bab 4

"dion sayang" panggil Cantika, seorang dokter spesialis kulit yang sangat tergila-gila dengan Dion, dokter Cantika berusia 29 tahun, dengan gaya glamour dengan make up yang cukup tebal.

"Desi." teriak Dion .

mendengar teriakan Dion, Desi menghentakkan kakinya tanda kesal karena ada Cantika yang mengusik waktu bekerjanya.

"ya Pak Dion. " tanpa berpikir panjang lagi, Desi membuka pintu ruangan Dion dengan muka sedikit pucat, melihat wajah Dion merah menahan amarah.

"tunjukkan pintu keluar kepada perempuan di depan saya, dan jangan ada yang menganggu saya tanpa konfirmasi atau tanpa ijin dari saya" Ultimatum Dion ini membuat Desi tak ingin menyahuti sama sekali, Desi Fokus kepada Cantika dengan menyeret Cantika agar meninggalkan ruangan Dion.

Sedangkan cantika mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut Dion hanya diam membeku, tak hanya itu suara intimidasi Dion membuat Cantika sedikit tahu diri.

"dokter Cantika mari ikut saya. " tanpa konfirmasi dari Cantika, desi menarik tangan Cantika untuk meninggalkan ruangan Dion.

.

.

"Cantika lagi Des. " Candra yang melihat kejadian tadi hanya tersenyum puas melihat partner kerjanya, yang tupoksi kerja disini sebagai sekretaris kantor Dion malah menjadi garda terdepan Dion dalam mengurusi perempuan-perempuan yang tergila-gila dengan Dion.

"Iya, Can... dari bunyi sepatunya, gue udah tahu kalau dia Dokter Cantika spesialis Kulit. " Desi yang ditanya pertanyaan itu langsung merubah mimik wajah menjadi lebih kesal lagi.

"Pak Dion Masih mode singa, Macan, Hayna atau kelinci. " Candra yang ingin memberikan laporan kepada Dion ingin tahu Mood dari Bossnya itu sebelum masuk keruangan nya.

"Mode Singa, tunggu aja 30 menitan, paling nanti udah Mode Macan atau Hayna. " Jawab Desi. Tak lama kemudian muncul Lagi 2 orang berbeda kelamin membawa titipan berkas.

.

"Can, katanya mau ngasih laporan bulanan, kok masih disini. " tanya Rudi yang juga salah satu staf kantor lantai atas jajaran sekretaris Dion.

"lagi Mode Singa, Nunggu macan atau Hayna dulu. " Candra menjawab sesuai dengan kondisi saat ini.

"kok Mode Singa, bukannya tadi lagi Mode Hayna ya, cepet banget si boss itu. " Sarah ikut berkomentar setelah mendengar ucapan Candra.

"iya ada si paling kulit estetika. " keluh desi masih kesal dengan Cantika.

"dokter Cantika lagi? " Rudi juga mulai kesal dengan tingkah dokter satu itu. "gue gak habis fikir, kok bisa cewek suka sama cowok gak pakek otak. "

mendengar celetukan rudi, Sarah, Desi dan Candra menahan tawa. dan tak terasa waktu 30 menit sudah berakhir dan Candra mulai memberanikan diri memasuki ruangan Dion.

.

.

. .

di Rumah, Fatma bersama keluarga besarnya duduk bersama, saling berbagi cerita sana-sini yang membuat ruangan seketika menjadi lebih hidup.

.

"Fatma, kakak boleh tanya? " ujar seorang perempuan yang tak lain adalah kakak ipar Fatma, Kak Sinta.

"iya kak, mau tanya apa? " jawab fatma.

"kamu sekarang umur berapa? " pertanyaan masalah umur bagi fatma merupakan pertanyaan yang mengawali pertanyaan lain diluar konteks yang di sukai Fatma.

"22 tahun kak" jawab singkat fatma.

"udah punya pacar belom? " Sinta mulai menggoda fatma dengan pertanyaan yang tidak fatma sukai.

"fatma gak pacaran kak. " mendengar suara itu ibu dan ayah Fatma sedikit kaget, mereka tahu kalau fatma paling tidak suka dengan suatu hubungan yang di namakan" Pacaran".

"kenapa.? " kepo Sinta mendengar adik iparnya tidak ingin pacaran.

"buat apa? pacaran itu buang-buang waktu dan pikiran, pacaran itu bukan suatu hubungan hanya komitmen yang tidak ada hasil akhirnya, ya kalau nikah, kalau gak gimana? capek-capek pacaran sudah effortnya tinggi juga, eh malah gak sesuai ekspetasi, menurut Fatma masalah jodoh fatma serahkan ke ayah aja, kalau ayah ada pilihan dan menurut ayah itu baik buat Fatma, pasti fatma akan berusaha untuk menerima, karena fatma percaya tidak ada satu orangtuapun yang ingin anaknya tidak bahagia dan sengsara, jadi itu maksut dari kata " fatma gak pacaran". " penjelasan dari fatma membuat Sinta terdiam, Sinta yang tahu karakter adek iparnya dari sang suami hanya tersenyum simpul.

"keren kamu dek" Sinta memberikan 4 jari jempolnya, 2 jempol tangan dan 2 jempol kaki.

bukan hanya Sinta, ibu dan ayah fatma juga semakin mantap dengan rencana yang telah mereka susun dulu bersama seorang teman mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!