Bab 2

Suatu pagi di sebuah sekolah negeri ternama di ibu kota, terlihat para siswa sedang berlari-larian kecil mengelilingi lapangan basket.

yaps hari ini adalah jadwal pelajaran untuk mata pelajaran olahraga, jadi sebelum mulai kegiatan olahraganya para siswa memulai pemanasan terlebih dahulu.

"baik anak-anak, satu kali putaran lagi, setelah itu kalian buat kelompok masing-masing enam orang, hari ini kita latihan basket" perintah pak Adam selaku guru olahraga di SMA tersebut.

"baik pak" jawab para murid serempak.

setelah menyelesaikan satu kali putaran semua siswa lalu membagi kelompoknya masing-masing.

"baik, hari ini kita simulasiv basket, mengingat sebentar lagi sekolah kita akan mewakili pertandingan basket antar provinsi jadi baik yang nanti akan ikut lomba maupun tidak ikut lomba juga wajib ikut simulasi ini".

kelompok pertama yang beranggotakan Angga, Ian, Beno, Alfa, Dika, Husein bertanding melawan kelompok kedua yang beranggotakan Chandra, Bayu, Galih, Dino, Juna, Adit.

"kenapa yang tanding duluan malah para pentolan sekolah sih, kan jadi nggak semangat nanti jadinya" ucap jelita si gadis centil sohibnya Icha, tapi maaf-maaf kata ya dia centil bukan yang suka ganjen gitu bukan, hanya kadang suka manja saja terlebih sama icha sohib sehidup sematinya itu.

"Halah sok iye loe mah, padahal dalam hatinya mah lagi sorak-sorak bergembira tuh" jawab Icha yang duduk di sampingnya.

"ihhh, diem atuh kan jadi malu" memasang muka puppy eyes, tapi emang mirip puppy sih, apalagi mata dia juga sipit.

"sok-sok an bilang malu loe, kalo liat mereka wajah udah kek kepiting rebus euy, merah merona cetar membahana".

"lebay amat sih loe Cha, tapi emang iya ya wajah gue suka kayak kepiting rebus?"bisik jelita ke Icha.

"hemz, apalagi sama si Ian, ketahuan banget kalo loe ada rasa sama dia, udah sih kalian berdua jadian aja kenapa?gue sebagai sohib loe bakalan dukung loe pokoknya kalo loe pacaran sama Ian".

"iya loe bakalan dukung, nanti jatuhnya malah cinta bertepuk sebelah tangan lagi, ogah lah gue nembak dia duluan, lagian ya Cha, si Ian tuh susah banget di deketin, misterius banget tipikal orangnya, tapi juga bikin penasaran gimana sih?susah ah di jelasinnya".

"mau gue bantu?" Icha menawarkan sebuah bantuan untuk sahabatnya itu.

"beneran loe bisa bantu?kalo beneran bisa gue traktir tiket nonton bioskop dua kali gimana?

"ok, deal ya".

"yaps deal, secara kan loe tetangganya Ian pasti lebih tau dong segala aktivitas dia sehari-hari kek mana".

"heh gue bukan cenayang ya jelita yang cantik manjalita, ya mana gue tau segala aktivitas dia sehari-hari kita hanya tetangga bukan satu rumah, ada-ada emang kadang kalo ngomong kamu mah".

"ya kan loe temenan sama kakak sama adiknya Ian kan, pasti tau lah".

"ya tapi nggak sedetail itu ta" kali ini Icha hanya geleng-geleng kepala, memang sahabatnya satu ini jika sudah jatuh cinta apa menyukai seseorang ibarat kata pepatah gunung kudaki laut pun kusebrangi, harus dapat bagaimana pun caranya, emang kadang segila itu sih dia kalo udah jatuh cinta, gue sebagai sahabatnya aja kadang suka nggak habis Fikir itu anak ambis banget kalo sama cogan.

