang saat ini menghubunginya.

"Apa aku salah mendengar, kenapa suara ini nampak seperti orang itu. Tapi nomor ini bukan miliknya." gumamnya dalam hati. "Ehem... siapa kau, kenapa suara mu seperti iblis itu?" ucapnya tanpa memikirkan apa yang baru saja di katakan nya, entah orang yang akan mendengarnya itu akan marah atau tidak, dia tidak peduli.

Jay yang mendengar kata iblis keluar dari mulut seseorang itu, kepalanya seakan mengepul, marah. Ingin sekali dia membunuh bajingan sialan itu sekarang juga.

"Iblis? Sungguh berani sekali kau mengatakan aku adalah iblis. Apa kau tidak sayang nyawa mu lagi?"

ucap Jay penuh dengan penekanan membuat pria itu langsung bergidik ngeri.

"Ada apa dengan ku, kenapa mendengar suaranya tubuh ku langsung merinding. Dan gaya bicara ini benar-benar seperti orang itu," gumamnya dalam hati.

Pria itu berpikir keras, tidak mungkin pria itu. Pria yang sangat ingin di jauhinya, sosok yang memiliki jati diri mengerikan karena terlalu banyaknya nyawa yang mati di tangannya.

Sosok yang di maksud adalah Jay, yang banyak di kenal di dunia hitam memiliki kemampuan dan sifat mengerikan. Walaupun Jay bukanlah seorang ketua mafia, namun dia di kenal dengan Singa Iblis karena keberanian dan kekejamannya terhadap lawan. Maka dari itu banyak yang menggunakan jasanya untuk melancarkan pekerjaan-pekerjaan para kelompok-kelompok kejam tersebut.

"Em...Em.... Apa kau Jay Abimanyu?" Tanya pria itu dengan hati-hati.

"Apa karena takut kehilangan nyawa mu baru kau mengingat siapa aku ini?"

"Hahahaha.....tidak, tidak seperti itu. Hanya saja aku takut ada seseorang yang menyamar menggunakan suara mu. Maka dari itu aku memakinya sebelum orang itu berhasil menipuku," jawabnya beralasan takut Jay benar-benar membunuh nya.

"Bagus jika kau takut dengan ku, tidak perlu untuk ku mengacam mu,"

Hehehe....Cengengesnya sambil mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Namun dalam hati, dia sudah menyumpah serapah, ingin sekali mencekiknya hingga mati.

"Ada apa menghubungi ku? Tidak seperti biasanya kau akan menghubungi ku, karena waktu mu yang sangat berharga itu,"

"Datanglah ke kota B dan temui aku,"

"Apa? Kekota B, ngapa___,"

"Tidak ada bantahan, sekarang juga kau harus berangkat. Jika tidak...!!!"

"Baiklah, baiklah. Aku akan segera datang. Jangan mengancam ku lagi." kesalnya karena Jay menurutnya seenaknya sendiri, padahal dirinya bukanlah bawahan nya. Tapi demi keamanan nyawanya yang hanya satu, maka dengan terpaksa harus menuruti perintah sang Raja Singa Iblis.

"Benar-benar sialan! Awas saja jika aku bertemu dengan nya, akan ku kucek wajahnya yang mengerikan itu hingga kucel," kesalnya hanya berani mengumpat di belakang. Tapi saat benar-benar ada di hadapan, dia nampak seperti kucing yang penurut tanpa bisa membantah satu katapun.

Tanpa menunda lagi, Pria tersebut langsung berangkat menuju kota B. Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya pria tersebut sampai juga di kota B. Ia pun menghubungi Jay memintanya untuk memberikan alamat, dimana dirinya harus menemui iblis tersebut.

Jay yang mendapatkan pesan langsung mengirimkan alamat dirinya tinggal. Pria tersebut tidak menunda lagi lagi pergi menuju kediaman Bramata.

Saat sampai di tempat yang sangat besar dan megah layaknya istana, Pria itu tercengang. Bagaimana bisa Iblis itu memiliki rumah yang amat megah seperti ini. Mungkinkah Pria itu setelah hilang di kota sebelumnya melancarkan aksinya merampok beberapa Bank hingga memiliki kekayaan yang amat besar ini.

Pria itu hanyut dalam pikirannya, tanpa mengetahui ada seorang penjaga menghampirinya.

"Permisi, apa ada yang bisa saya bantu Tuan?"

Sadar ada seseorang yang menyapanya, pria itu mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Salah tingkah. "Apakah Jay ada di rumah?" tanyanya tanpa mengetahui jika semua orang yang ada di kediaman Bramata tidak ada yang memanggil tuan mudanya dengan sebutan Jay.

"Jay?" Bingung seorang penjaga itu. Namun sedetik kemudian, penjaga itu ingat bahwa Tuan mudanya juga ada nama Jay, hanya saja tidak menggunakan panggilan Jay melainkan Chris. "Apa maksud anda Tuan muda Chris?"

"Chris?" kini pria itu yang menjadi bingung. Sejak kapan Jay memiliki panggilan Chris. Apakah dirinya salah datang ke tempat orang.

Melihat kebingungan Pria tersebut, penjaga itu menghubungi Pak Dafi bahwa ada tamu yang sepertinya mencari tuan muda. Pak Dafi pun melaporkan kepada Jay bahwa ada tamu seorang pria yang menjadi keberadaannya.

"Biarkan dia masuk,"

"Baik Tuan muda,"

Pak Dafi meminta penjaga itu untuk mempersilahkan tamu tersebut untuk masuk. Pria tersebut langsung masuk dan saat memasuki rumah, dia du buat tercengang dengan kemewahan rumah tersebut.

Dari arah tangga Jay turun saat mengetahui orang yang di perintahnya datang menemuinya.

"Ternyata kau cukup gesit juga,"

Pria yang saat ini duduk langsung menoleh saat mendengar suara Jay.

"Jika aku tidak gesit, nyawa ku yang akan menjadi taruhan. Apalagi aku tidak ingin mati di tangan iblis mengerikan seperti mu,"

Jay duduk di kursi, menyilangkan kakinya. Menatap Pria tersebut, membuat pria itu salah tingkah dan memiliki pemikiran negatif.

"Apa dia marah. Tapi aku hanya mengatakan sesuai fakta bahwa dia adalah iblis yang mengerikan. Ups, bodoh nya aku. Kenapa aku mengatakan itu?"

Pria itu baru sadar bahwa dirinya salah berbicara. Pria itu menunduk, berdoa dalam hati semoga Jay tidak marah dan membunuhnya saat ini juga.

"Dasar bodoh , bodoh, bodoh!" rutuknya pada diri sendiri.

Sedangkan Pak Dafi yang mendengar kata iblis dari pria muda tersebut, tercengang. Bagaimana bisa pemuda itu mengatakan Tuan Mudanya seorang Iblis. Sudah jelas tuan mudanya adalah orang yang baik, tidak seperti iblis yang kejam.

Bersambung.

Ayo bantu otor, ramaikan Novel ini.

Terpopuler

Comments

dita18

dita18

aku suka sama cowok yang cuek,, dingin & datar kyk jay krn merasa tertantang jd nya /Facepalm//Facepalm/

2023-12-30

1

Ainisha_Shanti

Ainisha_Shanti

kejam juga mulut jay tu

2023-12-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!