Bab 10

Juna bicara panjang lebar pada Mama Dewi saat mengetahui kalau Mamanya itu sakit selama 3 hari tapi tidak memberitahunya. Selama berada di Jepang, Juna mengira keadaan orang di rumah baik-baik saja karna Jasmine tidak pernah menceritakan tentang kondisi dia dan Mama Dewi.

"Juna tidak mau tau, lain kali langsung hubungi Juna kalau Mama sakit. Juna selama ini bekerja kerasa juga untuk Mama. Kalau kondisi Mama sendiri saja Juna tidak tau, lalu apa gunanya kerja keras Juna selama ini." Ujarnya menggerutu.

"Bukan seperti itu nak, Mama tidak memberitahu kamu karna takut mengganggu pekerjaan kamu di sana. Lagipula ada Jasmine yang merawat Mama dengan baik, jadi kamu tidak perlu khawatir."

Juna menghela nafas berat, dia masih belum terima karna semua orang merahasiakan tentang kondisi Mamanya saat itu.

"Mama istirahat saja, Juna mau ke kamar dulu." Juna beranjak dari duduknya dan keluar dari kamar Mama Dewi untuk pergi ke kamarnya.

...*******...

Jasmine baru keluar dari kamar mandi saat Juna masuk ke dalam kamar. Melihat Juna duduk di sofa, Jasmine segera menghampiri dan duduk di sebelahnya dengan mendekapnya dari samping.

"Mas Juna bicara apa saja dengan Mama.?" Tanya Jasmine penasaran. "Mas Juna tidak memarahi Mama kan.?" Jasmine menatap khawatir, takutnya Juna bicara macam-macam dan mengomel pada Mama Dewi karna tidak memberitahu kondisinya beberapa hari yang lalu.

Juna menggeleng. Mana mungkin Juna berani memarhai Mamanya.

"Kamu seharusnya tidak mendukung permintaan Mama. Lain kali jangan seperti itu lagi ya, aku berhak tau keadaan Mama di manapun aku berada." Tutur Juna seraya mengusap pucuk kepala Jasmine yang sejak tadi menempel pada pundaknya.

Jasmine mengangguk. "Maaf. Kami hanya khawatir pekerjaan Mas Juna disana terganggu karna mendengar kabar Mama sakit, jadi kami sepakat tidak memberitahu. Aku tidak begitu lagi." Ujarnya dengan raut wajahnya yang diselimuti rasa bersalah.

"Sudah tidak apa-apa." Juna mengubah ekspresinya menjadi lebih santai, mungkin tidak ingin membuat Jasmine merasa semakin bersalah.

"Aku sudah janji akan memijat, Mas Juna ingin di pijat sekarang.?" Tawar Jasmine antusias. Seolah tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain mengurus dan memanjakan suaminya sendiri dengan cinta serta ketulusan.

"Ingin memakanmu saja, boleh.?" Juna menjawab setengah berbisik. Jarak wajah keduanya cukup dekat, membuat hembus nafas Juna menerpa Permi kan wajah Jasmine. Wanita itu reflek memejamkan mata, sedikit kaget lantaran Juna tiba-tiba mendekatkan wajahnya.

Jasmine mengangguk dengan pipi merona kala mengiyakan permintaan sang suami yang memang tidak bisa Jasmine tolak. Sebab dia sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menjadi istri yang baik untuk Juna.

Mendapat lampu hijau dari sang istri, Juna lantas menggendong Jasmine dan merebahkannya di atas ranjang. Kini tubuh Jasmine sudah berada di bawah kendali Juna. Wanita cantik itu terlihat membalas dan mengimbangi permainan Juna yang kian menuntut dan panas.

Beberapa kain yang sempat melekat di tubuh keduanya, tampak berserakan di lantai. De Sa han - de Sa han kecil mulai mengiringi gejolak gairah yang sudah lama tidak tersalurkan.

Setelah cukup dengan pemanasan, Juna mulai melakukan penyatuan. Pelan tapi pasti, gerakan Juna semakin cepat. Jasmine menatap penuh binar wajah sang Suami yang bergerak di atasnya. Hanya ketika ber cinta, Jasmine bisa melihat sorot penuh damba di mata Juna.

...*******...

Pukul 7 pagi Jasmine sudah selesai mandi dan membuat sarapan. Hari ini weekend, Jadi Jasmine masuk lagi ke dalam kamarnya selesai menata sarapan di meja makan. Dia ingin menemani suaminya dan menunggunya sampai bangun. Berharap dia yang dilihat oleh Juna ketika suaminya itu membuka mata. Sebab 1 minggu terkahir, mereka tidur dan bangun di tempat yang berbeda.

Sayangnya saat kembali ke kamar, Juna sudah tidak ada di ranjang. Selimut dan seprei juga tertata rapi. Juna sudah bangun dan tampak sedang berada di kamar mandi. Karna samar-samar terdengar suara gemercik air dari dalam sana.