Pertandingan pun dimulai, sorak Sorai penonton mengiringi jalannya pertandingan basket pagi ini, terlebih yang bertanding adalah para pentolan sekolah yang notabenenya mereka famous di sekolah.

Seiring berjalannya waktu jam pelajaran olahraga pun selesai.

Bel tanda jam istirahat berbunyi dengan sangat nyaring, para siswa mulai berhamburan keluar dari kelas masing-masing, maklum guys jam istirahat adalah idaman para siswa, keknya hampir semua Siswa menyukai jam istirahat deh. ok lanjut.

Beberapa siswa ada yang langsung menuju ke kantin, ada yang ke perpus ada pula yang ke lapangan sekolah hanya untuk sekedar main basket atau main futsal, tapi tetep mayoritas kek kantin guys.

Suasana kantin sekolah dengan pemandangan yang setiap hari hampir sama. Di sisi ujung ruangan nampak empat orang siswa yang sedang sibuk ngobrol.

"denger-denger anggota OSIS udah pada mau demisioner ya?"tanya Angga yang masih sibuk dengan bakso kuahnya.

"iya bulan ini jabatan mereka selesai sebagai OSIS" imbuh Ian.

"kalo gitu loe daftar aja Ian jadi ketua OSIS, kan public speaking loe bagus tuh, udah gitu loe pinter, nggak demam panggung juga, gimana paket lengkap kan?"ini Bayu yang berkata seperti ini.

"katanya sudah ada kandidat lain yang udah daftar sebagai ketua OSIS guys"imbuh Juna.

"wah siapa tuh?"Angga mulai kepo, maklumlah dia salah seorang anggota jurnalis majalah sekolah sama seperti Ian juga sih, cuma kalo Ian bagian dokumentasinya.

"Chandra, si kapten basket, denger-denger dia sudah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS".

"loe dapat info dari mana Jun itu?"kali ini Bayu yang kepo

"ada kemarin aku denger katanya anak basket bakalan ada kapten baru, nah kapten yang lama katanya mau daftar sebagai ketua OSIS"

"wah cocok ini kalo Ian daftar sebagai ketua OSIS nanti partnernya Chandra, secara background mereka bagus semua, ya nggak Ian?"

"enggak dulu lah bay aku mah, sudah sibuk sama majalah sekolah aku mah, kasih kesempatan yang lain aja, pasti masih banyak kok"jawab Ian yang langsung di tanggapi dengan sikap tidak setuju oleh ketiga kawannya, mereka bertiga serempak menggelengkan kepalanya.

"why?"

"karena loe udah gue daftarkan Ian"akhirnya Juna mengakui kejujuran karena telah mendaftarkan sahabatnya untuk ikut mencalonkan diri menjadi ketua OSIS sekolah.

"kok loe nggak bilang-bilang sih Jun".

"ya kalau gue bilang loe pasti nggak bakalan mau ikut mencalonkan diri Ian".

"wkwkwk bener-bener loe jun, kalo ijin dulu Ian pasti nggak bakalan mau ikut, padahal kan loe bagus dalam bidang akademik maupun non akademik Ian"imbuh Angga.

"sayang banget kalo potensi mu itu nggak kamu gunain sebaik mungkin Ian"Bayu menambahkan.

Diantara mereka berempat emang yang paling pinter, public speakingnya bagus, dan berwibawa emang cuma Ian sih, ya yang lain nggak buruk-buruk amat citranya cuma kalo yang lain ya masih di batas aman kok.

"tenang loe nanti tinggal persiapkan diri saja, segala sesuatu seperti pengisian berkas, dokumen-dokumen pendukung sudah gue siapin nanti tinggal di kumpulin aja ke panitia pendaftaran OSIS baru".

"asli ini mah loe emang niat banget buat daftarin Ian jadi OSIS Jun"kata Angga sembari bertepuk tangan atas keberanian kawannya itu mendaftarkan Ian sebagai ketua OSIS.

Seperti yang di ketahui, Ian itu tipikal orang yang misterius, tapi dia bisa membawa diri dengan baik jika sedang berada di forum umum, mungkin karena sudah lama berkecimpung di dunia fotografi dan jurnalis, di tambah public speakingnya juga bagus kalo ini sih nilai plus, soalnya dia punya side job sebagai seorang MC di luar kegiatan wajib di sekolahnya, kalau orang yang belum kenal Ian dengan baik pasti yang pertama mereka lihat adalah misterius dan introvert tapi asli nggak ada introvertnya sama sekali, kalo misterius iya sih sahabat-sahabatnya aja kadang suka bingung, bingung apa yang dia mau dan dia inginkan, maklum anak game biasalah udah biasa belajar taktik melawan lawan jadi Keikut ke dunia nyata keknya.

"tenang Ian, tiga suara terbaik nanti dari kita kok, loe udah mengumpulkan tiga suara ini dari sahabat-sahabat loe"imbuh Bayu semangat, bocah satu ini emang paling the best kalo soal kasih support ke temen, nggak kaleng-kaleng pokoknya mah.

"itu acara pemilihan ketua OSIS nya kapan sih Jun?".

"bulan depan Ian, tenang Loe masih punya banyak waktu kok buat persiapan".

"ah ilahhh, Ian mah nggak butuh persiapan Mateng kali Jun".

"ya kan siapa tau gitu butuh persiapan bay".

"udah ada dua calon kandidat ketua OSIS satu lagi siapa ya kira-kira?"angga mulai berfikir kira-kira siapa yang bakalan mencalonkan diri atau di calonkan sebagai ketua OSIS.

"kalo nggak salah malah yang pemilihan ketua OSIS tahun ini kandidatnya ada empat".

"banyak banget Jun, biasanya juga cuma tiga orang"jawab Bayu.

"mungkin karena sekarang banyak siswa-siswa yang berprestasi makanya di buat empat kandidat ketua OSIS nya" imbuh Angga.

Tanpa terasa bel tanda istirahat berbunyi, istirahat pun selesai, semua siswa lalu kembali ke kelas masing-masing tanpa terkecuali empat sekawan tadi, mereka berempat lalu menuju ke kelas mereka untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

"Kelas XI IPS 1" terlihat seorang guru melihat handout yang dia bawa untuk memastikan agar tidak salah kelas, "hemz lumayan berisik ya anak-anaknya" ia setengah berbisik, lalu kemudian mengetuk pintu kelas.

suasana kelas yang tadi ramai tetiba langsung sunyi senyap, para siswa sudah duduk rapi di tempat duduk masing-masing.

"selamat siang anak-anak, ini saya di tugaskan oleh ibu Clara untuk memberikan tugas karena beliau sedang berhalangan hadir hari ini karena sedang ada rapat", ketua kelas tolong ini di bagikan ke teman-temannya.

Juna selaku ketua kelas lalu kedepan membantu membagikan tugas yang di berikan oleh ibu Clara kepada teman-temannya.

"baiklah anak-anak saya akan kembali ke kantor lagi, nanti kalau sudah selesai tugasnya kalian kumpulkan jadi satu lalu bawa ke meja Bu Clara ya".

"baik pak"jawab anak-anak serempak.

setelah beberapa saat para siswa pun sibuk mengerjakan tugas dari Bu Clara hingga selesai, setelah selesai mereka mengumpulkan tugasnya lalu di bawa ke meja Bu Clara di kantor guru.

"sudah selesai semua kan teman-teman ini?"tanya Juna ke teman-temannya guna memastikan bahwa tugas yang di berikan oleh Bu Clara semua sudah mengerjakannya.

"sudah"jawab mereka serempak.

Dengan di bantu Ian, Juna membawa tugas yang di berikan oleh Bu Clara ke kantor guru untuk di kumpulkan.

To be continue ^_^

Terpopuler

Comments

Dear_Dream

Dear_Dream

Cerita ini memikat emosi dan perasaanku sepanjang waktu.

2023-11-24

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!