Jasmine inisiatif mengambilkan baju ganti dan meletakkannya di atas ranjang, kemudian duduk di sana untuk menunggu Juna keluar. Baru saja mendudukan diri di tepi ranjang, Jasmine mendengar ponsel Juna di atas nakas berdering.

Jasmine reflek meraih ponsel Juna untuk menerima panggilan telfon dari nomor asing yang berasal luar negeri. Jasmine langsung hapal dari negara mana nomor itu berasal. Dilihat dari kode depannya.

"Hallo.?" Sapa Jasmine. Dia beranjak dari duduknya, berniat memberikan ponsel itu pada Juna. Namun tak berselang lama setelah menyapa, panggilan telfonnya di putuskan sepihak dari sana sebelum mengatakan apapun.

Jasmine menatap layar ponsel dengan dahi berkerut. "Sepertinya salah sambung." Gumamnya. Tadinya Jasmine ingin mengembalikan lagi ponsel Juna dinatas nakas, namun sesuatu menarik perhatian Jasmine. Banyak pertanyaan yang bermunculan di benaknya saat dia gagal memasukan kode di ponsel yang terkunci itu. Sejak kapan kode ponsel suaminya berubah.?

Karna penasaran, Jasmine mencobanya sekali lagi. Mungkin saja tadi dia yang keliru memasukan angka. Sayangnya kode ponsel Juna benar-benar sudah di rubah, sebab nomer yang Jasmine masukan tetap salah meski dia sudah yakin bahwa itu benar.

"Tidak Jasmine, kamu tidak boleh curiga dengan suamimu sendiri." Lirihnya berusaha mengusir kecurigaan yang muncul begitu saja.

Meski begitu, tetap saja Jasmine sulit mengusir rasa curiga yang sudah terlanjur mengusik pikirannya. Juna tiba-tiba mengubah kode di ponselnya tanpa mengatakan apapun padanya. Padahal 1 tahun sebelum menikah, mereka sudah sepakat mengetahui kode ponsel masing-masing dan boleh mengangkat telfon dari siapapun yang masuk ke ponsel mereka.

"Jasmine,," Juna menggerakkan tangannya di depan wajah sang istri. Sebab Jasmine kedapatan melamun sampai tidak menyadari keberadaannya.

Jasmine terkesiap, senyum di bibirnya tampak kaku karna pikirannya sedang bergelut. "Ini baju gantinya." Ujarnya sembari menyodorkan baju ganti lengkap pada Juna.

"Kamu melamun, ada masalah apa.?" Juna menyentuh dagu Jasmine dan mengusapnya lembut.

"Tadi ada nomor asing dari Jepang yang menelpon, tapi langsung di matikan saat aku menyapa." Jasmine bicara seraya melirik ponsel Juna di atas nakas.

Juna dengan cepat mengambil ponselnya dan mengaotak-atik layar ponselnya. "Aku tidak mengenal nomornya, mungkin salah sambung." Tuturnya kemudian mengembalikan ponselnya di tempat semula.

"Hum,,, aku juga berfikir seperti itu." Jasmine mengulas senyum lega. Kecurigaannya sedikit berkurang karna pengakuan Juna yang mengatakan tidak mengenal nomor tersebut.

Jasmine masih duduk di tepi ranjang, dia sesekali memperhatikan Juna yang sedang memakai baju di depannya. Juna yang merasa diperhatikan, langsung menatap sang istri.

"Ada apa.? Kamu terlihat gelisah." Komentar Juna. Dia sudah selesai memakai baju dan celana pendeknya.

"Mas Juna kenapa mengganti kode ponsel.?" Jasmine memberanikan diri bertanya, dia takut di bayang-bayangi rasa penasaran dan curiga hanya gara-gara masalah seperti itu.

Juna tersenyum, dia duduk di samping Jasmine setelah menggenggam ponsel miliknya.

"Aku lupa memberitahu kamu, kode ponselnya baru aku ganti dengan tanggal pernikahan kita beberapa hari yang lalu saat di Jepang." Jawabnya kemudian menyodorkan ponsel pada Jasmine.

"Buka saja."

Jasmine mengangguk, dia memasukkan tanggal pernikahan mereka dan layar kunci di ponsel sang suami benar-benar terbuka.

"Maaf,,," Lirih Jasmine dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf untuk apa.?" Juna kelihatan bingung, namun dia sigap mengusap punggung Jasmine karna istrinya terlihat akan menangis.

"Maaf karna sempat curiga." Jasmine kemudian memeluk Juna dari samping.

"Perasaanku lebih sensitif akhir-akhir ini," Tuturnya sendu.

Juna membalas pelukan Jasmine, sorot matanya tampak menerawang jauh karna perkataan sang istri.

Terpopuler

Comments

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Juna jujurlah, krn bangkai di simpen lama² juga pasti bau

2024-04-01

0

sherly chelfy

sherly chelfy

ya harusnya Juna jujur saja ...dari pada Jasmine tau kebenaran nya

2024-03-16

0

Melani Sunardi

Melani Sunardi

ayo juna lebih baik kamu cerita ke jasmine sebelum bertambah rumit.

2024-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!